Trending Topik

Cara Menurunkan Kadar BOD Limbah Cair

Diposting oleh On Monday, July 07, 2014


Kata kunci : Biologycal Oxygen Demand. BOD, Filtrasi, Aerasi, Biofilter, RBC


BOD (Biologycal Oxygen Demand) adalah kebutuhan O2 mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik dalam kondisi aerob. Untuk mengukur kadar BOD biasanya ditulis BOD5,20 yang artinya pengukuran limbah cair BOD dilakukan selama 5 hari  pada suhu 20 oC. Dipilih 5 hari karena waktu ini yang disepakati diterima bahwa limbah mengalir dari pusatnya ke laut bebas selama 5 hari dan kondisi ini kesempurnaan oksidasinya 60 - 70 % sedangkan kesempurnaan oksidasi 95 - 99 % dalam waktu 2 hari. Sedangkan untuk suhu 20 oC adalah rata - rata suhu untuk perairan arus lambat.

"BOD (Biologycal Oxygen Demand) is requirement of O2 microorganism to degrade organic matter in aerobic condition. To measure BOD level usually written BOD5,20 that means measuring BOD wastewater performed for 5 days at temperature 20 oC. Choosen 5 days because this time agreed received that waste flow from source into open sea for 5 days and this condition has oxidation perfection 60 - 70 % whereas oxidation perfectness 95 - 99 % within 2 days. Whereas for temperature 20 oC is average temperature for slow water flow."


Berikut cara - cara untuk mengurangi kadar BOD limbah cair adalah :
  • Filtrasi Anaerobic Aliran Upflow

Dengan mengalirkan limbah cair dalam media kerikil dan pasir dari bawah ke atas maka akan didapatkan aliran keluar dengan nilai BOD yang berkurang karena limbah kontak dengan mikroorganisme dalam media. Pengoperasian efektif adalah mengembangbiakkan mikroorganisme dalam kondisi anaerob yaitu dengan membuat limbah cair tertampung selama 12 jam dalam media sehingga limbah terdegradasi oleh mikroorganisme.

"By flowing wastewater into small stone media and sand from bottom to the top so will get outside flow with BOD value reduce because wastewater contact with microorganism in the media. Effective operation is for breeding microorganism in anaerob condition with make wastewater accomodated for 12 hours in the media so that wastewater degraded by microorganism."

  • Tangki Aerasi Bertingkat
O2 disalurkan dari bawah sehingga seluruh badan limbah akan diselimuti O2Dengan tangki aerasi bertingkat maka kebutuhan akan O2 dari kompartemen satu ke yang lain semakin bertambah seiring meluapnya limbah dari sekat satu ke sekat yang lain. Dengan adanya ini maka, kompartemen terakhir akan melimpah O2 sehingga mikroorganisme aerobic terpenuhi kebutuhannya dan dapat mendegradasi limbah. Keefektifan dari penurunan kadar BOD air limbah berbanding lurus dengan lama waktu aerasi dan banyaknya sekat.

"O2 distributed from bottom so that entire body waste will be covered O2. By multiply aeration tank so requirement of O2 from one compartment to another is increasing as overflow waste from one partition to another. By this structure, the last compartment will excess O2 so that aerobic microorganism fulfill and able to degrade waste. The effectiveness decrease level of BOD waste water is proportional with length of aeration time and amount of partition".
  • Biofilter Aerob - Anaerob

Sistem ini tersusun dari bak pengendap awal, biofilter anaerob, biofilter aerob dan bak pengendap akhir. Bak pengendap awal berfungsi mengendapkan limbah berdasarkan gaya gravitasi dan bahan yang mengapung seperti buih dan lemak sehingga yang akan diproses di tahap selanjutnya murni limbah cair. Biofilter anaerob adalah untuk perkembangbiakan bakteri yang mendegradasi polutan dengan aliran upflow (dari bawah ke atas). Biofilter aerob dengan memberikan aerasi sehingga polutan tinggi dan berbau. Bak pengendap akhir untuk memisahkan partikel padatan lumpur berdasarkan gaya gravitasi sehingga limbah yang dibuang ke lingkungan aman. Dengan menggunakan biofilter maka ada 2 cara pertumbuhan mikroorganisme yaitu pertumbuhan tersuspensi (suspended growth) dan pertumbuhan lekat (attached growth). Untuk pertumbuhan lekat, mikroorganisme akan membentuk lapisan lendir (biofilm) yang melekatkan diri pada media (pasir, kerikil, karet, plastik dll) yang medianya bisa tercelup sebagian, keseluruhan atau hanya dilewati air saja. Biofilm ini akan memerangkap nutrisi untuk pertumbuhan bakteri dan mencegah lepasnya sel - sel pada sistem air mengalir.

