Trending Topik

Scope Ash Handling Plant PLTU

Ash Handling Plant di PLTU adalah penanganan limbah/sisa batu bara keluaran dari boiler. Ada 2 macam limbah batu bara yaitu :
  1. Bottom Ash: sisa pembakaran yang memiliki densitas besar (sedikit lembab dan padat) yang jatuh ke bawah /dasar boiler furnace berdasarkan gravitasi, tempatnya dibawah  ruang bakar (boiler). Bottom ash adalah limbah pembakaran batu bara yang berupa debu yang memang merupakan kontaminan sehingga tidak bisa terbakar atau batu bara yang sangat keras sehingga dengan temperatur pembakaran di boiler kurang cukup bisa terbakar secara keseluruhan
  2. Fly Ash: debu yang sangat ringan karena densitas-nya kecil sehingga berhamburan yang bisa menyebabkan pencemaran udara, tempatnya di cyclone separator boiler. Dalam pembakaran batu bara di boiler, batu bara akan terbakar sehingga menghasilkan abu dan abu ini dipisahkan di cyclone separator dimana partikel yang berat akan jatuh ke dasar cyclone sedangkan yang ringan akan lanjut ke proses selanjutnya dan ditangkap oleh electro static precipitator (ESP) sebelum dibuang melalui cerobong.

Sistem peralatan yang ada di ash handling meliputi :
  • Electro Static Precipitator (ESP)  
Dikutip dari Handbook Steam Power Operation (Woodruff et al, 2000) sebagai berikut:


 Sumber Gambar : https://engineering.dartmouth.edu
Electro Static Precipitator (ESP)


Sumber Gambar : http://uniconinter.com


Sebuah peralatan yang terdiri dari collecting plate (dialiri arus positif) dan electrode wire (dialiri arus negatif). Wire diletakkan tepat di tengah-tengah antara plate sehingga sewaktu wire dialiri arus akan membentuk medan elektron di sekelilingnya. Debu melewati antara 2 plate sehingga karena antara arus negatif dari wire tertarik ke arus positif dari plate maka debu akan tertempel di plate. Plate secara periodik akan bergetar untuk merontokkan debu yang tertempel dan menuju ke belt conveyor untuk ditampung di silo
  • Conveyor
Berfungsi menyalurkan debu tangkapan ESP ke silo. Conveyor untuk penanganan ash handling ada 2 yaitu belt conveyor dan pneumatic conveyor. Belt conveyor berupa sabuk karet yang berputar untuk menyalurkan debu (ash) yang sudah disemprot air sehingga terjadi sedikit penggumpalan agar tidak berhampuran saat dipindahkan. Sedangkan pneumatic conveyor menggunakan media udara bertekanan dari compressor untuk mendorong debu menuju silo (debu tidak disemprot air).
Belt conveyor
  • Silo
Tempat penampungan limbah debu sebelum diangkut ke pembuangan akhir/truk. Di silo ada proses dust conditioning yaitu debu disemprot dengan air agar sedikit basah (densitas meningkat) untuk memudahkan pengangkutan.
Fly ash silo
Fly ash silo
Bottom ash silo

  • Ash Valley
Tempat penampungan akhir debu dari silo, bisa dibawa dengan truk atau ditampung sebagai bulk material (material curah) 


  • Submerged Scrapped Conveyor (SSC)
Tempat penampungan debu yang letaknya dibawah boiler yang dilengkapi pendingin air sehingga debu keluaran tidak terlalu panas
  • Hopper + Crusher / Clinker Glinder
Debu dari SSC dibawa dengan truk/conveyor menuju ke hopper kemudian ke crusher untuk dihancurkan (agar tidak terjadi penggumpalan)
  • Vibrating Screen
Hasil dari crusher kemudian di saring agar partikel akhir berukuran padatan kecil (bulk material)
Kutip Artikel ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2018). Scope Ash Handling Plant PLTU, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi
[1] Feriyanto, Y.E. (2016). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya
[2] Woodruff, E.,Lammers, H., dan Lammers, T. (2000). Steam Plant Operation, Eighth Edition Handbook

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Previous
« Prev Post