Trending Topik

Tipe-Tipe Trader Saham

Diposting oleh On Monday, July 15, 2019

Di bursa saham terdapat 2 tipe modal yang ditransaksikan oleh investor yaitu investasi dan trading, dimana pembagian tipe tersebut berdasarkan time frame perdagangan jual-beli sahamnya.
Sumber Gambar : www.portalinvestasi.com
Terdapat 4 tipe trader saham sebagai berikut:
 
1. Scalper Saham
Trading yang dilakukan dalam waktu sangat singkat yaitu menitan dan jam-jaman. Tipe ini cenderung menggunakan analisa volume perdagangan atau running trade yang besar sehingga saham yang sedang ramai digoreng/ditransaksikan akan disusupi oleh para scalper. Cuan yang ditarget para scalper sangat kecil yaitu 0.5-2% saja dan menggunakan sistem cut loss yang sangat pendek karena umumnya modal yang diperdagangkan adalah 100% sehingga para scalper akan terus jual-beli dengan strategi hit and run terus-menerus selama saham digoreng dan berpindah-pindah saham untuk mengurangi resiko tersangkut.

2. Day Trader
Trading yang dilakukan sistem satu harian, dimana trader akan membeli di waktu pembukaan dan menjual di hari yang sama baik untung maupun rugi. Trader yang menggunakan sistem ini umumnya adalah para manager investasi yang sedang mengelola keuangan para nasabahnya karena mereka dituntut untuk memberikan update data %return harian di laporan harian investasi. Analisa yang digunakan para day trader adalah teknikal harian dan mingguan dengan cuan yang tidak ditargetkan karena tujuan adalah tidak menimbun portfolio namun update perkembangan dana investor.

3. Swing Trader
Trading yang menggunakan strategi buy and hold yaitu membeli ketika harga sedang diskon dan menjual ketika sudah mencapai resistance/ekspektasi. Trader ini yang paling banyak tipenya di pasar modal termasuk penulis sendiri dengan ciri-ciri menahan saham sampai bulanan (<6 bulan) dengan terus mengamati berita pasar dan pergerakan grafik saham. Analisa yang digunakan adalah teknikal menggunakan eksponential moving average (EMA) mingguan, bulanan dan 3 bulanan. Trader ini akan memiliki portfolio yang beragam dan umumnya menggunakan sistem penjualan otomatis dengan setting cuan 3-5% atau lebih tinggi dari itu jika kesimpulan dari analisa teknikal menunjukkan positif bullish. Para swing trader akan diversifikasi saham mereka dengan merata dengan sistem cut loss yang lumayan panjang.

4. Position Trader
Trader ini bisa disebut juga sebagai investor karena time frame hold saham yang cukup lama yaitu diatas 6 bulanan bahkan tahunan. Analisa yang digunakan adalah fundamental dan murni digunakan untuk menabung dan mencari 2 cuan yaitu deviden tiap tahun dan capital gain ketika dijual. Saham-saham yang aktif disimpan oleh tipe ini adalah saham blue chip atau yang memiliki kapitalisasi pasar besar karena dengan pertimbangan keamanan modal yang diinvestasikan.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Trend Tahunan Pergerakan Harga Saham

Diposting oleh On Sunday, June 30, 2019

Harga saham sebenarnya memiliki pola yang hampir sama dari tahun ke tahun. Pola atau trend ini banyak dijadikan acuan para investor untuk menentukan arah investasi mereka. Jika dibahas bulanan maka terdapat beberapa kecenderungan pola harga saham, berikut ringkasannya :
Sumber Gambar : www.ellen-may.com
  • Januari 
Bulan ini masih layak sebagai waktu trading karena harga saham masih terpengaruh oleh window dressing (make up harga saham agar bagus di laporan keuangan dan umumnya dilakukan di akhir tahun sebagai laporan tahunan). Bulan ini harga saham bagus karena memasuki tahun baru banyak investor optimis dan kecenderungan membentuk pola positif.
  • Februari-Maret
Bulan ini masih bagus sebagai waktu trading dan beberapa perusahaan sudah mulai menerbitkan laporan keuangan tahunan bahkan sampai tebar deviden. Bulan ini banyak investor menggelontorkan dana investasi besar ketika sudah melihat laporan keuangan tahun sebelumnya dan umumnya mengincar pembagian deviden. Harga saham pada bulan ini bisa naik tinggi ketika pengumuman cum date deviden dan akan turun drastis ketika ex date deviden. Pada bulan ini, investor pemula wajib hati-hati terhadap pergerakan harga saham agar tidak tersangkut pada harga atas.
  • April
Bulan ini adalah awal trend menurun walaupun separuh awal bulan ini diwarnai pembagian deviden namun banyak investor sudah mulai melakukan penarikan uang untuk investasi di bidang lain. Harga saham bulan ini cukup lesu apalagi jika diiringi laporan keuangan Q1 (quarter/kuartal yaitu pembagian 1 tahun menjadi 4 periode yaitu 3 bulanan yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4) tentang pendapatan emiten yang turun dibanding tahun lalu maka harga saham bisa dipastikan turun. Pasar saham pada bulan ini ada trend naik tinggi dan turun drastis sebagai aksi jebakan bandar terhadap investor ritel.

BACA JUGA : Indikator Analisa Saham : Moving Average
 
  • Mei-September
Pada bulan ini, pasar saham sangat lesu dan cenderung sideways dengan volume perdagangan kecil. Sebagai investor jangka panjang cocok investasi pada bulan ini, karena banyak saham bagus sedang diskon besar-besaran dan pasti naik seiiring waktu karena harga saham sudah dinilai sangat murah oleh investor. Sedangkan untuk trader, bulan ini wajib dihindari atau jika memang masih melakukan aktifitas maka yang umum dilakukan adalah trading di saham lapis 3 (harga saham <500) atau menggunakan instrument investasi lain seperti obligasi.
  • Oktober-Desember
Pasar saham mulai bangkit dan terjadi optimisme yang tinggi pada bisnis perusahaan. Para bandar dan perusahaan berlomba-lomba melakukan window dressing agar laporan keuangan tahunan terlihat bagus di mata masyarakat. Para trader akan gencar melakukan transaksi pada bulan-bulan akhir ini dan harga saham cenderung positif naik dan sangat jarang anjlok terlalu dalam. Berbagai data sudah dimiliki oleh investor seperti laporan Q1, Q2 dan Q3 dengan melakukan analisa apakah terjadi trend naik atau turun terutama di segi pendapatan dan hutang. Jika laporan tersebut menunjukkan bagus maka investor akan investasi dalam jumlah besar di emiten tersebut.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Bagaimanakah Cara Mendapat Deviden Saham

Diposting oleh On Monday, June 17, 2019

Deviden adalah laba yang dibagikan perusahaan kepada investor. Deviden yang umum dibagikan di saham ada 2 yaitu deviden tunai (dibayarkan dalam bentuk uang) dan deviden saham (dibayarkan dalam bentuk lot saham). Sebuah perusahaan Tbk ketika akan membagikan deviden harus melewati rapat umum pemegang saham (RUPS) dimana dalam rapat akan diputuskan dana perusahaan digunakan sebagai apa baik kas dan labanya. Laba yang didapatkan selama 1 tahun bisa diputuskan ditahan atau dibagikan tergantung keputusan dalam RUPS apakah laba untuk pengembangan/ekspansi bisnis atau dibagikan kepada investor. Jika RUPS memutuskan dibagikan maka investor akan mendapatkan deviden
Berikut istilah-istilah yang penting ketika perusahaan akan membagikan deviden :
  • Price : besaran nominal deviden per lembar saham
  • Cum Date : tanggal penentuan investor yang berhak mendapatkan deviden
  • Ex Date : tanggal berakhirnya masa cum date (pencatatan penerima deviden)
  • Payment Date : tanggal pembayaran deviden ke investor
Penetapan deviden menjadikan angin segar sebuah harga saham karena investor tentu berbondong-bondong membeli ketika cum date agar tercatat sebagai penerima deviden. Perusahaan yang bagus akan terus menjaga ratio deviden untuk menjaga minat investor dan sebagai imbal balik atas dana yang telah disetor. Akibat yang umum terjadi ketika perusahaan akan membagikan saham adalah harga saham tiba-tiba melonjak tinggi ketika cum date dan akan menurun drastis ketika ex date. Laba yang dibagikan umumnya berkisar antara 25-80% dan perusahaan yang membagikan presentase laba yang besar tentu memiliki kapitalisasi modal yang sangat besar. Saham-saham yang royal membagikan deviden dengan nominal besar adalah ITMG, UNTR, GGRM, UNVR, HMSP.
  • Bagaimana penulis mensiasati agar mendapatkan deviden ??
Penulis mengumpulkan data waktu pembagian deviden saham tahun lalu dan kemungkinan berubah bulan sangat kecil. Setelah tahu waktunya maka penulis memilih saham LQ45 dengan alasan ketika harga saham volatile maka harga tidak jatuh terlalu dalam dan cepat bangkit. Alasan pemilihan saham tersebut karena fluktuatif harga saham pasti terjadi selama masa cum date sampai ex date. Ketika pembelian pun sudah berpikir matang jauh-jauh hari ketika harga saham sedang diskon/koreksi dan mengumpulkan dengan lot bertahap sampai terkumpul dalam jumlah besar.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Apakah Saham Sebagai Alat Investasi

