Trending Topik

Istilah Mirip tapi Tidak Sama Artinya-Definis Berbeda di Bidang Teknik (2 of 2)

Diposting oleh On Wednesday, June 24, 2015

51. Perbedaan Gambar Teknik antara PFD, P&ID dan BLOCK DIAGRAM
  • PFD : gambar teknik yang menekankan pada aliran proses dan hukum thermodinamika, dilengkapi dengan neraca massa, neraca energi, kondisi operasi (suhu & tekanan). Penggambaran tidak dibuat semirip asli seperti di lapangan  
  • P&ID : gambar teknik yang menekankan pada kelengkapan spesifikasi pipa (dimensi, bahan, standarisasi) dan instrumentasi (kontrol, valve, sistem utilitas dsb). Penggambaran dibuat sedikit mirip dengan kondisi di lapangan  
  • Block  Diagram : gambar teknik yang paling sederhana untuk menggambarkan aliran proses, biasanya peralatan digambarkan dengan bentuk sederhana seperti persegi, lingkaran, segilima dsb
52. Perbedaan Sebutan Air (Water) di PLTU antara  Sea Water - Raw Water / Well Water / Fresh Water - Demineralized Water / Pure Water / Deionized Water- Feed Water - Distillate Water - Condensate Water
  • Sea Water : air laut yang digunakan untuk air proses (salinitas dan conductivity tinggi). Spesifikasi conductivity >30.000 µS/cm
  • Raw Water / Well Water / Fresh Water / Distillate Water : air murni yang biasa kita lihat sehari - hari (untuk minum, mencuci dan servis), didapatkan dari proses Desalination Sea Water  (bisa menggunakan sistem distilasi, reverse osmosis) atau air sumur/air sungai. Spesifikasi conductivity <1000 ÂµS/cm
  • Demineralized Water / Pure Water / Deionized Water : air bebas mineral yang didapatkan dari pengikatan ion positif dan ion negatif dengan resin anion - kation (sangat baik digunakan untuk perpipaan karena tidak menyebabkan korosi). Spesifikasi conductivity <1 µS/cm
  • Feed Water : air umpan yang siap dimasukkan ke Boiler untuk diubah menjadi steam (spesifikasi sudah memenuhi standar Boiler Water). Spesifikasi conductivity 20-40 ÂµS/cm
  • Distillate Water : hasil dari proses distilasi air laut jika proses menggunakan Evaporator di Desalination Plant (disebut juga Raw Water). Spesifikasi conductivity <20 µS/cm
  • Condensate Water : air hasil kondensasi di Condenser yaitu steam (panas) dikontakkan dengan air pendingin sehingga terjadi pengembunan (kondensasi). Spesifikasi conductivity <40 µS/cm

53. Perbedaan Istilah Failure di Pembangkit Listrik antara BLACKOUT - TRIP - DERATING
  • Blackout : keadaan unit pembangkitan mati total tanpa ada daya cadangan listrik tersisa, jadi gelap gulita 
  • Trip : keadaan unit pembangkitan berhenti beroperasi salah satu (jika terdapat 2 unit) dan yang lainnya masih menghasilkan daya. Tujuan utamanya adalah maintenance atau karena kerusakan mendadak yang harus menghentikan operasi atau perbaikan terencana
  • Derating : keadaan unit pembangkitan turun daya mampu yang bisa disebabkan karena beberapa faktor seperti kekurangan air, vibrasi turbin tinggi, boiler bocor dsb

 54. Perbedaan antara TURBINE dan GENERATOR
  • Turbine : alat yang digunakan untuk mengubah energi panas berupa steam menjadi energi gerak karena perputaran sudu - sudu Turbine sehingga poros bergerak dan memutar Generator
  • Generator : alat yang digerakkan oleh Turbine karena terletak satu poros sehingga menghasilkan medan magnetik dan membangkitkan gaya gerak listrik
55. Perbedaan antara BOILER (di PLTU) dan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) (di PLTGU)
  • Boiler : alat yang mengubah energi kimia (air laut / air tawar) menjadi energi panas (steam) dengan struktur peralatan menggunakan Furnace sebagai tempat pembakaran dan aplikasi sistem ini di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
  • HRSG : alat yang mirip dengan Boiler namun tidak memiliki Furnace karena panas diambil dari gas buang pembakaran Turbine Gas. Jadi siklus HRSG hanya terjadi di pembangkit listrik tenaga gas - uap (PLTGU) yang alurnya adalah gas dibakar di ruang pembakaran (PLTG) sehingga menghasilkan tekanan gas untuk menggerakkan Turbin Gas dan gas keluaran masih mengandung suhu tinggi dan untuk efisiensi thermal maka digunakan untuk memanaskan air di HRSG sehingga bisa menghasilkan uap untuk menggerakkan Turbine Uap
Untuk melihat skematik process PID kedua jenis boiler tersebut di: Aliran Proses di PLTU vs PLTGU

