Trending Topik

Cost & Benefit Analysis (CBA) di Ekonomi Teknik

Cost & Benefit Analysis (CBA) adalah analisa biaya (kuantitatif) yang didasarkan pada benefit (manfaat) baik yang tangible (fisik) yang bisa dihitung secara kuantitatif maupun intangible (non-fisik) yang kualitatif. Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk pendekatan pada CBA yang nantinya ujung dari semua analisis dibawa ke cost (biaya). Pada bidang tertentu seperti pengalaman kami sendiri di bidang enjiniring, terdapat kesulitan dalam membawa benefit kualitatif ke kuantitatif dan pendekatan yang umum dilakukan adalah pembobotan (scoring) pada beberapa alternatif yang akan dipilih.

Pembobotan ini didasarkan pada beberapa aspek yang mempengaruhi dan sistem skoring ditentukan sendiri oleh expert judgment yang dipilih karena diyakini mampu memutuskan hal tersebut. Pengaruh kualitatif yang berhubungan di bidang enjiniring yang sulit dibawa ke cost adalah pengaruh waktu, sosial, K3, ketaatan regulasi, keamanan, lingkungan dan masih banyak lainnya. Terdapat suatu conflicting sebenarnya dalam skoring aspek ini karena belum tentu nilai aspek satu dominan terhadap aspek lainnya dan masih didasarkan pada kepentingan expert judgment. namun permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan keilmuan seperti Teknik Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA) dan macam-macam yang umum digunakan seperti Tipe TOPSIS dan Tipe AHP-ANP.

Kali ini yang dibahas adalah pembobotan sederhana yang dilakukan oleh seorang engineer untuk mengkaji kelayakan finansial suatu investasi/permasalahan. Aspek kelayakan yang harus ada seperti: Net Present Value (NPV), Payback Period/Payback Investment (PI) dan Internal Rate of Return (IRR).

  • NPV adalah akumulasi nilai uang dimasa mendatang yang dibawa ke masa sekarang, sehingga harus didiskon (diskonto) karena nilai sekarang tentu lebih kecil dari masa mendatang. Faktor diskonto adalah 1/(1+i)^t dengan keterangan i = interest = bunga  namun lebih tepatnya sebenarnya adalah nilai % return ketika diinvestasikan ke instrument lain misalnya deposito, reksadana, obligasi, saham, emas atau aset fisik lainnya sedangkan t adalah waktu investasi misalnya tahunan/bulanan 1, 2, 3 dst...
  • Payback Period adalah waktu kembalinya investasi/Break-Event Point (BEP)
  • Internal Rate of Return (IRR) adalah laju pengembalian investasi, disini %return dari sesuatu yang kita investasikan apakah lebih besar/kecil dibandingkan investasi ke tempat lain


Poin-poin yang banyak ditemui dalam menghitung kajian kelayakan finansial dan harus diperbaiki seperti:
  • Operational Cost tahunan sering dibuat sama misal biaya di tahun-1 s/d tahun-5 sama, padahal riil-nya nilai uang dari tahun ke tahun berkurang akibat inflasi, sehingga cost akan naik dan saran dibuatkan berbeda sesuai prediksi inflasi normal/tahun yaitu sekitar 3-6%
  • Nilai interest (i) tidak harus 12%, dimana-mana kebanyakan memakai nilai itu karena menurut hemat kami begini histprinya: %return/tahun rata-rata deposito max 5.7%, reksadana pasar uang rata-rata 6-7%, reksadana pendapatan tetap/obligasi rata-rata 8-11%, reksadana saham rata-rata 5-20% dan saham rata-rata 5-50%. Sehingga pertimbangan 12% menurut hemat kami adalah diinvestasikan di reksadana pendapatan tetap yang manajer investasinya cukup handal bisa mencapai 12% karena menurut kami investasi di reksadana memang ada yang bisa sampai 12-14% walaupun itu sedikit sekali. Mengapa harus ke reksadana?? karena investor tidak perlu mengeluarkan waktu dan tenaga untuk menganalisis serta menginvestasikan ke instrument namun manajer investalilah yang bekerja sedangkan mengapa harus ke tipe pendapatan tetap?? karena tipe reksadana ini yang paling aman karena dibawa ke surat hutang/obligasi/sukuk yang %return-nya sudah ditentukan di awal sehingga investor bisa memprediksi imbal hasil yang akan didapatkan. Lebih lengkap pelajari: Tipe Investasi Reksadana Apa yang Cocok untuk Anda??
  • Nilai ekonomis suatu benda umumnya ditentukan oleh manufacturer berdasarkan trending mereka terhadap barang yang mereka sudah perjual, namun untuk engineering estimate sendiri disini juga dibutuhkan dan umumnya untuk rotating equipment 5 tahunan dan bangunan 10 tahunan. Sedangkan barang yang bersifat consumable, elektrik atau mudah korosi bisa 1-3 tahunan tergantung kondisi aktual di lapangan

Jadikan Artikel Ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2020). Cost & Benefit Analysis (CBA) di Ekonomi Teknik, www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Pengalaman Pribadi di Kajian Kelayakan Finansial Enginnering dan Investasi

Previous
« Prev Post