Diposting oleh On Wednesday, June 05, 2019

Saham adalah salah satu jenis investasi yang cukup menggiurkan walaupun diluarsana banyak yang mengatakan bahwa saham bukan investasi. Penulis menyebutkan bahwa saham adalah investasi karena saham bisa berkembang dari sisi value dan bisa disebut asset. Sedangkan pengertian asset adalah sesuatu yang bisa berkembang walaupun pemilik tidak mendayagunakan. Saham adalah bukti kepemilikan investor terhadap perusahaan namun investor tidak serta merta bisa mengambil alih seluruh asset perusahaan. Mengapa demikian ?? karena di struktur keuangan perusahaan terdapat 2 modal yaitu modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri adalah modal yang dimiliki oleh pendiri perusahaan sedangkan modal pinjaman seperti bank, saham dan obligasi. Saham di perusahaan terbagi menjadi 2 yaitu saham prioritas/utama (preference stock) dan saham umum/publik (common stock). Pengelompokkan saham tersebut berdasarkan pengaruh besaran nominal modal yang diberikan ke perusahaan serta kewajiban perusahaan terhadap pengelolaan resiko modal usaha.
Sumber Gambar : www.majalahpajak.net
Bagaimanakah maksud dari pengelompokan saham tersebut ??
Preference stock umumnya menguasi >51% saham dan investor ini mendapatkan tempat istimewa di perusahaan seperti pengendali RUPS dan jikalau perusahaan bangkrut maka dana yang tersisa dari penjualan asset harus dibayarkan terlebih dahulu ke investor ini. Sedangkan common stock adalah saham public yang diperdagangkan di pasar modal, dimiliki oleh banyak investor yang tercatat di bursa efek dan tetap memiliki hak suara di RUPS. Jika perusahaan rugi dan harus menjual asset maka pengembalian dana investor dilakukan setelah kewajiban terhadap preferred stock dipenuhi terlebih dahulu.

Bagaimana strategi investor ritel menanggapi sistem pengelompokan seperti itu ??
Pemilihan saham dengan fundamental bagus wajib dilakukan, karena jangan sampai perusahaan tersebut rugi dan menjual asset. Ciri-ciri perusahaan yang bagus adalah barang tersebut dibutuhkan oleh banyak orang, tidak tergerus oleh kemajuan jaman dan sistem permodalan yang kuat. Dengan memilih perusahaan seperti itu untuk investasi, maka bisa dipastikan harga saham akan terus-menerus naik karena permintaan akan selalu lebih besar dari penawaran.
Mengapa beberapa orang masih menyebut saham bukan sebagai alat investasi ??
Karena disaham diawal pemilihan masih membutuhkan analisa yang cukup mendalam dan seiring waktu terdapat kenaikan dan penurunan value walaupun didalam penurunan dan kenaikan tersebut disertai data-data yang transparan. Orang yang menganggap saham bukan alat investasi adalah investor yang hanya menempatkan modalnya tanpa disertai alasan yang kuat (misal tidak memperhitungkan analisa fundamental maupun teknikal). Sedangkan bagi orang yang mengerti betul tentang saham maka cara pandang tersebut adalah kebalikannya.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Aktifitas yang Dilakukan Bandar Saham

Diposting oleh On Tuesday, May 07, 2019

Bandar adalah pengerak harga saham di pasar modal dan bandar selalu menyukai sistem cut loss yang dilakukan investor dan membenci strategi "hold". Mengapa demikian ?? karena aktifitas bandar adalah membuat naik dan turun harga saham dimana ketika saham diturunkan, bandar berharap banyak lot saham terlepas dari para investor dan mereka dengan segera meng-akumulasi saham dengan harga murah. Aktifitas tersebut tentunya dengan pertimbangan sangat matang, karena para bandar sudah tahu prospek ke depan dari emiten tersebut, sehingga sebelum meng-akumulasi saham mereka akan mencari celah untuk mendapatkan harga saham di harga murah.
Sumber Gambar : www.caesarvery.com

BACA JUGAStrategi Akumulasi Buy and Hold Saham
  
Seperti apa contoh aktifitas bandar di pasar saham ??
Kasus seperti emiten sudah mengumumkan penetapan besaran deviden yang akan dibagi per tanggal yang sudah ditetapkan. Bandar pasti tergiur dengan kebijakan emiten tersebut karena deviden cukup besar dan mereka akan segera meng-akumulasi saham. Langkah yang umum dilakukan adalah menjual dengan lot besar sehingga harga saham jatuh dan secara otomatis sistem cut loss para investor atau bandar lain bekerja, kemudian dengan segera setelah mencapai harga murah bandar tersebut melakukan akumulasi dalam jumlah sangat besar. Dengan aktifitas tersebut, seringkali kita melihat harga saham malah turun padahal akan dibagikan deviden atau berita positif aksi korporasi dan itulah memang itu adalah aktifitas yang dilakukan bandar.

Mengapa kalau tahu ada permainan bandar kita masih ingin investasi di pasar saham ??
Bandar disini bukan di analogikan negatif tetapi diartikan secara sebenarnya yaitu pengepul atau sekelompok investor yang terkoordinir. Walaupun begitu, ada ratusan bahkan ribuan bandar-bandar sebagai pemegang saham sehingga nyaris tidak mungkin satu bandar bisa mengendalikan semuanya apalagi BEI sebagai pengawas pasar modal selalu memberikan perlindungan kepada investor terhadap saham-saham yang berperilaku tidak semestinya.


Tujuan utama bandar di pasar saham adalah "cuan" dengan strategi trading, dan aktifitas bandar baik domestik maupun asing semua tercatat transparan di sistem trading online sehingga sistem judi yang disematkan di pasar saham bisa ditepis dengan keberadaan data dan sistem transparan yang ada. Dari aktifitas bandar, para investor ritel bisa memiliki data yang kuat untuk beli dan jual saham.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Proses Perkembangan Sistem Permodalan Dari Dulu Sampai Sekarang

Diposting oleh On Thursday, April 25, 2019

Saham yang diperdagangkan di pasar modal memiliki history yang cukup panjang, dimana evolusi tahap demi tahap berlangsung dalam waktu yang lama. Berikut dijelaskan detailnya :
  • Barter
Jaman dahulu setiap orang yang menginginkan benda harus menukar dengan benda lain kepada orang yang sama-sama membutuhkan di tempat yang telah disepakati. Jelas sistem seperti ini kurang efektif karena nilai benda dianggap sama antara satu dengan yang lain.
  • Membeli dengan Emas sebagai Alat Tukar
Setiap orang yang ingin membeli sesuatu harus mempunyai emas murni dalam transaksinya, sehingga setiap orang mulai memburu emas sebagai alat pembayaran. Dari sistem ini mulai ada penjual dan pembeli emas yang didalamnya terdapat transaksi/pertukaran barang komoditi. Pada masa ini, rawan sekali adanya pencurian emas, karena setiap orang harus membawa benda padatan emas setiap bepergian. Sistem ini sudah mulai berkembang cukup bagus dalam hal transaksi namun kurang dalam hal keamanan harta benda.
  • Surat Kepemilikan Emas Sebagai Alat Tukar
Pada masa selanjutnya untuk menghindari pencurian emas maka dibuatkan sistem pengepul dan penjaga emas seperti save deposit bank jaman sekarang. Setiap orang yang memiliki emas bisa menitipkan barang ke penjaga emas (bank kuno) dan mendapatkan surat kepemilikan. Surat tersebut bisa digunakan untuk jual-beli benda yang diinginkan di pasar dan bisa dipindah tangankan antara orang satu dengan yang lainnya. Pada masa itu sistem sudah berkembang lebih bagus lagi dan itulah awal mula sejarah terbentuknya uang sebagai alat tukar dan bank dibangun. Kelemahan sistem tersebut adalah nilai emas masih dirasa cukup tinggi jika digunakan untuk membeli benda yang dinilai cukup murah karena nominal emas tidak bisa dipecah ke pecahan kecil, sehingga masih kurang efektif jika digunakan untuk transaksi jual-beli.

