Trending Topik

Proses Pembuatan S*dium B*sulph*te

Diposting oleh On Thursday, October 23, 2014

Inilah hasil desain project saya pengalaman di lapangan. Tahukah anda banyak kegunaan dari produk ini dalam aplikasi di industri kertas, tambang emas, laundry, sabun, detergen, dan industri makanan. Prosesnya seperti dibawah ini :

"This is the result experience of my project design in the field. Do you know, many function of this product such as paper industries, gold mining, laundry, soap and detergent also food industries. Process like below :"

Penjelasan Proses Flow Diagram A :
Bahan baku berupa Soda Ash (Na2CO3) dan Soda Caustic (NaOH) disiapkan untuk buffer liquid liquid pH tinggi. Soda Ash (Na2CO3) berupa padatan dimasukkan ke Hopper dan dengan Screw Conveyor dimasukkan ke Mixing Tank. Di Mixing Tank soda ash dilarutkan dengan air dan hasilnya ditampung di Buffer Liquid Tank yang sebelumnya dilewatkan Filter utk memisahkan padatan pengotor. Bersamaan dengan itu, soda caustic (NaOH) dipompakan ke Buffer Liquid Tank dan disini kedua larutan bertemu utk membentuk pH tinggi sebagai penetral proses selanjutnya.

"Explanation Process Flow Diagram A :
Both raw material such as soda ash and caustic soda are prepared for high pH buffer liquid. Soda ash that form solid is entered into hopper and with screw conveyor entered into mixing tank. In the mixing tank soda ash is dissolved with water and the product put in the buffer liquid tank that previously passed filter for separate solid impurities.Simultaneously, caustic soda is pumped into buffer liquid tank and here both solution mix to produce high pH as neutralizer to the next process."



Penjelasan Proses Flow Diagram B :
Buffer liquid digunakan utk spray (menangkap gas SO2) membentuk S*dium B*sulph*te sesuai reaksi :
NaOH + SO---> NaHSO3
Na2COH2O + 2 SO2---> 2 NaHSO3 + CO2
Kemudian larutan hasil tangkapan tertampung di Reaktor dan dipompakan kembali ke atas sebagai spray lagi sampai didapat pH 4,5 baru keluar sebagai produk S*dium B*sulph*te. Buffer liquid hanya berperan sebagai penyedia bahan baku awal pembentukan produk, jika sudah operasi berjalan maka proses akan close system sampai didapatkan produk sesuai spec yaitu pH 4,5. Sesudah produk jadi maka di drain ke tangki penampung produk dan Tangki T-B1 adalah hasil drain reaktor terakhir yang bisa dipastikan di reaktor ini gas SO2 sangat minim oleh karena itu kondisi pH 4,5 sulit didapat dan Tangki T-B1 utk pemerata ke reaktor lain agar produk lebih bisa dimatangkan lagi. Jika produk dari reaktor sudah di drain maka Buffer Liquid akan berjalan kembali utk memenuhi stok bahan baku.

"Explanation Process Flow Diagram B :
Buffer liquid used to spray (catch SO2) to form S*dium B*sulph*te according to reaction :
Then solution the result of catched stored in the reactor and pumped back into upper as spray until resulted out pH 4,5 as S*dium B*sulph*te product. Buffer liquid only  have function as supplier initial raw material manufacturing product, if the process run normally will close system process until resulted spec desired pH 4,5. After product is mature so drained into storage tank product and tank T-B1 is result drain the last reactor which in this reactor SO2 gas is very minim, therefore condition pH 4,5 is very difficult desired and tank T-B1 to distribute into another reactor so product can be matured more. If product from reactor is drained so buffer liquid will running nomally to fulfill raw material stock."

Penjelasan Proses Flow Diagram C :
Produk dari proses B ditampung di Tangki Penampung, disinilah dilakukan cek kualitas meliputi kadar SO2, pH dan SO42-. Jika belum memenuhi spec yang di inginkan maka dilakukan adjustment dengan menambahkan S*dium M*tabis*lphite yang dilarutkan dengan air di Mixing Tank. Hasil dari adjustment kemudian dipompakan ke Tangki Penampung yang sebelumnya dilewatkan di Filter dan terakhir ditampung sebagai produk akhir di Tangki Penampungan Produk siap kirim.