 56. Perbedaan antara Total Suspended Solid (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS)
  • TSS : total padatan tersuspensi yang artinya padatan yang bercampur dengan air yang tidak menyatu secara homogen. Dapat dipisahkan dengan filtrasi dan koagulasi
  • TDS : total padatan terlarut yang artinya padatan yang bercampur dengan air dan menyatu secara homogen, terlihat tidak ada impurities dalam air. Dapat dipisahkan dengan pemanasan, sehingga energi kinetik dalam larutan meningkat dan terjadi tumbukan akibatnya partikel dengan densitas besar akan mengendap. Selain itu juga bisa diminimalisir dengan reaksi kimia
57. Perbedaan antara Bubble Point, Dew Point dan Azeotrop Point
  • Bubble Point : titik dimana cairan mulai menguap
  • Dew Point : titik dimana cairan mulai mengembun
  • Azeotrop Point : titik dimana komposisi di fase uap = komposisi fase cair
58. Perbedaan antara Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) dan Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO)
  • SWRO : salah satu macam desalination system tipe Reverse-Osmosis (RO) yang umpannya air laut kemudian produknya adalah air payau (Brackish Water)
  • BWRO : sistem lanjutan dari SWRO, dimana umpannya adalah air payau (Brackish Water) dan produknya adalah air tawar (Raw Water). Jadi antara SWRO dan BWRO adalah kesatuan sistem (double effect).
Detail tentang aplikasi RO di: Teori & Sistem Operasi RO

59. Perbedaan BILANGAN  KEKENTALAN antara SAE dan ISO-VG
  • SAE : Society of Automotive Engineer adalah standar Motor Oil yang digunakan di dunia dan berasal dari standar Amerika. Bilangannya seperti SAE 10-40W, 20-50W
  • ISO-VG : ISO-Viscosity Grade adalah standar oli untuk industri (Bearing, Gearbox, Compressor, Fan, Turbine) yang berasal dari standar Eropa. Bilangannya seperti ISO-VG 32, ISO-VG 46 
Untuk detail penggunaan bilangan tersebut di: Analisa Oil Pelumas (Tribology)
60. Perbedaan antara ANNEALING dan QUENCHING
  • ANNEALING : pemanasan logam diikuti pendinginan pelan - pelan untuk mendapatkan perubahan sifat properties (struktur mikro) yang diinginkan
  • QUENCHING : pemanasan logam diikuti pendinginan mendadak yang sangat drastis (bisa air atau oli) 

61. Perbedaan antara STAINLESS STEEL (SS) dan CARBON STEEL (CS)
  • STAINLESS STEEL atau HIGH ALLOY STEEL: "stain" artinya karat, "less" artinya minim sehingga secara keseluruhan SS adalah baja yang tahan karat karena hasil dari rekayasa penambahan unsur kimia ke dalam alloy steel. SS disebut juga High Alloy Steel yang artinya besi baja dengan tambahan banyak unsur aditif dengan karakteristik >10% Cr
  • CARBON STEEL ATAU LOW ALLOY STEEL: baja yang terbentuk dari berbagai macam jumlah carbon yang bervariasi (low/mild, medium, high carbon). Carbon steel disebut juga low alloy steel yang artinya baja dengan sedikit tambahan unsur aditif
Detail pembahasan di: Macam-Macam Stainless Steel

62. Perbedaan ALAT ANALISA KOMPOSISI MATERIAL antara XRF dan XRD
  • X-RAY FLUORESCENCE (XRF) : alat yang digunakan untuk menguji komposisi unsur dari suatu material
  • X-RAY DIFRACTION (XRD) : alat yang digunakan untuk menguji komposisi unsur dari kerak/deposit pada material
Detail bagian pada XRF di pembahasan: Metode XRF
Sedangkan detail untuk XRD di: Metode XRD