BACA JUGA : Kemanakah Uang yang Ditabung Nasabah di Bank
  • Terbentuknya Uang dan Sistem Perbankan
Surat kepemilikan emas dikeluarkan oleh lembaga perbankan pemerintah yang bertindak sebagai pengatur regulasi perekonomian. Sistem pemecahan nominal surat kepemilikan menjadi tugas bank pemerintah sehingga orang yang memegang bisa menggunakan surat tersebut untuk transaksi jual-beli. Surat tersebut yang dinamakan uang dan bank pemerintah yang berkuasa adalah bank indonesia. Kelebihan pada masa itu adalah nominal kepemilikan harta benda sudah terpecah ke pecahan kecil namun juga masih memiliki kelemahan yaitu apakah bank yang mencetak uang benar-benar menukarkan nilai emas dengan nominal yang tertulis di mata uang, karena jika hanya sekadar mencetak uang tanpa ada emas yang disimpan maka nominal uang tidak akan menjadi nilai jika sewaktu-waktu terjadi permintaan pengembalian harta benda oleh pemilik.
  • Terbentuknya Surat Hutang dan Surat Kepemilikan Modal (Saham)
Orang yang memegang uang banyak tentu bisa memutar untuk investasi ke bisnis lain namun di sisi lain orang yang kekurangan uang juga bisa meminjam dari orang yang memiliki uang banyak. Dari sini maka timbul hutang-piutang dengan perjanjian kedua belah pihak. Dalam isi perjanjian tersebut, si peminjam uang dikenakan uang tambahan sebagai imbal hasil atas perputaran usaha dan muncul istilah bunga bank. Pemerintah selaku pengatur regulasi menjembatani agar sistem hutang-piutang dilakukan transparan antara kedua belah pihak sehingga mucul surat hutang (obligasi) dengan bunga atau return yang sudah disepakati diawal yang disebut dengan kupon. Pemilik modal akan mendapatkan surat hutang dan berhak mendapatkan kupon pada waktu yang sudah tertulis di perjanjian. Di sisi lain, bunga atau return yang didapatkan oleh pemilik modal tidak disepakati diawal, namun pemilik modal mendapat porsi istimewa yaitu memiliki persen kepemilikan perusahaan sehingga untung dan rugi bisnis perusahaan menjadi tanggung jawab bersama dan inilah awal proses perkembangan saham. Penawaran saham dilakukan di pasar modal dengan kebijakan penjualan dan pembelian ada ditangan masing-masing pemilik modal karena resiko sudah dijelaskan di awal dengan laporan keuangan dan bisnis perusahaan yang sudah dilaporkan secara transparan.

BACA JUGA : Apakah Obligasi itu ??

  • Terbentuknya Inflasi dan Penurunan Value Nominal Mata Uang
Karena permintaan dan penawaran terhadap modal terus menerus terjadi dimana setiap kegiatan tersebut terdapat selisih nominal uang (bunga, return, kupon, deviden) maka terjadi gejolak peningkatan atau penurunan modal tergantung jumlah permintaan dan penawaran. Aktivitas tersebut dipengaruhi oleh daya beli seseorang seperti lebih/tidaknya uang, banyak/sedikitnya konsumsi barang dll sehingga dengan adanya hal tersebut modal menjadi lesu atau bahkan bergairah. Jika lesu berarti perkonomian sedang mengalami inflasi sehingga berefek pada kurang lakunya nominal mata uang dan karena itu supaya meningkat maka value mata uang turun (nominal menjadi lebih banyak) untuk bisa digunakan untuk membli barang dengan harga yang sama.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Indikator Analisa Saham : Analisa Bandarmology (3 of 3)

Diposting oleh On Saturday, March 30, 2019

Analisa bandarmology saham adalah pengamatan terhadap apa yang telah dilakukan bandar dan untuk mengetahui detail istilah tersebut sudah dibahas di artikel berjudul : Sistem Bandarmology Saham. Indikator sahan satu ini cukup sering digunakan oleh para trader sebelum memutuskan membeli saham. Indikator ini sering digunakan para trader bukan investor karena dengan mengikuti gerakan bandar (follow the giant) maka potensi cuan besar yang konsisten bisa tercapai. Beberapa aplikasi trading online menyediakan fitur analisa bandarmology ini dan berikut screenshoot-nya.
Gambar 1. Bandarmology oleh Investor Lokal
BACA JUGA : Trend Pergerakan Harga Saham

Gambar 2. Bandarmology oleh Investor Asing
Berdasarkan gambar diatas bisa diketahui bahwa untuk saham CTRA pada periode tersebut investor lokal sedang buy dan sell namun akumulasi buy masih lebih besar dari akumulasi sell sehingga menimbulkan harga saham naik. Sedangkan investor asing bisa dilihat selama 1 minggu terakhir terus akumulasi saham CTRA sehingga bisa dipastikan harga saham pasti naik.


Dengan memakai analisa bandarmology ini, investor receh bisa mencapai cuan konsisten setiap harinya dan metode ini cukup efektif diterapkan. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, indikator ini jika digabungkan dengan indikator lain seperti MACD maka pergerakan harga saham bisa mudah ditebak. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa komponen penggerak harga saham adalah buyer dan buyer akan tergiur dengan saham jika terdapat berita positif dari perusahaan. Jadi walaupun fundamental perusahaan bagus, kapitalisasi besar dan produk dikenal masyarakat luas jika saham tidak dibeli investor maka harga akan stagnan. Berdasarkan hal tersebut bisa disimpulkan bahwa penentu harga saham adalah buyer bukan perusahaan sehingga jika kita investasi maka yang perlu dilihat adalah volume investor memiliki saham tersebut dan analisa inilah yang disebut bandarmology.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Indikator Analisa Saham : Moving Average (2 of 3)

Diposting oleh On Sunday, March 24, 2019

Analisa teknikal diperlukan oleh investor untuk alat pertimbangan dalam memutuskan investasi di pasar saham. Dari semua indikator yang ada, hanya ada satu yang dominan diminati oleh para analis yaitu moving average (pergerakan rata-rata harga saham pada periodik tertentu). Indikator moving avarage terbagi menjadi 4 yaitu simple moving average (SMA), weighted moving average (WMA), exponential moving average (EMA) dan moving average convergent divergent (MACD). Dari 4 jenis moving average tersebut yang paling sering digunakan adalah EMA dan MACD. Berikut tampilan dari kedua indikator moving average tersebut :
Cara menggunakan indikator EMA adalah dengan men-set periodik yang diinginkan dan umumnya dibuat 3 garis yang menggambar periode per 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulanan. Alasan dibuat periode tersebut adalah umumnya investor tipe trader hanya melihat history ke belakang maksimal 6 bulanan maka dari itu dibuat EMA 20 (1 bulan), EMA 60 (3 bulan) dan EMA 150 (6 bulan).

BACA JUGA : Indikator Analisa Saham : Analisa Bandarmology
 
Analisa indikator EMA :
Berdasarkan gambar diatas, terdapat 3 garis warna yaitu abu-abu (EMA 150), hijau (EMA 60) dan kuning (EMA 20). Setting periode yang ingin dianalisa mulai dari Agustus 2018 sampai Februari 2019 untuk saham CTRA. Bisa dilhat dari gambar bahwa jika garis EMA terendah mulai memotong EMA diatasnya maka harga saham mulai bullish dan ini disarankan untuk akumulasi buy dalam jumlah yang besar. Namun jika antar garis menunjukkan hirarki yang tetap dimana EMA terendah tetap dibawah dan EMA tertinggi tetap diatas bisa disimpulkan bahwa saham sedang bergerak sideways.