"This system is composed from initial settling tank, anaerob biofilter, aerob biofilter and final settling tank. Initial settling tank has function to precipitate waste by gravity and floating materials such as foam and grease so that will be processed in the next step of pure liquid waste. Anaerobic biofilter is to the proliferation of bacteria that degrade pollutants with upflow (from bottom to top). Aerob biofilter give aeration so that high pollutant and bad smell. The last settling tank to separate sludge particle by gravity so that waste that discharged into environment safe. By using biofilter so there is 2 ways microorganism growth such as suspended solid and attached growth. For attached growth, microorganisms will form a layer of slim (biofilm) to attach themselves to the media (sand, small stone, rubber, plastic etc) which the media can be partially submerged , all submereged or just skipped the whole water. This biofilm will trap nutrients for bacterial growth and prevent the release cells in flowing water system."
  • Rotating Biological Contactor (RBC)

Dengan menggunakan cara tersebut maka mikroorganisme membentuk lapisan biofilm dengan perlekatan pada drum RBC. RBC berputar jadi terkadang ada bagian kontak dengan air dan udara bebas sehingga pemenuhan O2 terpenuhi. Bakteri akan berkembang dan mendegradasi limbah saat drum RBC kontak dengan limbah. RPM semakin rendah maka kontak antara bakteri dan limbah akan lebih efektif dan drum terendam 70 % adalah kondisi efektif penurunan BOD.

"By using that ways of the microorganism forming a biofilm layer with attachment on the RBC drum. RBC rotates so sometimes there are parts contact with water and fresh air so that O2 fulfilled. Bacteria will grow and degrade waste while RBC drum contact with waste. The lower RPM then contact between bacteria and waste will be more effective and drum submerged 70 % is effective condition for BOD degradation."


Referensi :
[1]] Setyobudiarso,H. Aplikasi Filtrasi Anaerobil Aliran Upflow dalam Menurunkan Kadar BOD Limbah Cair.Teknik Lingkungan FTSP. ITN Malang
[2] Mirwan,A dkk. Penurunan Kadar BOD Air Sungai Martapura Menggunakan Tangki Aerasi Bertingkat. Teknik Kimia. Univ. Lambung Mangkurat
[3] Wicaksono, E. Penurunan kadar BOD dengan RBC.  Teknik Kimia. Univ. Sebelas Maret

Cara Menurunkan Kadar COD Limbah Cair

Diposting oleh On Sunday, June 22, 2014

Kata kunci : Chemical Oxygen Demand, COD, Limbah, Activated Carbon, RBC, Activated Sludge


COD (Chemical Oxygen Demand) adalah kebutuhan O2 untuk mengoksidasi bahan organik  yang tidak terdegradasi secara biologis. Dengan kata lain juga bisa disebutkan kebutuhan O2 untuk reaksi kimia dalam mendegradasi kandungan kimia dalam suatu bahan.

"COD is necessary O2 for oxidize undegradable organic compound biologically. Other called also necessary O2 for chemical reaction to degrade chemical content in the material"
Beberapa cara untuk menurunkan kadar COD pada limbah :
  • Menggunakan Arang Tempurung Kelapa (Coconut Shell Charcoal)
Dalam penerapannya arang ini bisa untuk menurunkan kadar COD yang dipengaruhi oleh pH (8), waktu kontak (semakain lama arang aktif akan cepat jenuh) dan suhu (suhu tinggi daya adsorpsi semakin tinggi).

"In Application this charcoal able to reduce COD degree that affected by pH (8), time contact (so long activated charcoal so will fast saturated) and temperature (high temperature so high adsorption power."
  • Menggunakan Tangki Aerasi Bertingkat / Bersekat (Aeration Tank Baffled)
Penurunan COD sebanding dengan lama waktu aerasi dan banyaknya sekat, jadi jika aerasi lama maka kebutuhan O2 untuk mendegradasi zat terpenuhi dan dengan banyak sekat maka luapan air dari sekat satu ke yang lain akan menambah jumlah O2 sehingga semakin banyak sekat maka sekat terakhir akan terkumpul O2 paling banyak dan kadar COD turun.