63. Perbedaan istilah PENGGUMPALAN antara FLOKULASI (FLOK) dan AGGLOMERATION (AGGLOMERATE)
  • FLOKULASI (FLOK) : proses penggumpalan karena pengaruh polymer bridging action (aksi polimer) dan gumpalan yang terbentuk disebut Flok
  • AGGLOMERATION (AGGLOMERATE) : proses penggumpalan karena pengaruh immiscible bridging action (aksi partikel tidak tercampur) dan gumpalan yang terbentuk disebut Agglomerate
DEtail penelitian tentang koagulasi-flokulasi di: Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi

64. Perbedaan ENDAPAN/KERAK antara  SCALE/SLAG dan DEPOSIT/FOULING
  • SCALE/SLAG : disebabkan karena reaksi kimia dan tidak larut dalam fluida, bentuk sangat keras bahkan meng-kristal
  • DEPOSIT/FOULING : disebabkan oleh penumpukan suspended solid/TSS yang terus-menerus namun masih bisa larut di fluida
Detail asal muasal kerak dan reaksi kimia di: Analisa Kerak Tube Boiler & Condenser

65. Perbedaan istilah PIPA antara PIPING/PIPE dan TUBING/TUBE
  • PIPING/PIPE : terletak diluar dari sistem peralatan, tidak dipengaruhi diameter dan spesifikasi teknis lainnya serta bisa terlihat oleh mata telanjang seperti pipa circulating water, main steam pipe
  • TUBING/TUBE : terletak didalam peralatan sistem seperti heat exchanger tipe shell & tube, atau terlapisi oleh isolasi yang tidak bisa terlihat dengan mata telanjang seperti tube condenser, tube boiler, tube heat exchanger
66. Perbedaan LAPISAN FILM PIPA antara COATING dan LINING
  • COATING :  lapisan film dengan ketebalan sampai 50 mil (1.27 mm) yang diterapkan pada eksternal pipa/vessel untuk melindungi dari reaksi korosi dengan lingkungan
  • LINING :  lapisan film dengan ketebalan sampai 100 mil (2.54 mm) yang diterapkan pada internal pipa/vessel untuk melindungi dari reaksi korosi dengan fluida yang mengalir
67. Perbedaan VISKOSITAS antara DYNAMIC/ABSOLUTE VISCOSITY dan KINEMATIC VISCOSITY
  • DYNAMIC/ABSOLUTE VISCOSITY  : mengukur tahanan aliran atau kemampuan fluida terhadap transfer momentumnya. Didapatkan dari perhitungan mass/(length x time) dengan satuannya Pa.S
  • KINEMATIC VISCOSITY : didapatkan dari perhitungan dynamic viscosity/density fluida pada temperatur dan tekanan yang sama, dengan satuannya m2/s atau mm2/s
68. Perbedaan Jenis Deposit antara SLAGGING/SCALING dan FOULING
  • SLAGGING/SCALING : deposit yang umumnya terbentuk pada area yang LANGSUNG bersentuhan dengan api/panas sehingga membentuk struktur yang sangat keras karena mengkristal. Treatment minimalisir yang umum dilakukan adalah dengan chemical
  • FOULING : deposit yang umumnya terbentuk pada area yang TIDAK LANGSUNG bersentuhan dengan api/panas dan struktur masih lunak karena hanya penumpukan suspended solid/ash yang tipis secara terus-menerus tanpa membentuk kristal. Treatment minimalisir yang bisa digunakan adalah metode scrapping, water jet compressor
69. Perbedaan Lumpur/Fouling antara SLIME dan SLUDGE
  • SLIME: tipe fouling yang lebih besar jumlah mikroorganisme/biota daripada kandungan inorganik-nya
  • SLUDGE: tipe fouling yang lebih besar kandungan inorganik-nya daripada mikroorganisme/biota
70. Perbedaan Kondisi di Steam Drum di PLTU antara PRIMING dan FOAMING
  • PRIMING: Luapan air ikut steam kering (superheated) yang bisa disebabkan karena salah desain, laju pembakaran terlalu tinggi dan beban fluktuatif
  • FOAMING: Kondisi tingginya tegangan permukaan sehingga kestabilan bubble kecil (kondisi banyak gelembung)
71. Perbedaan Jenis Densitas (Kerapatan Material) Tanah/Pasir antara Bulk Density dan Particle/True Density
  • BULK DENSITY: Kerapatan material DISERTAI pori-pori
  • PARTICLE/TRUE DENSITY: Kerapatan material TIDAK DISERTAI pori-pori
72Perbedaan Material Stainless Steel (SS) 304, 316, 304L dan 316L adalah:
  • SS 304 mengandung C mx 0.08% memiliki sifat tahan korosi dan oksidasi, excellent strength & ductility, mudah dilas
  • SS 316 adalah SS 304 yang ditambahkan  lebih unsur molybdenum (Mo) sehingga SS 316 lebih tahan air laut, chloride, sulfur dan juga tahan terhadap operasi temperatur tinggi.
  • SS dengan low carbon seperti 304L dan 316L mengandung mx 0.03%C berguna menurunkan precipitation of intergranular carbide dna resiko dari intergranular corrosion
73. Perbedaan CONDUCTIVITY antara Anion-Cation Conductivity dan Spesific Conductivity
  • Anion conductivity yang sebenarnya adalah anion exchanged conductivity ---> sampel air dilewatkan resin bed anion exchanger (muatan negative) sehingga muatan ion yang tertangkap dari sampel air adalah positif seperti sodium (Na+) dan potassium (K+)
  • Cation conductivity/Acid conductivity yang sebenarnya adalah cation exchanged conductivity --->  sampel air dilewatkan resin bed cation exchanger (muatan positif) sehingga muatan ion yang tertangkap dari sampel air adalah negatif seperti chloride (Cl-), sulphate (SO42-)
  • Specific conductivity artinya mengukur seluruh ion (positif dan negatif) pada sampel air. Umumnya penyebutan cukup conductivity atau total conductivity