BACA JUGA : Analisa Teknikal untuk Pertimbangan Beli Saham
Analisa indikator MACD :
Jika garis terletak dibawah signal 0 berarti harga saham sedang bearish dan sebaliknya jika garis berada diatas signal 0 berarti pasar sedang bullish. Berdasarkan data MACD ini, investor dianjurkan untuk akumulasi buy ketika garis terjadi deadcross (pertemuan simpul) atau ketika antara garis signal rendah dan tinggi sudah mulai bergabung dan menghadap keatas. Selaras dengan hal tersebut, ketika kedua garis sudah mulai menghadap ke bawah, investor disarankan untuk segera take profit.

Referensi : Pengalaman Pribadi Investasi

Strategi Stock Split (Pemecahan Saham)

Diposting oleh On Thursday, March 14, 2019

Stock Split adalah pemecahan nominal saham yang beredar di pasar sehingga volume menjadi meningkat dan harga menjadi lebih murah. Harga yang dimaksud adalah price bukan value, karena value akan tetap nilainya. Strategi ini dipakai oleh perusahaan untuk tujuan tertentu dan yang paling utama adalah price stock (harga saham) sudah terlalu mahal dan sulit dijangkau oleh investor ritel. BEI selaku pengawas pasar modal selalu memberikan pemantauan dan rekomendasi strategi ini jika harga saham memang sudah sangat mahal agar harga yang terjadi merupakan hasil yang murni bukan monopoli.
Sumber Gambar : www.stockopedia.com

BACA JUGA: Strategi Bottom Fishing-Buy Low Sell High
 
Apa saja alasan perusahaan melakukan strategi stock split ??
Hal utama tentu adalah menurunkan harga saham agar bisa dijangkau oleh investor skala kecil sampai besar. Alasan lain adalah untuk meningkatkan likuiditas perusahaan karena dengan banyak investor yang masuk berarti jumlah transaksi per harinya akan meningkat karena semua level investor bisa membeli. Hal tersebut menguntungkan perusahaan karena akan lebih mudah mendapatkan modal jika terdapat aksi korporasi. Saham yang sudah ter-stock split akan lebih stabil harganya dan tidak mudah dimainkan oleh bandar tertentu karena pengendali harga adalah banyak investor atau banyak bandar. Alasan lain adalah supaya harga yang ada sekarang bisa sejajar dengan saham sejenis (kompetitor) sehinggga image mahal menjadi hilang padahal kata mahal harusnya dilihat dari sisi fundamental perusahaan bukan dari harga saham

Seperti apakah contoh saham yang melakukan aksi stock split ??
Misalnya saja saham HMSP yang harga per lembarnya dikisaran Rp90.000 dan setelah stock split menjadi Rp3.000. Berdasarkan data tersebut berarti HMSP telah melakukan strategi stock split sebesar 1:30 sehingga volume menjadi meningkat 30x dari awal namun kapitalisasi pasar tetap (kapital = harga saham x jumlah yang beredar). Emiten lain yang juga melakukan aksi serupa adalah MLBI, BBRI, TOWR, CLEO.

BACA JUGA: Cuan di Saham IPO

Dampak setelah aksi stock split ??
Jumlah transaksi saham per hari meningkat yang berarti minat investor lebih banyak, grafik akan turun tajam karena harga turun drastis,dan harga saham update bisa setara dengan sektor sejenis sehingga investor bisa dengan mudah melakukan perbandingan dengan mudah untuk melakukan plan trading.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Strategi Buy On Weakness Saham (Beli Ketika Harga Turun)

Diposting oleh On Thursday, March 07, 2019

Buy on Weakness adalah membeli ketika harga saham sudah turun. Strategi yang mendahului sebelum memutuskan memakai ini adalah Strategi Wait and See. Pengamatan terhadap pelemahan harga harus segera dilakukan aksi beli karena berdasarkan prediksi analisa teknikal harga saham dengan cepat akan rebound kembali. Strategi buy on weakness dianjurkan untuk seorang trader yang menginginkan return sangat cepat dalam waktu singkat.
Sumber Gambar : www.tribunnews.com
Mengapa ada strategi buy on weakness ??
Berdasarkan analisa, bandar sedang menurunkan penumpang (investor yang sedang antri jual-beli) dengan membuat harga naik dan turun sehingga investor yang menerapkan Strategi Cut Loss akan terjual dan terbeli otomatis. Dengan penumpang yang sudah turun, maka bandar akan lebih leluasa membeli saham dengan harga bawah dan siap-siap melakukan aksi jual dengan target price yang sudah direncanakan.

Kapan menggunakan strategi buy on weakness ??
Ketika saham barusaja rebound dan sedang bullish adalah waktu yang tepat untuk strategi ini. Karena dalam proses bullish, harga saham masih memiliki fluktuatif naik-turun walaupun range tidak terlalu besar dan ketika fluktuatif turun inilah waktu yang tepat untuk entry makanya disebut buy on weakness. Analisa lain yang perlu dilihat adalah bandarmology karena bisa saja harga naik-turun ini sebenarnya hanya untuk memancing investor ritel datang. Dalam konsep bandarmology, jika akumulasi dibeli dominan oleh broker A dan distribusi dijual dominan juga oleh A maka bisa dipastikan fluktuatif harga saham ini hanya permainan bandar dan investor ritel diharapkan jangan ikut masuk. Dimanakah investor bisa mendapatkan infromasi tersebut ?? yaitu di broker summary platform aplikasi trading online, disana diinformasikan aktifitas jual-beli saham oleh semua broker yang tercatat di BEI.

BACA JUGA : Strategi Akumulasi Buy and Hold Saham

Mengapa ada weakness di harga saham ??
Pergerakan harga saham hampir semuanya berpola sama yaitu naik-turun sehingga weakness yang dimaksud disini adalah harga ketika sedang turun namun dalam waktu singkat akan segera naik. Pembelian pada strategi buy on weakness ini bukan ketika saham bearish namun kebalikannya yaitu ketika bullish.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Sistem Bandarmology Saham

Diposting oleh On Thursday, February 28, 2019

Bandarmology adalah ilmu yang mempelajari atau menganalisis aktifitas yang dilakukan bandar. Di dunia pasar saham, analisa bandarmology sangat diperlukan untuk menajamkan analisa teknikal yang sudah dibuat. Siapakah bandar itu ?? bandar adalah sekelompok investor atau broker atau perkumpulan fund manager dengan modal yang sangat besar dimana tujuan utamanya sama seperti ingin menaikkan/menurunkan harga saham. Bandar ini mengelola uang titipan investor misalnya dana dari reksa dana, asuransi, deposito, tabungan atau titipan modal perusahaan. Jadi bandar hanyalah istilah perkumplan saja bukan pelaku perorangan jadi jangan di-anologi-kan negatif yaitu penipu atau pembentuk harga saham walaupun didalam aplikasinya memang bisa membentuk harga saham.

Sumber Gambar : www.finansialku.com
Mengapa bandar tidak bisa di-judge sebagai pembentuk harga saham ??
Karena investor di BEI berjumlah ratusan juta dengan broker sekitar 60 perusahaan dan emiten berjumlah 600-an sampai awal tahun 2019. Perputaran uang di pasar saham per hari mencapai ratusan trilyunan rupiah sehingga jika terdapat bandar misalnya dari broker A akan membentuk harga saham emiten A maka bagaimana dengan broker lain dan belum lagi investor retail. Apakah semua isi kepala investor sama ketertarikannya terhadap emiten A tersebut ?? jawabannya pasti tidak, jadi walaupun terdapat bandar maka jangan takut harga akan dimainkan karena bandar yang bisa memainkan harga sudah tentu harus memiliki uang setidaknya 1/3 dari uang yang berputar di pasar saham dan ini cukup mustahil terpenuhi.

Bandar seperti apa yang digambarkan di sistem bandarmology ??
Bandar yang dimaksudkan adalah aktifitas yang dilakukan broker dari hari ke hari terhadap emiten apakah sedang akumulasi, distribusi, mark-up dan mark-down. Akumulasi berarti broker sedang membeli saham dalam jumlah besar sedangkan distribusi berarti broker sedang melakukan penjualan saham kepada investor retail. Mark-up dan mark-down adalah efek dari 2 aktifitas tersebut sehingga harga saham ber-fluktuatif naik-turun.

