Trending Topik

Kemana Harus Mengelola Keuangan Ketika Masih Resesi dan Ekonomi Negara Defisit??

Diposting oleh On Wednesday, January 20, 2021

Seluruh negara di dunia mengalami dampak akibat pandemi covid-19. Aktifitas pekerjaan dan perdagangan terhambat dan negara mengalami resesi akibat neraca dagang yang terus defisit selama beberapa kuartal. Tentu kondisi ini berdampak signifikan untuk para pemodal seperti investor saham dan pemilih perusahaan. Mereka akan mengamankan kekayaan/modal ke instrument yang aman terlebih dahulu seperti emas sehingga kita semua bisa lihat harga emas yang naik ak terkendali diluar batas kewajarannya. Sedangkan pemilik modal perusahaan banyak melakukan restrukturisasi SDM untuk bisa bertahan di tengah pendemi seperti ini.

Kita sebagai rakyat kecil harus pintar melakukan planning terhadap kondisi-kondisi demikian. Pengelolaan yang baik keuangan maka bisa menjadikan kita survive terhadap kondisi ekonomi yang masih memburuk. Penulis juga telah melakukan beberapa langkah agar bisa bertahan salah satunya adalah menarik saham BEI dan menaruhnya di obligasi/sukuk/reksadana pendapatan tetap. Emas dirasakan penulis masih belum wajar harganya sehingga masih menunggu moment yang pas untuk beli ketika harga sudah dirasakan resistance di bottom level.

Saat ini, investasi aman dan cukup likuid di instrument tersebut, karena obligasi pendapatan tetap terutama surat hutang pemerintah sangat cocok diinvestasikan karena resiko gagal bayar coupon sangat minim. Walaupun nilai kenaikan investasi ini relatif kecil namun masih diatas inflasi rata-rata dan diatas deposito sehingga masih cocok untuk investasi yang aman dikala pandemi.

Referensi:

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Bukalapak Selanjutnya akan Menjadi Bisnis Apa??

Diposting oleh On Sunday, January 10, 2021

Penulis disini akan berbagi pengalaman selama terjun langsung sebagai penjual mupun pembeli di 3 marketplace yang berbeda yaitu Bukalapak, Tokopedia dan Shopee dari Tahun 2015 sampai sekarang. Penulis juga memberikan tips dan trik agar masing-masing marketplace bisa berjaya kembali atau ketika sudah berjaya sekarang agar lebih lama dalam berkuasa. Untuk Shopee yang Tahun 2020 menjadi raja marketplace bisa dilihat di artikel sebelumnya "Kebijakan Shopee yang Membuat Tahta Kekuasan Lebih Lama" dan untuk Tokopedia karena tahtanya baru saja direbut adiknya bule maka penulis juga memberikan tips agar bisa kembali berjaya, bisa dilihat di "Akankah Tokopedia Bisa Mengembalikan Kejayaan Masa Lampau??".

Bukalapak penulis juga telah memmberikan banyak masukan karena dulu sempat mengidolakan ini lama dan telah dibahas di detail di "Akankah Bukalapak Bisa Mengembalikan Kejayaan Masa Lampau??". Penulis disini akan menganalisa ketika lawan Bukalapak yaitu Tokopedia & Shopee terus-menerus berbenah dengan menerima masukan dari para buyer maupun seller. Ketika semua marketplace bersaing ketat maka penulis memprediksi Bukalapak akan kalah duluan dan akan mati suri untuk penjualan produk namun Bukalapak akan berjaya di bisnis digital IT seperti pembayaran (PLN, PDAM, pulsa, STNK, game online dll), investasi, asuransi, zakat, kursus pemerintah, dan akan tetap pro pemerintah menjadi display apapaun layanan pemerintah sehingga bisnis itu akan menjadi perkasa tanpa tanding.