"Dropping of COD is proportional with length of aeration time and amount of baffle so if aeration need more time so necessity O2 to degrade chemical is fulfill and many baffle so water floaded from one baffle to other will add amount O2 so that many baffle appplied in the end baffle will collect more O2 and reduce COD degree." 
  • Menggunakan Rotating Biological Contactor (RBC)
Aplikasi terbaik saat disk RBC terendam 70% dan kecepatan putar RBC 2 rpm, jadi saat disk banyak yang tercelup ketimbang yang kontak dengan udara mengindikasikan bahwa pembentukan lapisan mikroorganisme lebih luas karena kontak dengan area limbah yang besar dan untuk 2 rpm lebih bagus karena jika terlalu cepat berputar maka waktu kontak antara biofilm dengan air limbah dan udara berkurang sehingga pembentukan lapisan mikroorganisme kurang efektif.

"The best application when RBC disk is 70% submerged and rotational velocity is 2 rpm, so when many disk is immersed than contact with air indicate that formation of microorganism layer is large because it is contact with large waste area and for 2 rpm is the best because if it is too fast rotating the time contact between biofilm with waste water and air is reduce so that formation microorganism layer is less effective."
  • Menggunakan Activated Sludge
Dengan menggunakan mikroorganisme pendegradasi maka dibutuhkan nutrient yang berasal dari pupuk NPK dengan kadar 1 s/d 100 µg/L dan juga CuSO4 sebagai sumber Cu, mikroorganisme bisa aerob dan anaerob tergantung tipe bakteri serta pH yang baik untuk berkembang mikroorganisme 6,5 – 7,5 dengan penambahan CaCO3 (dolomit) untuk mengendalikan pH dan suhu efektif 32 – 36 oC.

"Using microorganism to degrade needed nutrient from NPK fertilizer with concentration 1 - 100 µg / L and also CuSO4 as source of Cu, microorganism able aerobic and aerobic depend on bacterial type and pH to grow microorganism 6,5 - 7,5 with adding CaCO(dolomit) to control pH and effective temperature 32 – 36 oC."
  • Menggunakan Reaktor Biosand Filter + Activated Carbon
Media yang dipakai adalah pasir halus (45 cm), pasir kasar (10 cm), kerikil (15 cm) dan activated carbon (30 cm) yang telah disiapkan sesudah pemanasan di oven 120oC. Langkah awal adalah membuat biofilm pada reaktor dengan bahan limbah cair diisi 75% dari volume reaktor, kondisi siap yaitu diketahui dari pengecekan kadar COD tiap 2 hari sekali dengan setiap kali pengecekan dilakukan penambahan urea  46% sebagai sumber nutrient dan jika kadar COD berkurang dari mula - mula maka reaktor siap digunakan (anaerob 6 - 12 minggu dan aerob waktu lebih cepat).

"Media that used are smooth sand (45 cm), rude sand (10 cm),  small stone (15 cm) and activated carbon (30 cm) which had been prepared after heating in the oven 120 oC. Initial step is creating biofilm in reactor with liquid waste that filled 75% of reactor volume, ready condition is known from checking COD degree every 2 day with checking adding urea 46 % as nutrient source and if COD degree drop from initial so reactor ready used (anaerobic 6 - 12 week and aerobic faster time)."

Referensi :
[1] Kasam dkk. Penurunan COD di limbah cair. FTSP UII
[2] Mirwan, A dkk. Penurunan kadar COD, BOD, TSS, CO2 menggunakan tangki aerasi bertingkat. Teknik kimia univ. lambung mangkurat
[3] Sayekti, RW. Studi efektifitas penurunan kadar COD limbah cair dengan RBC
[4] http://www.academia.edu/3320682
[5] Suligundi,BT. Penurunan kadar COD dengan biosand filter dan activated carbon. Teknik lingkungan univ. tanjungpura
[6] http://www.mcmurrayrotary.com/SandFilters.cfm

ARTIKEL TERKAIT :
1. Cara Menurunkan Kadar BOD Limbah Cair 
2. Pengolahan Limbah Industri (Waste Water Treatment) 
3. Waste Water Treatment Plant (WWTP)

AWAS Bahan Berbahaya di Sekeliling Kita

Diposting oleh On Monday, May 12, 2014

Hati - hati buat para ibu yang sering membeli bumbu masakan yang harganya murah, packing seadanya dan terceceran orang jualan di pinggir jalan dan pasar. Ini pengalaman yang kami dapatkan selama investigasi lapangan. Akan kami uraikan satu per satu dari bahan tersebut :