Untuk apakah investor harus belajar bandarmology ??
Para investor sepakat bahwa 90% adalah "follow the giant" yang artinya sebagai pengikut yang besar. Jika bandar sedang akumulasi dalam jumlah besar umumnya bandar telah mendapatkan rumor positif terlebih dahulu dan belum ter-ekspose ke publik. Mengapa bandar mendapat informasi yang lebih dahulu?? karena bandar adalah sekelompok perkumpulan orang yang bisa saja anggota-nya berperan vital di suatu organisasi khusus dan kebetulan rumor sampai ke telinga-nya dan dengan segera melakukan aksinya sedangkan investor ritel adalah individu yang mencoba peruntungan tanam modal dengan platform aplikasi online trading yang disediakan broker. Konsep "follow the giant" bisa menguntungkan investor ritel karena ikut membeli dan ikut menjual apa yang dilakukan bandar. Keuntungan lain adalah analisa fundamental dan teknikal sudah tentu dilakukan bandar dan resource investor retail menjadi lebih ringan.

Apakah mengikuti aktifitas bandar selalu menguntungkan ??
Tidak, bandar dalam aktifitasnya bisa saja digunakan untuk menarik investor ritel saja bukan sebagai investasi atau saham memang akan disimpan dalam jangka panjang lebih dari 1 tahun. Sebagai investor ritel, jika mengikuti hal tersebut sudah tentu uang yang diinvestasikan lama berputar sedangkan uang yang dimiliki hanya itu. Berbeda dengan bandar, mereka masih memiliki sangat banyak uang untuk diputar kembali. BEI selaku pengawas pasar saham di Indonesia selalu mengedepankan transparansi informasi dan win-win solution antara investor dan perusahaan. Cara yang dilakukan adalah memberikan informasi transparan online jumlah saham yang diakumulasi bandar, membuat rangking perusahaan paling untung (gainer) dan paling rugi (losser) tiap waktu serta informasi lainya yang masih banyak terdapat pada platform aplikasi online trading.

Jika bandarmology tidak sepenuhnya memberikan keuntungan maka strategi apa yang harus dilakukan ??
Strategi yang tepat dan umum dilakukan oleh para investor adalah menggabungkan beberapa analisa untuk memberikan keputusan dalam aktifitas jual-beli saham. Strategi seperti apa ?? yaitu dengan melakukan analisa teknikal misalnya indikator moving average tipe exponential (EMA) seperti EMA 10, EMA 20 dan EMA 100. Setelah dari analisa EMA sudah bisa menentukan titik support dan resistance maka langkah selanjutnya adalah analisa bandarmology dengan melihat aktifitas bandar dari hari ke hari terhadap saham yang akan diincar tersebut. Jika bandar sedang akumulasi maka bisa dipastikan harga akan naik dan investor ritel sebaiknya ikut entry dan secepat mungkin menjual kembali sebelum bandar melakukan aksi distribusi-nya untuk mendapatkan cuan.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Indikator Analisa Saham : Grafik Harga (1 of 3)

Diposting oleh On Friday, February 22, 2019

Grafik Harga / Price Chart adalah grafik pergerakan harga saham yang dimulai dari open dan close periode yang diinginkan. Grafik harga yang umum diminati oleh para trader ada 3 yaitu :
  • Line Chart
Grafik berupa garis yang terbentuk dari perhubungan harga close saja pada periode waktu yang diinginkan. Tampilan ini cukup familiar disebagian besar investor namun jika untuk trading saham kurang bisa menggambarkan kuantitatif kenaikan/penurunan harga saham update karena tampilan yang hanya sebatas garis pada close saja. Sedangkan untuk investor jangka panjang, line chart cocok untuk digunakan.
  • Bar Chart
Grafik berupa batang yang menunjukkan harga open, close, terendah dan tertinggi. Bar chart memiliki sirip disisi kiri yang menandakan open dan sisi kanan yang menandakan close. Bar chart menampilkan data update yang lebih lengkap dibandingkan line chart.
  • Candle Chart
Grafik berbentuk lilin 2 warna yang menggambarkan harga open dan close pada periode waktu yang diinginkan. Candle chart mudah sekali dilihat dan dilakukan analisa karena kenaikan/bullish dan penurunan/bearish ditampilkan dalam 2 warna yang berbeda. Para trader lebih menyukai candle chart untuk memasuki pasar saham dan umumnya digabungkan dengan indikator lain sebagai penguat data.

Mengapa harus menggunakan indikator grafik harga ??
Sebagai investor pemula, tahap awal yang harus dimengerti ketika menggunakan teknikal analysis adalah mengartikan grafik pergerakan harga saham terlebuh dahulu. Mencoba memahami arti pewarnaan, bentuk grafik dan arah pergerakan dan setelah hal tersebut sudah dipahami kemudian belajar darimana asal-usul pergerakan harga saham bisa seperti grafik tersebut.

Grafik apakah yang disukai penulis ??
Penulis mencoba belajar dari pemula dengan memahami candle chart karena tampilannya yang bisa menggambarkan data secara kuantitatif besaran nominal perubahan harga saham. Selain itu, candle chart juga menampilkan arah pembelokan harga saham yang mudah dimengerti. Jika tidak memiliki waktu yang relatif banyak maka candle chart adalah solusinya karena dengan pewarnaan yang berbeda antara bullish dan bearish maka bisa dengan cepat dilihat arah trend harganya.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Trend Pergerakan Harga Saham

Diposting oleh On Thursday, February 14, 2019

Trend pergerakan harga saham selalu tetap karena ini sudah kodrat didalam kehidupan seperti semua aktifitas ini mengikuti distribusi normal. Trend pergerakan harga itu dimulai dari : harga turun (support) - akumulasi buy (uptrend/bullish) - jenuh (sideways/resistance) - akumulasi sell (downtrend/bearish) - harga turun lagi (support). Urutan tersebut pasti terjadi dan terus berulang sehingga berdasarkan hal tersebut pergerakan harga saham bisa diprediksi mengggunakan teknikal analisis salah satunya menggunakan indikator moving average.
Sumber Gambar : www.ellen-may.com
Urutan Trend Pergerakan Harga Saham :
1. Stage 1 ---> Harga Turun (Support) Tercapai
Tahap ini adalah dampak dari kejenuhan terhadap harga saham yang tidak wajar sehingga banyak investor melakukan aksi jual
2. Stage 2 ---> Akumulasi Buy (Uptrend/Bullish)
Tahap ini adalah dampak dari harga saham yang dinilai sangat murah, sehingga investor ramai-ramai buy dalam skala besar sehingga supply > demand menyebabkan harga saham naik
3. Stage 3 ---> Fase Jenuh (Sideways/Resistance)
Tahap ini adalah fase supply = demand sehingga harga saham stagnan, investor belum melakukan aksi jual karena masih memprediksi terdapat kenaikan harga saham
4. Stage 4 ---> Akumulasi Sell (Downtrend/Bearish)
Tahap ini adalah supply < demand dan banyak investor melakukan aksi take profit sehingga harga saham turun sampai mencapai titik resistance dan kembali ke stage 1 lagi
Setelah mengetahui trend pergerakan saham apa yang harus dilakukan ??
Investor retail sebaiknya membeli ketika di stage 1 ketika harga masih murah atau ketika mulai mencapai level di stage 2. Pembelian diharga tersebut bisa dipastikan 100% harga akan naik, karena merupakan support harga. Para trader akan akumulasi buy di stage 2 dan akan menjual dengan cepat ketika belum sampai di titik resistance.
Apakah ketika kita sudah membeli di stage 3 (resistence) pasti akan rugi ??