Penulis sendiri juga melakukan kegiatan di Bukalapak, namun tidak untuk pembelian barang dan terbukti sangat lengkap dan tidak dimiliki oleh platform manapun. Produk digital IT yang ditawarkan sangat lengkap, mudah dipahami namun masih ada satu kekurangan yaitu bandwitch yang sangat lelet sampai Tahun 2020 ini belum juga teratasi. Sering kali loading, sudah di-refresh namun belum juga memberikan hasil bisa masuk ke website Bukalapak padahal untuk platfrom lain seperti Tokopedia dan Shopee sangat ringan dan fast loading.

Penulis akan terus mendukung untuk jalur bisnis Bukalapak baru ini karena diprediksi untuk bisa bersaing di pasar marketpalce sangat berat dan akan kalah kecuali telah membenahi sistem yang sudah pernah dibahas di artikel sebelumnya.

Referensi

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Tokopedia Surganya Para Penjual

Diposting oleh On Wednesday, December 30, 2020

Tokopedia dalam membuat kebijakan kepada dropshipper sebagai penjual sangat tepat dan terbukti di platform inilah banyak para dropshipper positif bersarang. Tokopedia menganggap dropshipper sebagai asset yang berharga karena derasnya arus penjualan mereka maka potongan layanan yang masuk ke kantong Tokopedia juga besar. Keperkasaan transaksi dropshipper sebagai penjual di Tokopedia didukung oleh bagusnya strategi Shopee untuk dropshipper sebagai pembeli. 2 marketplace ini ketika ada di Indonesia maka berjayalah dan balance transaksi menjadi lebih hidup. Terus kemanakah Bukalapak?? Bukalapak ketika tetap seperti kebijakan baru yang tidak memiliki strategi menggaet pasar maka diprediksi akan terus tergerus pasar sehingga kehilangan buyer maupun seller. Karena posisi Bukalapak tidak menguntungkan bagi dropshipper sebagai penjual maupun pembeli maka coba buktikan di Tahun 2020 maka anda akan tahu Bukalapak sepi produk yang dijual, sepi buyer dan sepi seller karena kebijakan baru yang dinilai kurang tepat seperti yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya "Kebijakan Baru Bukalapak yang Dinilai Kurang Tepat".

Dropshipper sebagai penjual di Tokopedia sangat menikmati dan seperti simbiosis mutualisme sehingga dropshipper yang hinggap disini bukan yang menjadi benalu namun yang benar-benar bisnis bertanggung jawab. Sistem optimasi judul dan search engine di Tokopedia adalah terbaik dan terbukti bekerja dibandingkan di Bukalapak dan Shopee. Banyak penjual di Tokopedia mendapatkan order dan new buyer tanpa harus mengeluarkan kantong tebal iklan tidak seperti Bukalapak dimana pengalaman penulis sebagai penjual, Bukalapak seperti mencari dana segar lewat penjualan sistem iklan dan search engine dinilai kurang efektif bekerja sehingga boncos terus-menerus. Bukalapak seringkali chat untuk isi kembali saldo iklan secara terus-menerus tiap hari dan ini membuat risih penjual yang notabene sebagai asset mereka dan mereka hanya memandang keuntungan pribadi. Penulis sebagai penjual menilai bahwa Bukalapak kehabisan arus kas untuk operasional mereka dan mencari pendapatan lewat sistem iklan tersebut. Kurang elegan dan berwibawa sekali menurut pengalaman penulis cara seperti ini dan jika dibandingkan dengan Tokopedia sangat jauh berbeda karena lebih cool dan berwibawa.

Dropshipper sebagai penjual di Tokopedia diuntungkan dengan sistem pergantian ekspedisi yang tidak ribet tinggal centang saja dan sejauh ini juga tidak ada komplain dari buyer. Senjata inilah yang membuat Tokopedia masih diatas Bukalapak ketika datang Shopee si pendatang baru. Sistem pinalti ketika menolak barang-pun di Tokopedia tidak sekejam di Bukalapak dan Shopee, dimana penjualan toko langsung di-down-kan dan produk hilang dari pencarian. Tokopedia memberikan sistem yang bagus dan saran penulis teruskan sistemmu ini karena ini membuat platform-mu akan terus bangkit seiirng perkembangan jaman dan ketika mendengarkan saran dan kritik dari pengguna setiamu, seperti apa iti bisa dibaca di "Tokopedia Bisa Merebut Kembali Kejayaan Masa Lalu" maka kamu akan bangkit kembali.