"Be careful for mother or house wife who often buy cheap price of cooking season, simple packing and many sold in the side road and local market. This is my experience which we gained during field investigation. We will describe one by one from that material :"
  • Saus Tomat / Tomato Sauce
Tahukah anda bahwa saus tomat yang banyak dijual di tengah masyarakat yang dikemas hanya dengan plastik, botol kaca tanpa label adalah produk indutri rumah tangga yang kebanyakan tidak berijin. Fakta yang kami dapatkan di lapangan bahwa mereka menggunakan bahan baku seadanya untuk membuat pasta seperti ketela, cabai, pepaya (kebanyakan bahan ini busuk, namun ada yang bagus supaya kualitas tidak terlalu jelek). Kalau dilihat sepintas sudah cukupkah bahan tersebut untuk membuat saos, jawabannya tentu tidak, tomat tidak ada dalam proses tersebut melainkan diganti oleh perasa tomat (essence). Bahan baku semuanya digiling dalam wajan panas dan menyatulah semua bahan tersebut, setelah agak lama campuran tersebut keliatan merah kehitam - hitaman karena bahan baku kualitas rendah, namun jika bahan berkualitas bagus warna akan keliatan cerah seperti orange. Untuk membuat warna seolah - olah berbahan tomat, mereka tidak bodoh, mereka menggunakan pewarna textile, Hydrogen Peroxyde, Tawas dll. Tentu bahan ini berbahaya kan karena mereka tidak memikirkan dampak terhadap konsumen dan mereka sendiri juga tidak akan mau memakannya. Selain bahan berbahaya tersebut, mereka juga memakai bahan pengawet agar terhindar dari pembusukan, mereka memakai Natrium Benzoat, Formalin dll dengan takaran yang ngawur.

"Did you know that tomato sauce many sold in a society and packed only with plastic, glass bottle without label is product from home industry and many not permitted. The fact which we gained in the field that they use patch up raw material to make paste such as cassava, chili, papaya (many material is spoiled but there is good material so quality  is no too bad). If looked glance already enough that material to make sauce, answer is not, tomato there is not in process and changed by tomato essence. All raw material is mixed in the hot pan and fuse all material, after long time, compound look black because raw material is low quality but if material has good quality will bright color like orange. To make color like tomato material, they not stupid, they use textile dyes, Hydrogen Peroxyde, Tawas etc. Absolute this material is hazardous because they not think effect for consumer and themselves also will not want to eat that product. Except that hazardous material, they also use preservative material to prevent from contamination, they use Natrium Benzoat, Formalin etc with unmeasure dose."

   
  • Kecap / Ketchup
Jika masyarakat membeli kecap tanpa label dari pabrik ternama berhati - hatilah, karena proses pembuatan kecap industri rumah tangga banyak yang melanggar aturan. Kebanyakan untuk kecap yang perlu diwaspadai adalah pemakaian gula merah. Sudah banyak orang tahu bahwa pengolahan gula merah dari mulai nira di deres sampai dimasak menggunakan bahan - bahan berbahaya atau bahan yang selayaknya tidak dipakai. Dari pengalaman yang kami dapatkan bahwa untuk mencegah fermentasi nira deresan, petani gula sering menambahkan air kapur, sabun mandi atau sabun colek. Menurut ilmu kimia memang benar bahan tersebut bersifat basa yang bisa menetralkan pH nira deresan sehingga nira tetap berkualitas bagus, namun apakah tidak ada dampak dari penggunaan bahan tersebut, silakan dipikirkan matang - matang. Setelah proses fermentasi gula + kedelai selesai, sering ditambahkan pengawet berbahaya yang sudah sering disebutkan seperti diatas.

"Be careful if people buy ketchup without labels from familiar factory, due to manufacturing process soy sauce home industry scale, many against the rules.The most for soy sauce need be watchfull is red palm sugar. Already the most people that process of palm sugar from nira until cooking process use dangerous ingredient or offspect ingredient. From our experience, we get to prevent fermentation of nira, palm sugar farmer often add lime water, body soap or laundry soap. For chemical, that ingredient has characteristic alkaline pH can neutralize pH of nira so that nira still has good quality, but if there is no impact from using that ingredient, please mature think. After process of sugar fermentation + soya finish, often added dangerous preservative which often mentioned like above."
Sumber Gambar : http://www.shudaiajlani.com
  • Sambal Cabe / Chili Condiment
Sambal yang dijual bebas di pasaran yang kita temui banyak mengandung kimia berbahaya baik untuk pencerah warna dan pengawetnya. Kebanyakan bahan baku yang mereka pakai adalah busuk dicampur yang segar sehingga hasilnya sedikit lebih bagus dan untuk memperbaiki kualitas dan rasa mereka banyak memakai zat kimia berbahaya. Jangan heran kalau anda menemui sambal sampai berumur tahunan, karena sistem pengawetnya adalah merasuk ke pori - pori bahan sehingga tidak akan lepas sampai terkonsumsipun juga tidak akan bisa dicerna tubuh.