Jawabannya tidak karena profil trend seperti itu memiliki periode waktu tertentu dan ketika periode dipanjangkan misalnya 3 bulanan bahkan tahunan maka titik resistance yang sewaktu pembelian saham dulu akan bisa jadi menjadi titik support untuk periode tahunan. Sebagai seorang investor jangka panjang tentu tidak akan mempermasalahakan profil trend tersebut karena untuk saham-saham blue chips, profil trend akan selalu naik dan trend pergerakan harga saham sangat smooth hampir tidak terlihat puncak dan lembahnya namun prinsip saham akan selalu mengikuti trend seperti gambar diatas.
Penulis lebih senang membeli di tahap berapa ??
Jawabannya adalah stage 1 dengan indikator IHSG sedang jatuh dan mengincar saham-saham blue chips yang harganya berguguran. Prinsip tersebut pastinya bertentangan dengan rekomendasi para broker diluar dan trik tersebut memang terbukti cukup efektif.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Analisa TEKNIKAL untuk Pertimbangan Membeli Saham

Diposting oleh On Friday, February 08, 2019

Analisa Teknikal adalah salah satu analisa yang digunakan dalam pertimbangan membeli saham. Prinsip analisa ini adalah menganalisa pergerakan harga saham berdasarkan trending waktu karena menurut para ahli pergerakan pasar dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan yang hampir sama yang bisa dilihat berdasarkan jumlah investor, volume transaksi dan nominal uang yang beredar. Analisa ini cenderung berdasarkan grafik saja dan umumnya dipakai oleh investor tipe trader.
Didalam pergerakan saham dari waktu ke waktu patokan yang bisa dijadikan acuan adalah moving average-MA (rata-rata pergerakan) dan yang paling umum diacu adalah exponential moving average (EMA). Mengapa MA dijadikan acuan prediksi harga ?? karena berdasarkan prinsip dasar ilmu statistika, range yang terjadi di saham bergerak dari waktu ke waktu hampir sama dan range yang terbentuk merupakan lauasan yang didapatkan dari harga terendah (support) dan harga tertinggi (resistance). Jika titik support ditarik ke resistance dan dihubungkan misalkan dari minggu ke minggu atau dari bulan ke bulan maka akan memiliki range yang hampir sama. Berdasarkan hal itulah, statistika digunakan untuk prediksi pergerakan harga.
Gambar diatas adalah pergerakan harga dari bulan ke bulan dan di aplikasi software umumnya terdapat menu pilihan tampilan grafik seperti candle, bar or line. Gambar tersebut ditunjukkan 3 tipe tampilan grafik dan analisa teknikal lebih mudah dilakukan di candle chart. Bisa dilihat di line chart tersebut (grafik terbawah), range (luasan antara line merah dan biru menunjukkan kemiripan) dan selalu membentuk pola naik-turun-bertemu simpul-membuka-menutup kembali. Pola seperti itu akan terus berulang dan dengan ilmu statistika bisa dilakukan perhitungan.
Analisa teknikal bisa digunakan untuk merencanakan kisaran harga ketika akan membeli/menjual saham dan berdasarkan hal tersebut bisa digunakan untuk menjawab alasan apakah saham haram ?? pembelian yang mendasari adalah menggunakan akal pikiran dengan ilmu, tidak menebak-nebak dan terdapat pertimbangan waktu kapan harus masuk dan kapan harus keluar.
Analisa teknikal tidak lepas dari 3 jenis moving average (MA) sebagai berikut :
  1. Simple Moving Average (SMA) : rata-rata (mean) dari perubahan harga per periode yang diinginkan dengan berat disamakan. Rumus perhitungan SMA : Σpergerakan harga/n. Misalkan saham BBNI berubah dari 3100, 3300, 3200, 3500 maka SMA 4 adalah (3100+3300+3200+3500)/4 = 3275
  2. Exponential Moving Average (EMA) : rata-rata (mean) dari perubahan harga per periode yang diinginkan dengan berat tidak disamakan dimana harga terakhir memiliki berat yang lebih besar dibanding harga awal. Rumus perhitungan EMA : [harga terakhir - EMA sebelumnya] x [2/(n+1)] + EMA sebelumnya. Misalkan saham BBNI berubah dari 3100, 3300, 3200, 3500 maka EMA 4 adalah (3500-3200) x (2/4+1) + 3200 = 3320
  3. Weighted Moving Average (WMA) : rata-rata (mean) dari perubahan harga per periode yang diinginkan dengan berat tidak disamakan dimana harga terakhir memiliki berat yang lebih besar dibanding harga awal dengan komposisi berat ditentukan menurun per periode. Rumus perhitungan WMA = [harga terakhir x faktor berat] + [harga sebelumnya x (faktor berat -1)] + .........dst. Misalkan saham BBNI berubah dari 3100, 3300, 3200, 3500 maka SMA 4 adalah (3500 x 4/10) + (3200 x 3/10) + (3300 x 2/10) + (3100 x 1/10) = 1400 + 960 + 660 + 310 = 3330. Penentuan faktor pemberat tergantung keinginan, misalnya seperti perhitungan diatas adalah jika ingin dinilai harga terakhir per 10 biar genap.
Berdasarkan 3 jenis MA tersebut maka bisa dikatakan EMA dan WMA memiliki kecepatan dalam menangkap sinyal pergerakan harga yaitu lebih mendekati ke harga terakhir dibanding SMA. Namun untuk menentukan pilihan mana yang terbaik adalah ketiganya saling menyempurnakan dan umumnya digunakan bersamaan.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Strategi Akumulasi Buy and Hold (Membeli dan Menahan Saham)

Diposting oleh On Thursday, January 31, 2019

Akumulasi buy berarti membeli terus-menerus seperti prinsip menabung dan alangkah baiknya membeli ketika IHSG sedang jatuh. Sedangkan "hold" berarti menahan atau mengendapkan saham sampai benar-benar memberikan profit maksimal.
Sumber Gambar : www.shutterstock.com
Mengapa harus memakai strategi buy and hold ??
Sebagai investor receh bukan bandar, jika menerapkan trading dengan sistem buy and sell dengan menerapkan cut loss maka uang yang diinvestasikan akan mudah terbawa oleh permainan bandar. Alangkah baiknya sebagai investor kecil menerapkan strategi bottom fishing atau buy low and sell high. Investor receh akan cenderung menjadi investor jangka panjang agar uang yang diinvestasikan berkembang dan tidak malah berkurang tergerus permainan pasar sehingga membutuhkan strategi hold sampai menunggu penjualan dimana harga saham benar-benar naik.

Saham seperti apa yang cocok dilakukan strategi buy and hold ??
Saham dengan fundmental bagus berdasarkan analisa keuangan perusahaan atau jika belum kompeten melakukan perhitungan maka bisa memilih saham blue chips yang sudah terindeks LQ45. Dengan strategi akumulasi buy and hold maka prinsipnya sama seperti menabung sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit dan tentunya jika investasi di saham blue chips maka return yang didapatkan akan melebihi dari semua instrument investasi lainnya.

Bagaimana penerapan yang harusnya dilakukan untuk strategi buy and hold ??
Prinsip utama yang harus dipegang oleh investor adalah diversifikasi yaitu meratakan di semua lini investasi, maksudnya jika memilih saham sebagai sarana investasi maka jangan memilih 1 saham saja namun memilih setidaknya >3 saham dengan sektor yang berbeda-beda misalnya konstruksi, consumer good dan perbankan. Mengapa demikian ?? karena pergerakan harga saham berubah-ubah tergantung kondisi ekonomi, politik dan sosial baik nasional maupun global dan kita tidak tahu prospek bidang apa yang terbaik di tahun mendatang. Setelah melakukan diversifikasi maka mulai melakukan buy ketika harga wajar dan terus melakukan buy seperti pada strategi average down.

Apakah strategi buy and hold terbukti efektif ??
Sangat terbukti, karena di dalam investasi saham tidak ada yang namanya rugi namun adanya istilah tertahan (hold). Jika saham masih tertahan maka modal belum bisa dikatakan rugi (loss) kecuali kalau saham sudah terjual dibawah harga beli. Investasi saham sangat berbeda dengan investasi/trading forex dimana forex jika sudah dibeli dan investasi terus dibawa turun oleh pasar maka uang akan hilang sedangkan investasi saham tidak akan pernah hilang namun sekedar tertahan. Oleh karena itu, pemerintah me-legalkan investasi ini karena tidak pernah merugikan investor.