Penulis yang telah pengalaman sebagai penjual dan pembeli di beberapa marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia dan Shopee telah merasakan sistem kelebihan dan kelemahan masing-masing marketplace. Disini, penulis selalu support kebijakan Tokopedia terhadap pro-nya kepada dropshipper sebagai penjual walaupun penulis disini bertindak sebagai penjual organik dan kedepan ketika sistem digital IT sudah full diberlakukan tidak dipungkiri penjual juga akan melakukan dropshipper untuk barang yang dinilai perputarannya lambat dan membutuhkan modal yang besar. Penulis juga memprediksi, marketplace lama asli Indonesia yang bisa merebut tahta kembali yang telah direbut Shopee adalah Tokopedia sedangkan Bukalapak akan mati jika tidak berbenah namun akan berjaya sebagai penyedia layanan digital dan tidak sebagai marketplace produk.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Shopee Surganya Para Pembeli

Diposting oleh On Saturday, December 19, 2020

Shopee sangat detail memperhatikan, menganalisa dan mengeluarkan kebijakan terkait perebutan konsumen marketplace di Indonesia. Penulis disini yakin bahwa Shopee telah banyak menggaet orang-orang Indonesia yang berpengalaman di jual-beli online bahkan diyakini telah melakukan survey secara matang apa kelemahan dari Bukalapak, Tokopedia dan Lazada. Perlu kita ketahui bahwa Shopee adalah platform dari Singapura yang didirikan Tahun 2015 dan sedang jaya No. 1 di Indonesia, sedangkan Bukalapak berdiri  Tahun 2011 dan Tokpedia Tahun 2009 dimana keduanya adalah platform asli Indonesia, dimana sedang mati suri dengan kehadiran Shopee si pandatang baru.

Tahun 2020 ini Shopee telah menjadi raja marketplace di Indonesia dengan kebijakan lama yang bagus walaupun untuk melangkah semakin kesini Shopee telah banyak melakukan kebijakan baru yang dinilai malah akan membuat marketplace yang mati suri bisa bangkit kembali, seperti yang sudah diulas pada artikel sebelumnya "Kebijakan Baru Shopee yang Dinilai Kurang Tepat". Kali ini penulis akan membahas detail tentang perkembangan dropshipper di platform Shopee.

Shopee adalah surganya dropshipper sebagai pembeli dan telah mengambil kebijakan yang tepat dimana tidak dimiliki oleh Bukalapak dan Tokopedia. Seperti apa itu?? Shopee telah membebaskan seluruh program baik gratis ongkir, cashback extra, diskon khusus dan award level pembeli (silver, gold & platinum) kepada semua pembeli ke aplikasinya baik organik, dropshipper maupun new buyer. Kebijakan ini dinilai sangat tepat, karena Shopee memandang dropshipper adalah pembeli yang meramaikan transaksi di platform mereka sehingga barang penjual bisa laku dan mengalami perputaran yang tinggi. Terbukti juga di Tahun 2020, Bukalapak sangat sepi dropshipper sebagai pembeli padahal sebelumnya Bukalapak ramai dropshipper dan kebijakan baru malah membuat sepi arus transaksi di platform mereka. Ketika kebijakan perihal dropshipper dibuat sama dengan Shopee maka produk yang dijual di Bukalapak akan berputar dengan tinggi sehingga penjual didalam platform juga menikmati hasilnya. Untuk Tokopedia sedikit lebih bagus dibandingkan Bukalapak namun kalah telak dengan Shopee sehingga membutuhkan tips dan trik agar bangkit lagi, seperti yang telah diulas di artkel sebelumnya "Tokopedia Bisa Merebut Kembali Tahta Marketplace"