"Condiment which we sold freely in the market, many containing harmful chemical such as bleaching and preservative. The most raw material which they use is rotten mixed fresh so that the result better and to improve quality and taste, they use harmful chemical. Don't be surprised if you met condiment until annual age, due to preservative system is entering into pores of material so that not decomposition until consumted and will not able to be digested the body."
Sumber Gambar : resepmasakanindonesia.info
Sumber Gambar : life.viva.co.id












  • Sambal Petis / Petis Condiment
Pengalaman yang kami dapatkan dari investigasi pembuatan petis industri rumah tangga di daerah JATIM, kami mendapatkan banyak fakta mulai bahan baku, bahan pendukung yang patut dipertanyakan. Disana kami melihat sendiri bahan baku seperti gula, udang + ikan powder yang kualitasnya sangat diragukan (biasanya mereka menggunakan cangkang udang + kepala ikan, jadi bukan dagingnya yang di blender melainkan sampah - sampah dari sisa pengolahan), tidak ada uji kualitas dan langsung diolah menggunakan wajan yang kotor dan tempat seadanya. Disisi lain penggunaan pengawet yang bisa dibilang sangat berbahaya yakni mereka menggunakan Natrium Benzoat + Potassium yang dikombinasikan, pembaca sekalian sudah tentu tahu kan bahaya dari zat kimia tersebut, yang selayaknya untuk racun hama digunakan untuk makanan. Selain itu mereka juga menggunakan kimia berbahaya untuk anti jamurnya. Jadi buat para pembaca sekalian, sebarkan informasi berharga ini kepada semua orang untuk hati - hati dalam memilih bahan konsumsi.

"Our experience which we g0t from investigation petis manufacturing in East Java, we started get several fact from raw material, support material which both still questionable. There we see raw material likes sugar, shrimp + fish powder which doubtful quality (usually they use shrimp shell + fish head, so not meat blended but waste of processing residue), there is not try quality and direct processed using dirt pan and any place. On the other hand, using preservative can be known very harmful because they use combinated Natrium Benzoat + Potassium, reader of this blog already know harmful of that chemical, the material for pesticide used for additive food. Beside that, they also use harmful chemical for anti mold. So for reader, share this valuable information to all people to be careful choose consumted ingredients."

  • Ikan Laut dari Nelayan / Marine Fish from Fisherman
Pengalaman ini kami dapatkan dari Lamongan bahwa suatu ketika kami membeli sampel ikan masih segar dari nelayan yang baru saja kembali dari laut, sampel kita uji ternyata mengandung formalin melebihi ambang batas kemudian ikan kami ujikan kepada kucing dan ternyata kucing tidak mau makan. Selidik demi selidik ternyata nelayan sudah membawa formalin itu mulai mau berangkat ke laut, jadi di tengah laut saat mendapat ikan langsung dilumuri dengan formalin dan disimpan dalam es. Jadi hati - hati dalam memilih ikan karena jika anda tidak teliti didalamnya terkandung bahan berbahaya bagi tubuh.

"This experience, we got from Lamongan that while we buy fresh fish sample from fisher which recently return from sea, we test sample and found contain formaldehyde exceed threshold then fish our test to the cat and cat will not eat it. Known that fisher have brought formaldehyde to the sea, so in the middle of the sea while the fish get directly contacted with formaldehude and stored in ice. So be careful selecting fish because if you not accurate containing harmful ingredients to the body."
Sumber Gambar : www.antarafoto.com
  • Minyak Goreng / Palm Oil
Dari uji lab kami pemurnian minyak jelantah untuk dijadikan minyak goreng seperti aslinya memang bisa dan formula yang kita pakai memang untuk makanan, namun tidak akan kami share disini karena kami takut ada oknum tidak bertanggung jawab menjadikan ini sebagai bisnis utamanya. Dalam rantai molekul minyak goreng tersusun dari rantai - rantai dan saat terkena pemanasan maka terjadilah pemutusan rantai - rantai ini sehingga minyak menjadi lebih keruh dibanding awal. Penampakan memang bisa dirubah namun yang namanya rantai kimia kalau sudah rusak oleh panas tidak akan kembali ke bentuk semula sehingga jika ini tetap dikonsumsi tubuh bisa menyebabkan kanker karena rantai yang rusak tidak bisa diolah oleh tubuh. Banyak oknum tak bertanggung jawab menjernihkan jelantah menggunakan kimia berbahaya seperti pembersih porselen, pembersih air keruh atau pemutih textile untuk mendapatkan jelantah agar terlihat seperti aslinya yaitu kuning jernih. Jadi jangan membeli minyak goreng eceran karena didalamnya bisa terdapat bahan - bahan berbahaya seperti diatas.