"Explanation Process Flow Diagram C :
Product from B process is stored in the storage tank, here quality check such as SOconcentration, pH dan SO42-. If not yet according to desired spec so will done adjustment with adding S*dium M*tabis*lphite that dissolved with water in the mixing tank. The result from adjustment then pumped into storage tank that previously passed in the filter and finis stored as final product in the product storage tank ready delivery"

Referensi : pengalaman kerja di industri terkait

Sulphur Burner

Diposting oleh On Wednesday, October 22, 2014

Pemanfaatan belerang / Sulfur di dunia industri lumayan besar seperti produksi Asam Sulfat, Sodium Metabisulphite, Sodium Sulphite dll. Pembakaran belerang akan menghasilkan 2 komponen gas yaitu gas SO2 dan SO3 yang pemanfaatan lumayan besar. Untuk mendapatkan gas tersebut, maka diperlukan peralatan pembakaran yang desain disesuaikan dengan kebutuhan. Menurut pengalaman saya di lapangan ada 2 bentuk tipe pembakaran belerang yaitu pembakaran belerang padat dan belerang cair. Penjelasannya adalah :

"Utilization sulphur in industrial is enough large likes sulphuric acid, sodium metabisulphite. sodium sulphite etc. Burning of sulphur will produces 2 components gas likes SO2 dan SOgas. To get it, so be required equipment burner that design followed to necessary. As my experience in the line, there are 2 types of sulphur burner such as burning solid sulphur and liquid sulphur. The explanation are :"
  • Pembakaran Belerang Padat (Burning Solid Sulphur)
Keuntungan :
  1. Tidak memerlukan peralatan tambahan dalam pre treatment belerang
  2. Biaya murah karena hanya ada tungku saja
  3. Mudah pembersihan karena kotoran hanya abu dan impurities belerang yang tidak terbakar
  4. Desain sederhana
"Advantages :
  1. No require additional equipment in the sulphur pre treatment
  2. Low cost due to only stove drum
  3. Easy cleaning because impurities only ash and sulphur impurities unburned
  4. Simple design"
Kerugian :
  1. Kurang efisien karena kemungkinan belerang tidak terbakar semua
"Disadvantages :
  1. Less efficient because sulphur unburned all"
  • Pembakaran Belerang Cair
Keuntungan :
  1. Lebih efisien dalam menghasilkan kadar gas yang tinggi
"Advantages :
  1. More efficient produce high gas content"
Kerugian :
  1. Memerlukan pre treatment belerang seperti Melter Sulphur
  2. Sprayer Jet bisa buntu jika belerang banyak impurities
  3. Biaya alat mahal
  4. Sulit dalam pembersihan
  5. Desain rumit
"Disadvantages :
  1. Require sulphur pre treatment like melter sulphur
  2. Can clogged spray jet if sulphur many contain impurities
  3. Expensive equipment
  4. Difficult cleaning
  5. Crucial design"
Ini desain saya mengenai pembakaran belerang cair yang menyempurnakan pembakaran belerang padat sesuai pengalaman saya di lapangan.

"This is my design about burning liquid sulphur that perfect burning solid sulphur as my experience in the line."



Aplikasi di lapangan seperti ini :
Tahap pre treatment belerang (Molten Sulphur) adalah pelelehan belerang padat menggunakan panas dari Coil Steam di Melter Sulphur. Aneka bentuk coil yang ditanamkan pada melter seperti dibawah :



Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2014). Sulphur Burner, Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2014). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya

ARTIKEL TERKAIT : 
1. Macam - Macam Alat Pengering (Dryer)
2. Tentang Microwave "Oven"
3. Proses Pembuatan S*dium M*tabisulphite