Dropshipper memang sering kali disebut oleh marketplace sebagai benalu yang merugikan, namun penulis yang pengalaman terjun langsung sebagai penjual dan pembeli di marketplace berbeda-beda menganggap itu semua kurang tepat. Memang ada beberapa data, dropshipper bisa menjadi benalu yang merugikan nama platform seperti upload massal produk yang mirip dan tidak memiliki keunikan dengan toko lain, tidak ada stok barang sehingga sering cancel order dari buyer, tingkat kecepatan transaksi yang kurang karena tergantung oleh supplier utama. Menanggapi hal tersebut, penulis memberikan masukan ke semua marketplace, agar memilah dan mendepak penjual sesuai persyaratan menjadi benalu yang merugikan tersebut, namun tidak menggelontorkan kebijakan ke semua dropshipper karena disamping itu terdapat hal yang membuat dropshipper adalah senjata pembuang produk ke marketplace lain.

Dropshipper yang dinilai bagus oleh penulis dengan beberapa alasan seperti dropshipper adalah pemutar barang yang lebih bergairah daripada penjual organik karena asset mereka adalah komunikasi dan jaringan info barang sehingga lebih update informasi dan lebih care ke buyer. Coba perhatikan ketika ada chat masuk, maka si dropshipper akan melayani lebih bagus daripada penjual organik dan lebih cepat. Dengan adanya itu, maka buyer akan minilai bahwa platform menjadi lebih terpercaya dan datanglah banyak new buyer dari luar. Selain itu, dropshipper yang selektif memilih produk dengan optimasi produk dan mengupload satu per satu barang dengan jeli melihat trend konsumen serta memberikan judul + deskripsi yang jauh berbeda dengan toko lain maka dropshipper seperti ini malah membuat hidup platform karena produk yang ditampilkan lebih komplit ketika buyer search.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Tujuan Perusahaan Berebut Konsumen E-Money adalah Crowd Funding

Diposting oleh On Tuesday, December 08, 2020

Pada tahun digital IT ini, sungguh telah kita rasakan pertempuran beberapa plaform perusahaan sistem pembayaran cashless (e-money) seperti Go-Pay, OVO, DANA, Shopee Pay, LinkAja, I-Saku, Sakuku, Mandiri Online, PayTren dan masih banyak lagi. Perlu kita ketahui digital payment ini pasti terjadi dan pelan-palan akan all cashless seperti pembayaran di tol, bus, tiket dan outlet-outlet penjual makanan. Perusahaan tersebut saling berebut konsumen agar anggota/pengguna yang banyak bisa mendukung visi-misi yang jauh kedepan.

Tujuan sebenarnya dari berebut konsumen adalah crowd funding (dana terkumpul), dimana ketika para pengguna platform mengisikan dompet/saldo digital-nya maka terkumpullah dana tersebut di pusat platform pengendalian dan tentu uang ini bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis atau diputar ke investasi lain oleh plaform. Digital payment ini cukup aman karena sudah diawasi oleh pemerintah lewat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga para platform akan tetap menjamin keamanan uang dari para pengguna-nya.

BACA JUGA: Apakah Kejayaan Go-Pay dan OVO Sudah Berakhir??

Seberapa pentingkah crowd funding bagi perusahaan?? ketika perusahaan tidak memiliki uang sendiri untuk keberlangsungan bisnis tentunya mereka akan pinjam uang dari bank atau lewat penjualan saham sehingga ada investor masuk. Pinjam dari bank tentunya terdapat bunga sedangkan saham ada deviden dan laporan usaha triwulanan yang harus di-publish public yanga membutuhkan resource dan biaya yang cukup besar. Berbedakah sistem ketika crowd funding?? sangat berbeda, dimana uang terkumpul di dompet digital, tidak ada kewajiban platform memberikan bunga dan ketika hilang seperti terjatuh maka si pengguna tidak bisa berbuat apa-apa karena memang secara fungsi sama seperti dompet. Dari sini, platform sudah menang segalanya, belum lagi uang yang ter-deposit banyak dan tidak segera dibelanjakan yang berarti si pengguna memberikan suntikan modal kepada platform e-money secara cuma-cuma tanpa mendapatkan imbalan. Selain itu, pengguna digital payment malah ditarik uang admin ketika isi saldo dan lagi-lagi ini menjadi pemasukan si platform, sungguh menggiurkan bukan??

Berdasarkan uraian tersebut, betapa menggiurkannya bisnis digital payment ini dan semua perusahaan berebut pengguna sebanyak-banyaknya untuk menyambut tahun digital IT yang notabene kedepan akan full e-money. Terdapat aturan yang diberlakukan untuk semua platform tersebut yaitu maksimal saldo adalah Rp10.000.000, ini sebagai keamanan ketika digital payment card jatuh maka tidak terlalu besar kehilangannya. Tips yang penulis sarankan untuk pengguna dompet digital adalah isilah dompet sesuai kebutuhan atau ketika sedang membelanjakan karena perputaran uang anda di kehidupan sendiri juga cukup berarti ketimbang diputar oleh perusahaan yang belum tahu peruntukkan perputaran uang. Bijaklah dalam penggunaan dompet digital karena yang tertera di saldo hanya nominal sehingga dirasa sangat sedikit dan terus-menerus ingin membelanjakan. Tentu sangat berbeda jika membawa uang tunai, misal Rp1.000.000 bandingkan antara tunai dan digital lebih besar mana anda membayangkannya. Kalau penulis sendiri lebih besar yang tunai dalam pikiran dan dalam dompet digital nominal dirasa kecil sehingga rasa gatal untuk mengurangi sedikit-demi sedikit untuk belanja tidak terasa dan tiba-tiba habis.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Kemeriahan HARBOLNAS untuk Apa Sebenarnya

Diposting oleh On Saturday, December 05, 2020

HARBOLNAS adalah Hari Belanja Online Nasional, ini adalah suatu pergerakan bersama yang dilakukan di seluruh belahan dunia untuk memeriahkan belanja online. Kapan HARBOLNAS?? awalnya pergerakan ini terjadi pada 12-12-2012 karena memiliki tanggal yang cantik dan dilakukan oleh beberapa platform digital untuk mengenalkan dan menggalakkan belanja online lewat serangkain diskon cuci gudang akhir tahun. Pergerakan itu terus terjadi sampai sekarang dan diperingati setiap 12-12 dan memang benar semua marketplace melakukan diskon gila-gilaan untuk manggaet para konsumen sehingga memaksa masyarakat download dan install platform di gadget masing-masing.

Kejadian transaksi lebih di akhir tahun ini sebenarnya tidak hanya di marketplace dan berdasarkan pengalaman penulis ini terjadi hampir di semua lini yang transaksi base seperti seham BEI, iklan di media sosial, tiket or biaya hiburan (travelling, hotel, akomodasi). Tidak heran kalau marketplace sedang mengenalkan aplikasi mereka secara bersama lewat event tersebut. Pengalaman penulis, diskon besar pada HARBOLNAS dihkususkan oleh pelanggan yang baru install atau pelanggan premium sebagai apresiasi, sehingga kalau ditilik tujuan sebenarnya juga tidak terlepas dari strategi marketing.

BACA JUGA: Big Sale Jual-Beli Online Akhir Tahun (Kuartal IV)

Para kaum millineal tentu akan menyimpan amunisi berlebih untuk persiapan HARBOLNAS atau event transaksi lain karena pasti ada diskon menarik yang besar termasuk penulis juga seperti itu karena di tahun digital IT ini kita dituntut untuk adaptif dan selektif untuk memilih pilihan yang ekonomis dengan daya manfaat tinggi. Sebagai seller di marketplace, penulis juga menyiapakn stok barang untuk amunisi ikut program yang dilakukan platform pada tanggal tersebut (12 Desember).

