Trending Topik

WAJIB Menabung Emas Logam Mulia

Diposting oleh On Friday, September 13, 2019

Emas adalah salah satu logam mulia yang nilainya cukup tinggi diantara logam lainnya namun masih dibawah logam platina. Perdagangan yang sering ditemui di outlet-outlet dan terjangkau untuk masyarakat karena lebih familiar adalah emas atau perak. Indonesia menunjuk BUMN PT Aneka Tambang (persero) untuk mengawasi peredaran emas di pasaran dengan diberi wewenag memberikan label resmi "stempel ANTAM". Emas di pasaran terbagi menjadi 2 yaitu emas perhiasan dan emas logam mulia (LM). Emas perhiasan adalah emas yang sudah dibentuk menjadi barang fashion melalui pengrajin misalnya kalung, gelang, cincin dan anting sedangkan emas logam mulia (LM) adalah emas murni 99.99% yang dicetak berbentuk batangan dan diperdagangkan kemudian didistribusikan dengan stempel/packing resmi yang bersertifikat dari ANTAM maupun institusi swasta yang sudah berijin.
Sumber Gambar : www.lingkaran.net
Mengapa setiap orang wajib memiliki atau menabung emas untuk masa depan ??
Karena emas nilainya dari tahun ke tahun selalu naik mengikuti inflasi dunia. Emas walaupun disebut bukan sebagai alat investasi namun keberadaannya harus dipertimbangkan mengingat kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan ekonomi hanya dikendalikan dengan nominal uang dengan nilai yang tidak dijaminkan sepenuhnya ke emas oleh lembaga yang mengeluarkan mata uang. Penulis masih ingat ketika hidup di desa setiap orang yang memiliki kelebihan uang pasti dibelikan tanah atau emas perhiasan, sebenarnya cara tersebut cukup efektif karena kedua instrument tersebut akan naik nilainya dari tahun ke tahun. Setelah dipelajari lebih lanjut, mengapa orang desa banyak membeli emas perhiasan bukan logam mulia ?? karena kebanyakan dari mereka belum tahu sepenuhnya tentang logam mulia dan yang mereka tahu emas yang dipakai sebagai aksesoris dan sangat mudah diuangkan kembali ketika membutuhkan uang. Emas perhiasan memang dari tahun ke tahun juga akan naik mengikuti inflasi global namun harus diketahui bahwa di dalam pembuatan perhiasan terdapat ongkos pengrajin dan ketika dipakai juga ada penyusutan sehingga ketika emas perhiasan dijual maka akan berkurang cukup banyak nilainya bahkan jika dijual dalam kurun waktu <5 tahun bisa saja masih rugi. Hal tersebut berbeda jika investasi di emas LM, nilainya pasti naik dan tidak ada pengurangan harga sehingga murni harga emas dunia yang berlaku.

Apa hubungan antara emas logam mulia dengan asset yang dimiliki padahal tidak bisa disebut sebagai investasi ??
Ekonomi global misalnya sedang krisis sehingga semua harga naik karena permintaan > penawaran, nilai mata uang akan turun sehingga bagaimana dengan uang yang kita pegang saat itu untuk memenuhi barang yang sifatnya memang dibutuhkan untuk hidup keluarga kita. Jawabannya pasti tetap membeli walaupun barang yang didapatkan akan berkurang dengan nilai uang ketika belum terjadi krisis/inflasi. Berbeda ketika seseorang masih memiliki emas LM, maka emas tersebut akan bernilai naik seiiring terjadinya krisis/inflasi dan ketika dijualpun maka akan didapatkan uang yang cukup tinggi sehingga orang tersebut akan mendapatkan nominal mata uang yang cukup besar dan bisa digunakan untuk membeli barang yang terkena inflasi.
Emas LM merupakan penjaga asset kekayaan di masa depan sehingga ketika investasi harus dipertimbangkan portfolio-nya, sebisa mungkin 50% adalah emas LM, 30% saham dan 20% lainnya ditempatkan di instrument yang lebih likuid atau aman karena dijamin lembaga keuangan negara misalnya tabungan, deposito dan asuransi.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Shell and Tube Air Pre-Heater (APH) PLTU: Material, Korosi dan Karekteristiknya (1 of 2)