Referensi: Catatan ringkas dari pengalaman kuliah, filosofi yg dijelaskan dosen, referensi pendukung jurnal ilmiah dan pengalaman di lapangan
ARTIKEL TERKAIT : 

Air & Flue Gas System

Diposting oleh On Thursday, June 18, 2015

Air & Flue Gas System adalah sistem aliran udara pembakaran dan udara sisa pembakaran. Penggunaan peralatan pen-supply udara untuk bahan bakar residual oil (RO) adalah udara di-supply dari ambient yang disedot oleh forced draught (FD) fan kemudian dipanaskan terlebih dahulu di steam coil air heater (SCAH) yang memanfaatkan panas dari auxiliary steam LP turbine. Tujuan penggunaan SCAH adalah untuk mencegah pengerakan sulphur yang diakibatkan oleh perbedaan temperatur flue gas yang mengandung impurities sulphur, karena sulphur dari flue gas yang melewati air heater akan berputar dan sebagian kontak dengan udara dingin sehingga bisa menyebabkan penggumpalan. Dari SCAHkondensat dibawa ke evaporator dan udara panas disempurnakan oleh air heater yang menggunakan pemanfaatan panas sisa boiler yaitu flue gas. Untuk efisiensi panas, sebagian flue gas disedot oleh gas injection (GI) Fan untuk di mixing dengan udara pembakaran sehingga suhu udara sedikit naik dan dikontakkan dengan main gun burner menyelimuti sisi semburan. Sedangkan jika bahan bakar yang digunakan adalah gas alam maka peralatan yang tidak digunakan adalah SCAH dan GI fan.


Flue Gas System PLTU BL
Boiler System PLTU BT
"Air and flue gas system are combustion air flow system and residual air combustion. Usage of instrument air supply for RO fuel is air supplied from ambient that pushed by FD Fan then heated firstly in the SCAH that recovery heat from auxiliary steam LP turbine. The purpose SCAH is to prevent sulphur slag due to differential temperature flue gas contain sulphur impurities, because sulphur from flue gas passthrough air heater will rotate and a half contact with cold air so that cause slag. From SCAH, condensate brought to evaporator and hot air completed by air heater that recovery from residual heat in boiler such as flue gas. For heat efficiency, a half flue gas forced by GI fan to mixed with combustion air so that air temperature increase and contacted with main gun burner around side spray fire. Whereas if fuel that used is natural gas so equipment that not used are SCAH and GI fan."

Kutip Artikel ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2015). Air & Flue Gas System, Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2015). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi DISINI

Combustion System PLTU

Diposting oleh On Thursday, June 18, 2015

Combustion System adalah sistem pembakaran di ruang boiler (furnace) menggunakan main gun burner untuk mencampur antara bahan bakar dengan atomizing system. Di main gun burner juga terdapat igniter untuk pemercik awal api dan disekelilingnya terdapat udara pembakaran dari FD fanMain gun burner sistem penyalaannya selalu berpasangan mengikuti aturan bawaan dari pabrik yang sudah di set sesuai arah perpipaan sehingga didapat secara tepat uap yang bisa dikonversikan ke daya yang dihasilkan. Penjelasan ini adalah untuk PLTU yang berbahan bakar gas alam sehingga tipe boiler juga mengikuti desain untuk peruntukan gas alam. Kebanyakan PLTU di Indonesia adalah berbahan bakar batu bara dengan tipe boiler circulating fluidizing bed (CFB). Pada boiler CFB, untuk pemanasan awal menggunakan bahan bakar high speed diesel (HSD) kemudian  jika panas sudah tinggi ditambahkan pasir ke boiler, jika pemerataan panas oleh pasir sudah merata di semua bidang permukaan boiler maka batu bara diumpankan. Pembakaran akan terjadi terus-menerus dengan urutan panas pasir akan membakar batu bara sampai menjadi abu