Strategi marketing di tahun digital IT ini sugguh beragam dan kreatif sehingga menarik konsumen dan lebih tepat tepat sasaran. HARBOLNAS ini juga merupakan teknik bakar-bakar uang dan yang diuntungkan banyak adalah konsumen walaupun akhirnya platform juga dapat keuntungan dengan hadirnya pengguna baru.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Pengalaman Jual-Beli Online di Marketplace Shopee

Diposting oleh On Sunday, November 01, 2020

Shopee merupakan marketplace pendatang baru di Indonesia dan mulai meningkat pesat di awal Tahun 2020. Pengalaman penulis sebagai seller di awal-awal Shopee masuk Indonesia adalah platform yang kurang easy untuk user karena menu yang cukup tersembunyi sampai pada sampai akhirnya penulis meninggalkan platform ini cukup lama.
Shopee terus mencoba mengalahkan dominansi Bukalapak dan Tokopedia di Indonesia, lewat fitur-fitur menarik, promo gila-gilaan dan gratis ongkir tanpa batas. Teknik membunuh 2 raksasa marketplace di Indonesia terbukti sukses setelah sekian tahun berbenah dan puncaknya di Tahun 2020. Penulis mencoba menjadi buyer pertama kalinya di akhir Tahun 2019, disana buyer sudah disuguhkan cashback extra + gratis ongkir. Betapa terkejutnya penulis melihat subsidi yang diberikan oleh Shopee tersebut sampai akhirnya penulis betah menjadi buyer Shopee sampai hari ini.


Kehadiran Shopee ini terbukti menjadi raja marketplace Tahun 2020 di Indonesia dan platform lain seperti Bukalapak di era kepimpinan baru menerapkan strategi yang mirip di Shopee yaitu diskon dan gratis ongkir yang terus-terusan sedangkan Tokopedia adem ayem tenang tanpa ada ekspresi ingin ber-inovasi (akankah Tokopedia menjadi tumbal berikutnya atau kehabisan dana setelah bakar-bakara uang kala itu). Bukalapak dengan teknik barunya sudah telat dan kini tinggal kenangan pada Bukalapak dan menyambut platform yang lebih bisa menyajikan kebutuhan milineal.
Pengalaman penulis menjadi seller di Shopee dimulai Tahun 2020 awal karena melihat potensi perkembangan pasar yang cukup baik dan betapa terkejutnya ternyata kelemahan Shopee ada di potongan biaya penjualan yang cukup besar bagi seller dibandingkan platform lain. Kelemahan ini tidak diambil pusing oleh seller karena di Shopee tidak ada namanya iklan yang diprioritaskan dan semuanya sama sehingga para seller menganggap biaya potongan sebagai iklan di toko mereka karena disajikan embel-embel cashback extra + gratis ongkir di tampilan produk.
Tahun 2020, Bukalapak menerapkan pengetatan penjualan dengan berbagai sanksi jika ini itu, ketat dalam hal dropshipper, target penjualan dan lain-lain yang malah membuat lari para seller dari platform tersebut sedangkan Tokopedia tetap tenang, cool dan tidak berbenah sehingga seller nyaman di platform hijau tersebut. Shopee dalam hal peraturan juga cukup ketat, namun potensi keuntungan lain bagi seller juga ada sehingga menambah nyaman seller maupun buyer yang memakai platform tersebut.


Sampai saat ini, Shopee adalah marketplace yang memberikan subsidi kepada buyer tidak tanggung-tanggung, gratis ongkir + cashback extra yang terus-menerus lewat sistem pembayaran digitalnya Shopee Pay. Sistem komplain Shopee ke CS adalah yang terbaik dari CS marketplace Bukalapak & Tokopedia. Disisi lain, untuk pembayaran tagihan Shopee juga memberikan diskon yang paling baik daripada platform lain, namun sayang Shopee per Agustus 2020 sudah beralih ke pembayaran cashless semua yang ini sangat dibenci para dropshipper padahal dropshipper adalah yang memberi warna dan menghidupkan arus transaksi di marketplace
Dengan adanya perubahan total ke cashless tersebut, para seller mulai move on kembali ke Tokopedia dan Bukalapak karena masih menyediakan sistem manual dan semoga kedepan antara ketiga marketplace ini tetap memberikan yang terbaik disamping memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Pengalaman penulis sebagai buyer produk lebih senang memakai Shopee karena subsidinya besar, sebagai seller lebih suka Tokopedia karena layanan ada yang manual dan otomasi judul yang bekerja maksimal dan sebagai investor lebih suka Bukalapak karena produk reksadana yang banyak pilihannya serta tabungan emas yang bagus dalam sistem jual-belinya.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com