Apakah penulis juga menerapkan strategi buy and hold ??
Ya benar, penulis melakukan strategi tersebut untuk konstruksi yang diprediksi di masa mendatang memberikan prospek yang menggiurkan yaitu sektor consumer good, konstruksi dan telekomunikasi. Strategi yang diterapkan adalah kebalikan rekomendasi dari market, dimana ketika IHSG turun penulis melakukan akumulasi buy terus-menerus sampai akhirnya tercapai average down dan sesudah beberapa bulan sekiranya return sudah mencapai >15% sebagian bisa dijual dan sebagian digunakan untuk investasi jangka panjang. Mengapa sebagian saham harus dijual ?? karena didalam pergerakan saham ada naik-turun, sehingga nanti penulis akan membeli kembali saham tersebut ketika low price dan dari aktifitas tersebut penulis sudah mendapatkan capital gain dan mendapatkan saham kembali seperti semula.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Strategi Bottom Fishing-Buy Low Sell High (Membeli Ketika Harga Murah dan Menjual Ketika Tinggi)

Diposting oleh On Friday, January 25, 2019

Bottom Fishing adalah strategi memancing saham pada harga bawah. Strategi ini mirip dengan "buy low-sell high" dan memang inilah yang harus dilakukan oleh investor jangka panjang dalam men-deposit-kan hartanya sehingga lambat laun uang-nya akan berkembang karena diputar untuk modal bisnis perusahaan.
Sumber Gambar : www.blogs.wsj.com
Mengapa harus memakai strategi bottom fishing ??
Karena didalam pergerakan saham ada 3 istilah yang umum yaitu bullish, bearish dan sideways. Ketika bearish dan mencapai support terbawah tentunya harga akan memantul kembali ke harga atas sehingga seorang investor berlomba-lomba menemukan dimana letak titik support ketika bearish. Seni yang dipakai untuk mencari titik tersebut dinamakan analisa teknikal menggunakan pendekatan fibonacci. Pergerakan harga saham akan terus berpola sama yaitu ketika naik tajam (bullish) maka pada waktunya akan jenuh dan mencapai titik teratas (resistance) kemudian stagnan pada beberapa periode tertentu (sideways) dan seketika akan turun tajam (bearish) karena sentimen negatif dan kurang percaya diri terhadap kondisi ekonomi sampai mencapai level terendahnya (support).

Bagaimana cara mengetahui waktu yang tepat ketika investor harus memakai strategi tersebut ??
Melihat tujuan investasi dahulu apakah jangka panjang atau pendek, melihat analisa fundamental perusahaan apakah harga masih wajar atau sudah tinggi, melihat produk yang dihasilkan apakah kompetitif di masa yang datang atau tidak dan melihat tipe investor apakah risk aversion atau risk preference. Investor dengan tipe risk preference (suka resiko) maka akan membeli pada kebalikan rekomendasi diluar seperti ketika IHSG turun atau ketika harga saham sedang bearish dan berharap menemukan titik support dimana harga saham dinilai sangat murah. Sedangkan investor tipe risk aversion (menjauhi resiko) akan selalu follow the giant dimana akan mengikuti rekomendasi diluar dan apa yang dilakukan oleh bandar atau akan membeli ketika IHSG sudah memantul dari titik support-nya dan sedang menuju fase bullish.

Saham seperti apa yang tepat dilakukan strategi bottom fishing ??
Saham PBV yang masih undervalue cocok digunakan untuk strategi ini, karena potensi volatile-nya yang masih tinggi dengan return yang besar. PBV (price to book value) adalah perbandingan harga saham di pasaran terhadap harga normalnya berdasarkan kondisi keuangan perusahaan. PBV overvalue maupun undervalue belum sepenuhnya bisa untuk men-judge apakah perusahaan dalam kategori wajar, mahal atau murah karena diluar faktor yang dapat dilihat dan terukur seperti laporan keuangan dan market yang besar (faktor tangible). Disamping faktor tersebut, masih terdapat faktor intangible yang tidak bisa terukur seperti aset merk, aset terkenal di pasar dan aset kepercayaan publik untuk bertahan di kondisi apapun. Bandar/investor pada umumnya menyerbu saham lapis 2 dan 3 untuk trading karena bisa memberikan tingkat imbal hasil yang umumnya lebih cepat dibandingkan saham blue chip yang pergerakannya sedikit lebih lambat.

Apakah penulis pernah menggunakan strategi bottom fishing ??
Pernah, pada saham GIAA, SKRN, FILM dan KPAS dimana ketika dibeli dikisaran harga gopek dan dalam tempo <1 minggu naik >15%. Analisa yang digunakan ketika itu adalah PBV yang undervalue, terlebih berita terkini memberitahukan terdapat informasi positif terhadap ekspansi perusahaan sehingga bisa dipastikan peluang perusahaan di masa mendatang akan berkembang.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Analisa FUNDAMENTAL Perusahaan untuk Pertimbangan Beli Saham

Diposting oleh On Friday, January 18, 2019

Analisa Fundamental adalah analisa terhadap dasar-dasar dari perusahaan mulai dari aset, sistem kinerja dan pengelolaan serta prediksi berkembang di masa depan. Pada umumnya investor jangka panjang akan melakukan analisa fundamental perusahaan untuk menginvestasikan hartanya. Analisa ini menjadi sangat penting karena didalam sebuah bisnis tentunya bisa untung dan rugi sehingga investor harus jeli melihat secara statistik laporan keuangan perusahaan yang mencerminkan laporan seluruh aktivitas di perusahaan terbuka.

BACA JUGA : Analisa Perusahaan Rokok Go-Public di Indonesia

Macam-macam parameter di analisa fundamental perusahaan adalah :
  1. EPS (Earning Per Share) : laba per lembar saham yang beredar. Nilai EPS yang besar menunjukkan dividen yang dibagikan ke investor besar sehingga indikasi perusahaan memiliki profit yang besar dengan tingkat pengembalian (return) yang menggiurkan 
  2. PER (Price to Earning Ratio) : harga saham dibandingkan dengan EPS. Artinya adalah harga saham yang ada bisa menyamai tingkat pengembaliannya melalui dividen yang diberikan
  3. PBV (Price to Book Value) : price (harga saham update per lembar) dan book value (asset bersih sesudah dikurangi liabilitas per lembar saham). Nilai ini memberikan indikasi apakah harga saham sekarang overvalue (>1) atau undervalue (<1). PBV mengindikasikan apakah uang investor akan kembali seandainya perusahaan dijual (likuidasi)
  4. ROE (Return on Equity) : laba bersih per ekuitas. Ekuitas ini adalah modal keseluruhan (perusahaan + dari investor) sehingga dengan adanya ROE ini berarti menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan besarnya laba per modal yang ada
  5. DER (Debt to Equity Ratio) : rasio hutang terhadap modal yang mengindikasikan seberapa banyak hutang perusahaan terhadap aset yang mereka miliki. Semakin tinggi berarti semakin buruk perusahaan karena banyak hutang daripada pemasukan



Berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan tersebut, bisa disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
  1. EPS : 3470 ---> menunjukkan deviden yang dibagikan ke investor
  2. PER : price (82000), EPS (3470) sehingga PER = 82000/3470 = 23.63 ---> menunjukkana harga wajar saham
  3. PBV : price per lembar (82000), book value atau ekuitas bersih per lembar saham (55 trilyun - 25 trilyun = 30 trilyun/2.3 milyar saham = 13043) sehingga PBV = 82000/13043 = 6.29 ---> menunjukkana harga wajar saham
  4. ROE : laba bersih (6.7 trilyun), ekuitas (25 trilyun) sehingga ROE = 6.7 trilyun/25 trilyun = 0.268 ---> menunjukkan tingkat pengembalian
  5. DER : debt (25 trilyun), ekuitas (30 trilyun) sehingga DER = 25 trilyun/30 trilyun = 0.83 ---> menunjukkan hutang perusahaan cukup rendah
Mengapa dalam analisa fundamental harus menggunakan semua parameter tersebut ??
Karena bisa jadi suatu saham misalnya A dan B jauh berbeda menurut parameter PBV dimana saham A sangat tinggi (>5) sedangkan saham B rendah (<1). Kita tidak bisa judge langsung bahwa saham A tidak layak dibeli karena bisa jadi saham A dinilai investor memang memiliki kekuatan brand dan pasar yang sangat bagus dalam jangka panjang misalnya sektor consumer good, perbankan dan infrastruktur. Sedangkan saham B dengan PBV rendah karena memang kondisi keuangan perusahan yang kurang bagus serta produknya di masa depan yang diprediksi lambat berkembang. Berdasarkan hal tersebut maka parameter lain harus diikutkan misalkan ROE dan PER sehingga dengan data tambahan tersebut bisa untuk men-judge mengapa PBV saham bernilai sedemikian.