"From our test laboratorium, purification of used palm oil like original formula actually can be made and our formula actually food grade but we will not share here because we afraid person related irresponsible using this formula as their main business. In the chain molecule of palm oil arranged from chains and when heating happen cracking this chains so that oil become darker than ago. Looking can be changed but name of chemical chain if have broken by heat will not return initial so that if this still consumed by body can reason cancer because break chain can't be processed by body. Many related person irresponsible bleaching used palm oil using harmful chemical such as porcelain cleaner, dirt water cleaner or textile bleaching to get used palm oil like originally bright yellow. So don't buy retail palm oil due to can contain harmful chemical like above."
Sumber Gambar : kemasaneceran.com
  •  Gula Merah / Palm Sugar
Selama kami investigasi dari daerah ke daerah kami masih menemui tradisi yang turun temurun dari nenek moyang orang terdahulu bahwa penggunaan kulit batang nangka dan kulit manggis bisa mencegah nira berfermentasi. Tradisi inilah yang sampai sekarang masih turun tenurun namun seiring bahan tersebut mulai langka untuk didapatkan, petani gula menggunakan air kapur, sabun mandi dan sabun colek untuk mencegah nira berfermentasi saat di deres. Petani tidak tahu dampak untuk kesehatan jika mengkonsumsi gula yang telah tercampur bahan tersebut, oleh karena itu kami datang memberikan pengetahuan dan membuka pikiran para petani untuk meninggalkan bahan berbahaya tersebut dan diminta untuk mengganti dengan Sodium Metabisulphite yang food grade. Didalam pengolahan nira menjadi gula, petani biasanya mendapatkan gula mereka warnanya hitam jelek namun mereka tidak bingung akal yaitu menggunakan air kapur, Hydrogen Peroxide untuk memutihkan. Kamipun menyadarkan mereka untuk memakai Sodium Metabisulphite karena selain untuk mencegah fermentasi juga bisa untuk mencerahkan warna gula. Untuk mendomplang ukuran gula dilihat dari sisi tampak bukan berat mereka menambahkan soda kue agar saat nira diolah dan dicetak mengembang, makanya kita sering mengetahui ditengah - tengah gula keliatan pecah, merekah karena pengembangan dari soda kue yang mengeluarkan gas karbondioksida.

"During our investigation from area in line to other, we still see tradition from generation to generation from that using peel of jackfruit stem and mangosteen peel can prevent fermentation nira. This tradition until now still hold but due to that material rare to get, farmer of palm sugar using lime water, body soap and laundry soap to prevent fermentation nira. The farmer not know effect for healthy if consume palm sugar which have mixed that material, therefore we come to give knowledge and open mind for farmers to leave harmful material and to substitute with sodium metabisulphite food grade. In processing nira become palm sugar, the farmer usually get their palm sugar bad color but they not confuse because they use lime water, hydrogen peroxide for bleaching agent. Our team aware them to use sodium metabisulphite because beside to prevent fermentation also able to bleach palm sugar color. To increase size palm sugar known from look side no weight, they add sodium bicarbonate so when nira processed and pressed will expand, so we often know in midlle palm sugar break or hole because expansion of sodium bicarbonate and release carbondioxide."
  • Tepung (Terigu, Tapioka, Gandum, Sagu dll) / Flour (Wheat, Tapioca, Sago)
Dari hasil jalan - jalan kita ke pabrik tepung, kami menemui banyak pengalaman berharga yaitu tepung yang keliatan sangat putih bisa dipastikan saat pengolahan menggunakan hidrogen peroxide, Tawas, Kaporit atau pewarna textile. Untuk industri rumah tangga kebanyakan mereka tidak mengenal kualitas dan yang mereka pikirkan hanya untung saja dengan biaya produksi yang minim. Jika tepung keliatan putih mereka akan menjual dengan harga tinggi karena ukuran harga tepung dilihat dari penampakan dan kadar abu pada tepung. Namun dengan Sodium Metabisulphite bisa menggantikan posisi bahan berbahaya tersebut, karena bahan itu food grade dan dianjurkan pemerintah. Jadi berhati - hatilah memilih tepung untuk bahan olahan anda.