Diposting oleh On Thursday, September 12, 2019

PLTU berbahan bakar batu bara terdapat 3 jenis berdasarkan tipe boiler furnace (ruang pembakarannya) yaitu: (Feriyanto YE, 2015)
  1. Pulverizer Coal (PC) Boiler, menggunakan batubara kualitas bagus dengan minim ash, moisture dan kalori rendah sehingga PLTU cenderung aman, jarang korosi, jarang terdapat kerusakan sehingga handal untuk menghasilkan daya yang tinggi
  2. Circulating Fluidized Bed (CFB) Boiler, menggunakan batubara kualitas rendah (low rank) dengan banyak ash, moisture dan kalori rendah, Pembakarannya pun memanfaatkan pasir sebagai heat continuity di furnace sehingga potensi abrasi, tube leakage, korosi, vibrasi peralatan sangat umum terjadi sehingga daya yang bisa dibangkitkan kapasitas sedang. Engineer di CFB memiliki pengalaman yang mahal harganya karena hampir semua permasalahan PLTU pasti terjadi dan membutuhkan plan & action yang matang. Bekerja di CFB memberikan pengalaman yang luar biasa karena proses, operasi dan pemeliharaan harus dipelajari semua agar unit bisa beroperasi maksimal
  3. Stoker Boiler, menggunakan batubara dengan syarat ukuran partikel agak besar minim ash karena sistem pembakarannya adalah seperti panggangan sate (rak berjalan) sehingga jika ukuran batubara terlalu kecil maka akan jatuh dari rak berjalan. Boiler ini bisa diisi semua jenis bahan bakar (kayu, sampah, batu bara dll) sehingga daya yang bisa dibangkitkan sangat kecil dengan karakteristik kerusakan yang terjadi adalah kerusakan pada rak berjalan (travelling grate) karena harus beroperasi pada suhu tinggi terlebih jika clearance antar bagian rak (chain grate) tersumbat batubara sehingga menghambat berjalannya rak (rak tidak bisa tertekuk) maka rak akan putus dan operasi boiler berhenti
Pada boiler CFB terdapat fasilitas untuk menaikkan efisiensi dengan memanfaatkan udara panas gas buang yang masih bisa digunakan untuk memanaskan awal (pre-heat) fluida yang dilalui baik air (economizer) maupun udara (air pre-heater/APH). Terdapat 2 tipe APH yang umum digunakan di PLTU yaitu tubular dan shell-tube. Pembahasan yang akan dikaji adalah APH jenis shell and tube
Gambar 1. Vertical Shell & Tube APH
Gambar 2. Horizontal Shell and Tube

Berdasarkan jurnal “On the Failure Analysis of an Air-Preheater in a Steam Power Plant” karya Shayan, M.R, et al (2015) sebagai berikut :

Berdasarkan jurnal tersebut didapatkan informasi sebagai berikut :
  • Penggunaan tube APH dari material corten atau enamel coated adalah tahan terhadap acid dew point corrosion 
  • Dew point temperature H2SO4 adalah 138-142 oC
Berdasarkan jurnal “SO3 Formation in Copper Smelting Process : Thermodynamic Consideration” karya Chen, et al (2016) didapatkan informasi sebagai berikut :


Berdasarkan literatur tersebut didapat beberapa informasi sebagai berikut :
  • Proses oksidasi SO2 menjadi SO3 bisa terbentuk pada 2 kondisi yaitu temperatur rendah (< 700 oC) dan temperatur tinggi yang terkontrol oleh oxygen partial pressure 
  • Di PLTU, pembentukan SO3 sangat kuat dipengaruhi oleh residence time pada temperatur rendah dan excess air pada temperature tinggi, dimana excess air mempengaruhi peningkatan konsentrasi SO3 
  • Pada temperatur operasi < 300 oC, proporsi SO3 terhadap total sulphur adalah tertinggi
Berdasarkan “Handbook of Sulphuric Acid Manufacturing” karya Louise Douglas (2005) sebagai berikut :


Berdasarkan literatur tersebut didapat beberapa informasi sebagai berikut :
  • Proses pembentukan SO3 dipercepat dengan adanya agent katalis yaitu oksida besi yang berasal dari padatan sisa pembakaran yang terikut flue gas 
  • Temparatur efektif pembentukan SO3 pada 570-640 oC 
  • Kesetimbangan untuk konversi dari SO2 ke SO3 semakin bertambah ketika flue gas terlarut dengan udara atmosfer sehingga otomatis flue gas terdinginkan 
  • Dibawah temperaturr 371 oC pembentukan SO3 melambat namun tetap terus terjadi dan jika terdapat H2O (fase gas) maka dengan cepat membentuk gas H2SO4
Berdasarkan jurnal “Heat Recovery from Corrosive Flue Gas” by Berg, BVD (2015) sebagai berikut:
Berdasarkan jurnal tersebut didapat informasi sebagai berikut :
  • Flue gas yang mengandung sulphur akan menjadi korosif pada operasi < 150 oC dan dikenal dengan istilah acid dew point corrosion 
  • Salah satu alternatif pencegahan acid dew point corrosion adalah penggunaan glass tube dan polimer tube namun itu sangat sensitif terhadap flow induced vibration dan temperature shock sehingga menyebabkan tube bisa pecah
Berdasarkan jurnal “Cold End Corrosion : Causes and Cures” karya Ganapathy, V (1989) sebagai berikut :

Berdasarkan jurnal tersebut didapatkan informasi sebagai berikut :
Terdapat 2 alternatif yang cukup efektif dalam pengendalian cold end corrosion yaitu :
  • Menjauhi operasi dibawah dew point acid (sulphuric acid) 
  • Penggunaan corrosion resistant material seperti bahan dari glass, teflon
Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2019). Shell and Tube Air Pre-Heater (APH) PLTU : Material, Korosi dan Karekteristiknya, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2015). Macam-Macam Boiler. Sains Teknologi & Bisnis. www.caesarvery.com
[2] Feriyanto, Y.E. (2019). Klasifikasi Nama-Nama Tube Boiler. Sains Teknologi & Bisnis. www.caesarvery.com
[3] Shayan, M.R, et al. (2015). On the Failure Analysis of an Air-Preheater in a Steam Power Plant. Journal of Failure Analysis and Prevention
[4] Chen, et al. (2016). SO3 Formation in Copper Smelting Process : Thermodynamic Consideration. 7th International Symposium on High Temperature Metallurgical Processing
[5] Louise Douglas. (2005). Handbook of Sulphuric Acid Manufacturing
[6] Berg, BVD. (2015). Heat Recovery from Corrosive Flue Gas
[7] Ganapathy, V. (1989). Cold End Corrosion : Causes and Cures

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK