Trending Topik

Risk Based Inspection (RBI) Sertifikasi by LSP Migas

Risk Based Inspection (RBI) adalah inspeksi yang didasarkan pada kemungkinan resiko yang akan terjadi berdasarkan tingkat keparahan dan frekuensi kemungkinan terjadi. RBI berfokus pada proses  di pressure vessel and piping sehingga dasar-dasar ilmu material, teknik kimia, mesin dan proses operasi harus cukup mendalam dipelajari. Berdasarkan catatan Feriyanto, RBI Engineer (2018) berikut poin-poin pentingnya:
  • Stress (tegangan) dengan satuan (N/mm2)
  • Strain (regangan) dengan satuan (%)
  • Strength (kekuatan)
  • Ductility (keuletan), berhubungan dengan sifat plastis
  • Stiffness (kekakuan)
  • Elasticity (kekenyalan)
  • Toughness (ketangguhan), kemampuan menyerap energi
  • Hardness (kekerasan), tahan terhadap penggoresan
  • Fatigue (kelelahan)
Beberapa cara penamaan material seperti:
  • Commitee Europe Normalization (CEN), misalnya kode 15Cr3 artinya baja 0.15% C & 0.75% Cr
  • AISI-SAE, misalnya kode 10xx (jenis carbon steel), digit pertama jenis baja dan digit kedua %C
Urutan ketahanan korosi adalah austenitic, ferritic, martensitic




Karaketeristik dari beberapa unsur di dalam paduan (alloy):
Alumunium (Al)
  1. Tahan terhadap oksidasi, nitrida (N2dan korosi
  2. Mudah dilas (weldability), dibentuk dan konduktifitas bagus
Chromium (Cr)
  1. Tahan korosi dan oksidasi
  2. Menambah ketangguhan (toughness)
  3. Menambah kekuatan (strength) pada temperatur tinggi (800-1150 oC)
  4. Tahan abrasi dan aus (wear) jika pada high carbon
Manganese (Mn)
  1. Tahan kegetasan karena sulphur (S)
  2. Menambah kekerasan dengan harga murah
  3. Tahan oksidasi
Molibdenum (Mo)
  1. Menambah kekuatan & ketangguhan logam pada temperatur tinggi
  2. Mencegah kegetasan
  3. Tahan korosi di pH rendah dan air laut
  4. Tahan abrasi
Nickel (Ni)
  1. Ketangguhan (toughness) pada temperatur rendah dan tinggi
  2. Tidak mudah dilas
  3. Tahan korosi pada pH tinggi dan temperatur tinggi
Phosporus (P)
  1. Kekuatan pada low carbon steel
  2. Tahan korosi
  3. Meningkatkan machineability
Silicone/Silica (Si)
  1. Tahan terhadap oksidasi
  2. Elemen campuran pada elektrik dan magnetik
  3. Menambah kekerasan
  4. Melawan kegetasan karena sulphur (S)
Titanium (Ti)
  1. Mengurangi kekerasan martensite
  2. Mencegah pembentukan austenite pada high Cr steel
  3. Mencegah hilangnya Cr di stainless steel selama pemanasan dalam waktu yang lama
  4. Mudah di las
Wolfram (W)
  1. Tahan abrasi
  2. Meningkatkan kekerasan dan kekuatan seiring kenaikan temperatur
Vanadium (V)
  1. Meningkatkan kekerasan pada austenitic
Quenching adalah pemanasan logam diikuti pendinginan MENDADAK (air, oli dan udara)
Annealing adalah pemanasan logam diikuti pendinginan PERLAHAN
Macam-Macam Stainless Steel (SS):
  • Austenitic SS
  • Ferritic SS
  • Martensite SS
  • Precipitation Hardening SS
  • Duplex SS
  • Super Austenitic SS
Beton (concrete) terdiri dari:
  • Semen
  • Aggregate
  • Air
  • Field Practice


Berikut urutan didalam analisa umur perpipaan dengan prinsip risk based inspection (RBI):
  • Corrosion Rate (CR)
Perhitungan laju korosi bisa menggunakan jangka pendek misalnya <1 tahun dan jangka panjang >1 tahun dengan rumus thickness (t) awal-akhir kemudian dibagi tahun operasi. Rumus seperti di catatan dibawah
  • Remaining Life (RL)
Perhitungan umur sisa peralatan yaitu thickness (t) aktual/terukur dikurangi thickness required/standard kemudian dibagi dengan laju korosi (CR)
  • Thickness Requirement (Tr)
Ketebalan yang dipersyaratkan/standar dan dibagi menjadi 2 yaitu untuk bejana tekan (reactor, vessel, silo) dan piping (water wall). Rumus seperti di catatan dibawah
  • Probability of Failure (PoF)
Kemungkinan kegagalan peralatan yang bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti internal/eksternal corrosion, fatigue, SCC, crack, fouling, erosion, embritlement. Dari semua penyebab tersebut diambil kemungkinan terburuknya dan penilaian skor seperti catatan dibawah
  • Consequence of Failure (CoF)
Akibat kegagalan yang merupakan hasil rata-rata perkalian 3 bidang yaitu Standby availability (S), Finansial (F) dan Location (L)
  • Maximum Allowable Work Pressure (MAWP)
Tekanan kerja maksimum yang diijinkan juga terbagi menjadi 2 yaitu untuk bejana tekan dan piping
  • Confidence Index (CI)
Tingkat keyakinan kerusakan karena terdapat riwayat atau tidaknya
  • Inspection Frequency
Frekuensi inspeksi peralatan yang disarankan dengan inputan berbagai parameter diatas yang dimaksudkan untuk me-mitgasi resiko yang ada kemudian metode inspeksi sudah terpetakan berdasarkan resiko.
Pemetaan tidak kami share disini karena bersifat rahasia dan menjadi kelebihan seorang RBI engineer untuk hal tersebut.
Training RBI cukup mahal bila dibandingkan sertifikasi lainnya seperti NDT UT, ASNT EC dan catatan tersebut menjadi pembukan wawasan di bidang  remaining life peralalatan sehingga sebagai sebagai seorang engineer tentunya bidang kompetensi ini bermanfaat untuk menunjang profesi. Training umumnya dilaksanakan selama 5 hari aktif dengan awal training pengenalan tentang material, macam potensi gangguan di operasi peralatan, macam metode inspeksi dan proses operasi. Diakhir training terdapat tugas besar dengan menganalisa sebuah sistem proses plant berdasarkan P&ID dan mencoba menggambarkan pemetaan resiko yang mungkin terjadi beserta action yang harus direncanakan dan penyelesaiannya. Materi diatas kami sampaikan terbatas hanya sebagian kecil saja untuk melindungi dokumen bersifat rahasia dan menjaga kompetensi seorang RBI Engineer. Info lebih lanjut bisa diskusi dengan kami.

Kutip Artikel ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2018). Risk Based Inspection (RBI) Sertifikasi by LSP Migas, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi
[1] Feriyanto, Y.E. (2018). Sertifikasi RBI Engineer by LSP Migas. Teknik Material ITS-Surabaya

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Previous
« Prev Post