"From the result our travelling to the flour factory, we met a lot of valuable experience such as flour which so white looking can be ensured when processing use hydrogen peroxide, tawas, kaporit or textile bleaching. For the most home industry, they not see quality and they think only profit with low production cost. If flour white looking, they will sold with high price because measure of flour price known from looking and ash content in flour. But, with sodium metabisulphite could replace harmful material because it is food grade and recommended by government. So be careful choose flour as your cooking ingredient."

BACA JUGA : Pemutihan dan Penghilangan Bau Apek Tepung (Terigu, Tapioka, Gandum, Beras)
Sumber Gambar : www.republika.co.id
  • Kerupuk / Cracker
Kerupuk yang sering kita temui di pasar lokal atau warung pinggir jalan perlu mendapat sorotan tajam, karena dari pengalaman kami investigasi didapatkan bahwa mereka menggunakan tepung yang sangat jelek, murah dan akan dijadikan kerupuk dengan kualitas yang bagus. Mereka tidak kehilangan akal yaitu menggunakan bahan pemutih berbahaya untuk membuat kerupuk produksinya keliatan cerah.

"Cracker which often we meet in the local market or roadside stall need get sharp attention, because from our experience investigation that they use bad quality flour, cheap and will be used good quality cracker. They did not lose sense that using harmful bleaching to make cracker the result production be bright looking."
Sumber Gambar : votemenot.com
CATATAN :
Semua foto - foto diatas hanya ilustrasi dan tidak kami maksudkan menyudutkan salah satu pihak produsen maupun distributor. Kami hanya berbagi pengalaman selama investigasi lapangan dan mengajak masyarakat berbudaya hidup sehat. Jadi pandai - pandailah memilih bahan konsumsi makanan anda karena kesehatan anda adalah investasi terbesar di hidup.
Tambahan terpenting yaitu semua bahan berbahaya tersebut bisa digantikan oleh Sodium Metabisulphite karena bahan ini food grade bisa untuk pengolahan makanan.

"Note :
All pictures above only an illustration and we do not mean to corner one of the producers or distributors. We only share experience during filed investigation and invite people to healthy live culture. So be smart choose your consume material because your health is the biggest live investment.
Important note is all of harmful ingredient can be replaced by sodium metabisulphite because this ingredient food grade able to food processing."

Referensi : Pengalaman pribadi investigasi di lapangan untuk mengenalkan produk kimia food grade

ARTIKEL TERKAIT : 
1. Zat Additive Makanan 
2. Proses Pembuatan Gula Tebu Kristal 
3. Pemutihan Gula Kelapa Merah BS / Reject / Rekondisi 

6. Pemutihan dan Pengawet Sambal Petis

Diposting oleh On Monday, May 12, 2014

Sambal petis yang sering ditemui untuk bumbu masakan yang biasanya di packing dalam bentuk timba, botol atau kantong plastik mengandung banyak bahan berbahaya. Ini pengalaman saya melihat di lapangan bahwa proses pengolahan sambal petis industri rumah tangga menyalahi aturan, mereka menggunakan gula, udang, ikan yang kualitas dan higienisnya ala kadarnya. Dalam proses pemasakan mereka juga menggunakan wajan yang kotor dan tempat seadanya. Yang perlu digarisbawahi adalah untuk pengawet mereka menggunakan Natrium Benzoat + Potassium dengan takaran ngawur, tahu sendiri kan bahaya dari zat tersebut bisa menyebabkan kanker (karsinogenik). Setelah adonan jadi, petis didinginkan 1 hari 1 malam dan sesudah itu ditaruh dalam timba dan diatasnya dioleskan lagi zat anti jamur kimia berbahaya. Mereka seolah tanpa dosa menjual bumbu tersebut karena yang mereka pikirkan hanya untung saja. Industri ini saya temui di sekitar Sidoarjo, sudah punya label ternama dan ijin Dep. Kes. RI.