Analisa fundamental digunakan untuk apa dan siapa ??
Digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi jangka panjang oleh investor sehingga dengan hanya bermodal 5 parameter tersebut seorang sudah bisa menempatkan diri sebagai smart investor yang tidak hanya mengandalkan rekomendasi dari berita dan broker. Dengan begitu, seorang investor bisa tenang berinvestasi untuk tabungan kelak karena memiliki landasan yang kuat.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Strategi Wait and See (Menunggu dan Melihat Pergerakan Harga Saham)

Diposting oleh On Friday, January 11, 2019

Wait and See adalah strategi yang sudah umum dilakukan di dunia pasar modal saham. Strategi tersebut menganjurkan investor untuk menunggu dan melihat perkembangan keuangan tanah air maupun global untuk memutuskan aksi beli dan jual. Strategi ini berhubungan dengan melakukan riset terhadap analisa fundamental dan teknikal perusahaan agar bisa menentukan entry point pada harga saham yang wajar. Hal ini karena jika investor salah masuk di harga yang masih mahal maka akan membutuhkan waktu lama untuk dapat profit atau bahkan harus menerapkan strategi lain seperti average down untuk menurunkan harga akumulasi buy-nya.

BACA JUGA : Strategi Average Down

Sumber Gambar : www.sis.mob.org
Mengapa harus menggunakan strategi wait and see ??
Karena dunia pasar modal saham sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi/keuangan global karena investor berasal dari berbagai negara walaupun terbesar di BEI adalah investor Indonesia. Strategi tersebut digunakan untuk menganalisa apakah bandar saham sedang menggoreng saham atau memang benar-benar investasi karena fundamental perusahaan bagus. Perlu diwaspadai juga, kenaikan harga saham yang drastis bisa disebabkan juga karena ada moment emiten akan melakukan aksi korporasi atau pembagian deviden. Sangat penting bagi seorang investor untuk belajar tentang bandarmology yaitu ilmu yang mempelajari aktifitas yang dilakukan oleh bandar seperti akumulasi dan distribusi. Ketika bandar sedang akumulasi maka harga saham akan terkerek naik sedangkan ketika distribusi berarti bandar sedang menjual ke retail saham dan harga perlahan akan turun.

BACA JUGA : Strategi Cut Loss

Tahun 2019, strategi apa yang cocok digunakan ??
Pesta demokrasi di Indonesia dilakukan Bulan April 2019 dan menurut analisa para ahli siklus 5-10 tahunan akan terus berulang dimana tahun 1998 terjadi krisis moneter dengan jatuhnya rezim orde baru, kemudian tahun 2008 terjadi inflasi yang besar yang menyebabkan emiten banyak yang berguguran, tahun 2010 sektor pertambangan juga mulai goyah dan diprediksi tahun 2019 juga terjadi penurunan nilai IHSG karena terdapat gejolak politik selama masa pesta demokrasi. Dengan berdasarkan analisa tersebut, para ahli menyarankan strategi wait and see untuk berinvestasi dan menunggu keadaan ekonomi-politik sudah membaik.

Sektor apa yang direkomendasikan di tahun 2019 ??
Saran penulis dan juga inline dengan para ahli diluar yaitu sektor konstruksi dan consumer good adalah yang paling bersinar dan tentunya dilakukan ketika pesta demokrasi sudah dilaksanakan dan kondisi negara sudah kondusisif. Sektor konstruksi meliputi JSMR, PTPP, WSKT sedangkan consumer good meliputi UNVR, GOOD, INDF, ICBP. Sektor perbankan merupakan alternatif pilihan juga karena program FINTECH yang terus digencarkan dan program CASHLESS yang hampir wajib di semua lini transaksi. Sektor perbankan yang direkomendasikan adalah BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BBTN.

BACA JUGA : Mengapa Harga Saham Naik-Turun

Strategi wait and see seperti apa nanti yang harus dilakukan ??
Bulan 1-4 tahun 2019, melihat pergerakan nilai IHSG apakah akan terus naik atau cenderung volatile dan sebaiknya membeli saham-saham blue chips karena sewaktu-waktu terjadi kondisi ekonomi yang tidak kondusif maka saham tersebut akan berdampak tidak signifikan terhadap modal yang diinvestasikan. Saham blue chips berarti saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar, diminati banyak investor dan menjadi penggerak harga saham. Sektor yang banyak direkomendasikan oleh para analis diluar ketika ekonomi kurang baik namun masih aman untuk investasi adalah sektor consumer good dan construction.

Strategi apa yang dilakukan penulis memasuki tahun 2019 ??
Saham yang mengendap di tahun 2018 dan bukan blue chips akan terus dilakukan strategi average down sampai akhirnya bisa segera dijual dan wait and see untuk investasi kembali dengan melihat beberapa parameter di analisa fundamental. Sedangkan saham yang sudah masuk blue chips akan terus disimpan karena penulis yakin dengan kondisi keuangan apapun masih akan terus bertahan.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Sektor Saham Apa yang Prospek Investasi Jangka Panjang

Diposting oleh On Wednesday, January 02, 2019

Saham yang diperdagangkan di BEI merupakan kumpulan saham-saham dari berbagai sektor dimulai dari emiten terbesar yaitu perbankan, consumer good, pertambangan, infrastruktur, properti, telekomunikasi, pertanian dan jasa. Saham yang besar dijuluki blue chips dan menjadi penggerak utama IHSG dan di pasar modal sudah dikumpulkan saham-saham yang bagus layak untuk investasi seperti indeks saham LQ45 (saham liquid berjumlah 45 perusahaan). Untuk investor umumnya akan investasi besar pada saham Index LQ45 karena kepastian usaha dan laporan kinerja keuangan yang bagus dari emiten. Indeks tersebut dibuat oleh BEI selaku pengawas pasar modal dan terus melakukan evaluasi terhadap emiten yang masuk indeks. Evaluasi dilakukan terus-menerus dan anggota didalamnya silih berganti jika tidak memenuhi persyaratan.
Sumber Gambar : www.ktabank.com
Sektor saham apa yang sudah menjadi langganan penggerak IHSG ??
Saham di sektor perbankan tetap menjadi penggerak utama IHSG terutama bank yang dijuluki "big caps" meliputi BBCA, BMRI, BBRI, BBNI dan BBTN. Saham yang menjadi penggerak tentunya memiliki kapitalisasi pasar yang sangat besar dan menjadi incaran para investor untuk tanam modal. Sedangkan lapisa berikutnya yang menjadi penggerak adalah sektor pertambangan seperti ITMG, PTBA, ADRO.
Mengapa sektor perbankan menjadi primadona para investor ??
Karena terlepas dari pro-kontra sistem di perbankan, banyak investor yakin sistem perkreditan yang dilakukan perbankan banyak diminati oleh kaum milineal untu mengejar impian mereka seperti beli rumah, mobil, gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari sehingga dengan adanya kredit yang terus berjalan maka laba sektor perbankan diprediksi akan terus tumbuh dari tahun ke tahun.

Sektor apa yang prospek untuk jangka panjang ??
Dengan berlatarbelakang barang yang pasti dibutuhkan oleh manusia dan sangat tergantung oleh barang tersebut maka sektor consumer good pasti memiliki prospek yang menggiurkan dalam jangka panjang. Sektor tersebut bisa dipastikan tidak akan pernah rugi atau tutup perusahaan karena selalu dibutuhkan manusia. Sektor lainnya adalah infrastruktur karena pemerintah lagi gencar-gencarnya pembangunan maka bisa dipastikan jangka panjang akan memberikan imbal yang menggiurkan.

BACA JUGA : Strategi Average Down

Penulis lebih menyukai sektor apa untuk investasi ??
Untuk jangka pendek, sektor yang memiliki kenaikan drastis adalah bidang properti, perfilman dan jasa. Sedangkan jangka panjang, sektor consumer good dan infrastruktur menjadi pilihan penulis. Patokan periode jangka pendek untuk para investor berbeda-beda dan umumnya jangka pandek adalah kurang dari 1 tahun dan sering di-trading-kan sedangkan untuk jangka panjang untuk tabungan masa depan.

Apakah parameter yang harus dilihat untuk investasi ??
Analisa yang harus dilakukan adalah analisa fundamental yang meliputi : Price to Book Value (PBV), Price to Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS). Parameter tersebut bisa didapatkan dengan mengolah laporan keuangan tahunan atau resume yang bisa didownload di aplikasi online umumnya trading online atau yahoo finance.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com