BACA JUGAFuel System PLTU
Boiler System PLTU BT
Combustion system is ignition system in boiler furnace using main gin burner to mix between fuel with atomizing system. iIn the main gun burner also there is igniter to ignite firing  and around there is air combustion from FD fan. Firing of main gun burner system always couple follow standard company according to pipe so that get exact vapor can be converted into power generate. This explain only in steam power plant using natural gas as fuel so that boiler type design different with CFB boiler using coal. The most power plant in Indonesia is coal steam power plant, which using HSD fuel as igniter then if the heat spread in the surface so sand added to boiler furnace until high temperature. If high temperature so coal feeding and happen continuous combustion untul coal produce ash.
Kutip Artikel ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2015). Combustion System PLTU, Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2015). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi DISINI

Fuel System PLTU

Diposting oleh On Thursday, June 18, 2015

Bahan bakar yang dipakai di PLTU adalah high speed diesel (HSD) oil, residu oil (RO)gas alam dan batubara. Proses penggunaan bahan bakar adalah sebagai berikut : saat permulaan penyalaan unit (start up unit) digunakan bahan bakar HSD, dimana alirannya dimulai dari HSD oil tank yang dipompa dengan HSD transfer pump menuju ke HSD oil service tank untuk penampungan bahan bakar kemudian dipompa dengan HSD oil pump (P = ± 11 – 12 kg/ cm2) untuk di spray-kan di main gun burner (P = ± 4 - 5 kg/ cm2) dengan tekanan diturunkan oleh valveHSD dialirkan ke boiler yang diatomisasikan oleh atomizing air sehingga berkabut dan bertemu dengan igniter serta udara pembakaran (pembakaran selama 5 menit).

Setelah unit jalan selama 5 menit dengan bahan bakar HSD maka dilanjutkan oleh bahan bakar RO yang diproses mulai dari RO tank yang dipanaskan terlebih dahulu di RO preheater yang memanfaatkan panas dari auxiliary steam LP turbine kemudian ditransfer ke RO service tank dengan RO transfer pump. Dari RO service tank dipompa dengan RO pump (P = ± 28  kgf / cm2) yang  dilewatkan di RO heater yang juga memanfaatkan panas dari auxiliary steam LP turbine untuk penyempurnaan pemanasan sebelum masuk boiler. Di main gun burner, karena RO terlalu kental untuk di spray-kan maka dikabutkan dengan atomizing steam dari auxiliary steam HP turbine (P = ± 11  kgf / cm2) dengan tekanan masuk main gun burner P = ± 15 - 17  kgf / cm2. Penggunaan RO mulai sedikit dikurangi dengan alasan RO lebih mahal dibanding gas alam sehingga dilakukan pembatasan penggunaan fossil fuel. Penggunaan RO hanya dipakai jika persediaan gas alam sangat kurang dan mengancam unit trip (emergency). Sekarang bahan bakar yang sering dipakai adalah gas alam dengan alasan persediaan di alam melimpah dan program pemerintah konversi fossil fuel ke gas alam. Gas alam dimulai dari gas station bertekanan tinggi melewati pipa langsung dari supplier dengan tekanan (P = ± 25  kgf / cm2) kemudian diturunkan tekanan menggunakan valve yaitu V-1 (dari 25 kgf / cm2 ke 12 kgf / cm2 ), V-2 (dari 12 kgf / cm2 ke 8 kgf / cm2), V-3 (dari 8 kgf / cm2 ke 2 kgf / cm2). Gas alam yang masuk ke main gun burner disetting tidak boleh lebih dari 4 kgf / cm2 dan tidak boleh kurang dari 0,15 kgf / cm2 (0,15 < P < 4), jika tidak memenuhi kondisi maka unit trip.
Fuel Tank PLTU BT

Kutip Artikel ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2015). Fuel System PLTU, Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2015). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi DISINI