"Petis condiment that often encountered for cooking season usually packed form in bucket, bottle and plastic bag contain many hazardous chemical. This is my experience in the line that petis condiment process in home industry against the rule, they using sugar, shrimp, fish that low quality and higyene. In cooking process, they also using dirt pan and dirt place. Need underlined is for preservative, they using Natrium Benzoat + Potassium with unmeasure dose, know that chemical can be reason cancer (carcinogenic). After paste finish, petis is refrigerated during 1 day 1 night and after that packed in bucket and applied on the top hazardous chemical for anti mold. They without sin selling that season because their think only profit business. This industry in Sidoarjo, already has familiar labels and permit from Dep. Kes. RI"

Untuk para pembaca blog ini, sharingkan pengalaman ini ke semua orang agar pintar - pintar memilih bahan makanan, saya anjurkan memilih produk yang mana itu sudah berskala besar, punya riset laboratorium serta memiliki brand product ternama seperti Indofood, ABC, Wings Food dll. Saya tidak mempromosikan perusahaan tersebut namun jika difikir - fikir begini logikanya, perusahaan yang sudah ternama jika ada sidak produk di lapangan dan ternyata mengandung bahan berbahaya, maka akan didatangi oleh oknum terkait, alamat pabrik sudah jelas, pemberitaan media dimana - mana dan bisa - bisa ditutuplah perusahaan tersebut. Makanya untuk perusahaan skala international mereka berlomba - lomba di kualitas untuk menciptakan pasar sebesar - besarnya. Berbeda dengan indutri rumah tangga dimana di produknya tidak dicantumkan jelas alamat pabrik, mereka cenderung pakai kira - kira tanpa uji kualitas di laboratorium dan sering juga kucing - kucingan dengan aparat untuk proses pengolahannya.

"For reader of this blog, please share this experience to everybody to choose food material, I reccomend to choose product which has already large scale, has laboratorium research and has brand product such as Indofood, ABC, Wings Food etc. I do not promote that company but if think according logic like this, the company has familiar name if there is inspection in line and obtained contain hazardous material so will came by related person, address of company also clear, information by media everywhere and can be closed that company. So for company has internatioanl scale, they compete in quality to create a large market. different with home industri where in their product not labelled company address, they has random without quality test in the laboratorium and often pursued with related person for process."

Sewaktu tim ke sana kita mengajari bagaimana membuat produk berkualitas, kita menyadarkan sedikit demi sedikit bahaya zat yang mereka pakai. Sampai pada akhirnya mereka setuju memakai Zat X punya kita untuk pengawetan dan membuat warna cerah lebih indah. Inilah proses pembuatan dengan memakai Zat X tersebut :
  1. Gula dimasukkan dengan air panas dalam wajan yang dipanaskan
  2. Udang + ikan yang sudah menjadi powder ditambahkan kemudian di mixer menjadi satu
  3. Bumbu yang sudah disiapkan dicampurkan disertai pemanasan dan pengadukan
  4. Setelah keliatan kental dan lengket, bahan pengawet food grade Zat X dicampurkan
  5. Didinginkan 1 hari 1 malam kemudian di packing dalam timba
  6. Tidak perlu pengolesan bahan tambahan lagi karena Zat X adalah anti bakteri, anti jamur dan fermentasi
"At the time team there, we give lesson how make quality product, we aware litlle by little hazardous of material which they used. Until finish they agree use Zat X our product for preservative and make bright color more beautiful than ago. This is process manufacturing with Zat X :
  1. Sugar entered with hot water in the hot pan
  2. Powder shrimp + fish added then mixed
  3. Prepared season is mixed with heating and stirring
  4. After looking viscous and sticky, preservative food grade Zat X mixed
  5. Refrigerated 1 day 1 night then packed in the bucket
  6. Not need additive material because Zat X is anti bacterial, anti mold and fermentation"
Inilah gambar perbandingan hasilnya :
Kiri : Memakai Natrium Benzoat + Potassium      Kanan : Memakai Zat X
Dari gambar terlihat bahwa petis yang tidak pakai Zat X keliatan lebih hitam pekat, sedangkan yang memakai Zat X keliatan lebih kemerah - merahan. Mungkin dalam foto kurang keliatan namun jika diamati langsung akan keliatan nyata perbedaannya.

"From picture look that petis does not Zat X looking viscous black whereas use Zat X look reddish color. Maybe in picture less good but if direct observe will real looking difference" 

Referensi : Riset pribadi di departemen R&D industri kimia

ARTIKEL TERKAIT :
1. Pemutihan dan Penghilangan Bau Apek Tepung (Terigu, Tapioka, Gandum, Beras) 
2. Pemutihan dan Pengawetan Sambal Cabe 
3. Pemutihan Gula Kelapa Merah BS / Reject / Rekondisi