Analisa COD Secara Spectrofotometer

Diposting oleh On Friday, August 08, 2014

ANALISA COD SECARA SPECTROPOTOMETER
RANGE : 0.00 PPM - 1000 PPM
REAGENT :
REAGENT COD NO. 1 :
  1. Timbang 10,216 gram K2CrO7 dilarutkan dengan aquadest +/- 500 ml dalam labu ukur 1000 ml
  2. Kemudian ditambah dengan 167 ml H2SO4 pekat dan dikocok
  3. Ditambahkan lagi 33,3 gram HgSO4 kocok sampai larut dan didinginkan. Setelah dingin encerkan dengan aquadest sampai garis batas (1000 ml)
REAGENT COD NO. 2 :
  1. 22 gram Ag2SO4 dilarutkan dalam 2500 ml H2SO4 pekat dan di diamkan selama 24 jam, baru bisa digunakan 
LARUTAN STOCK STANDART COD 1000 PPM :
  1. Timbang 0,2125 gram tepat Kalium Hydrogenphtalat dan dilarutkan Dalam labu ukur 250 ml dengan aquadest
PROSEDUR :
  1. Pipet 2,5 ml sampel air (disaring bila keruh) dimasukan ke dalam tabung COD
  2. Kemudian tambahkan 2,5 ml aquadest
  3. Tambahkan 7,5 ml Reagent for COD NO.1 dan 7,5 ml Reagent for COD NO.2
  4. Tabung ditutup rapat dan dikocok homogen lalu panaskan ke dalam oven pada temperatur 150 0 C selama 2 jam
  5. Kemudian dinginkan, setelah dingin ukur larutan tersebut pada Spectrophotometer pada panjang gelombang 595 nm dan cell 10 nm
NOTE :
  • Apabila larutan / sampel COD setelah dipanaskan warnanya berubah menjadi hijau, berarti kandungan COD - nya lebih dari 1000 ppm (melebihi dari range standard) maka harus dilakukan pengenceran yaitu sampel sebelum ditambahkan dengan reagent harus diencerkan terlebih dahulu
  • Dan tabung COD sebelum digunakan harus dalam kondisi yang bersih , caranya : Rendam tabung COD dalam larutan H2SO4 – 20% selama lebih kurang 1 jam, kemudian dibilas dengan aquadest 3x, lalu dimasukkan kedalam oven
PEMBUATAN KURVA STANDART :
  • Buat larutan standard COD masing - masing : 0, 100 ppm,300 ppm, 500 ppm, 800 ppm, 1000 ppm
  • Dari larutan COD stock COD standard 1000 ppm
  • Pipet 5 ml dari masing - masing standard COD diatas masukan kedalam tabung COD dan  tambahkan 7,5 ml reagent COD No.2
  • Tabung ditutup rapat dan kocok homogen ,panaskan dalam oven selama 2 jam pada temperatur 150 0C , setelah dingin ukur pada spectrophotometer dengan panjang gelombang 595 nm dan cell 10 nm

Macam-Macam Alat Pengering (Dryer)

Diposting oleh On Friday, August 01, 2014

Dalam dunia industri dikenal alat pengering produk yang disebut Dryer. Dryer berbeda dengan Evaporator dan untuk membedakan bisa dilihat disini.
Macam - macam dryer adalah :
  • Tray Dryer
Prinsip kerjanya adalah rak – rak yang tersusun bertingkat dan dari bawah keatas dialirkan panas secara zig – zag menggunakan blower / fan. Panas berasal dari listrik, kumparan koil dan steam. Biasanya panas diatur menggunakan thermostat pada suhu 50 – 70 oC.

"The working principle is shelves arranged multilevel and from bottom to the top transported heat zig - zag using blower / fan. Heat comes from electricity, coil spindle and steam. Usually heat set using themostat at a temperature 50 – 70 oC.

Keunggulan :
  1. Sederhana dan biaya instalasi rendah
  2. Biaya operasional rendah
"Strengthnesses :
  1. Simple and low installation cost
  2. Low operational cost"
Kelemahan :
  1. Kecenderungan tray terbawah panas dan tray teratas kurang panas
  2. Efisiensi rendah
"Weaknesses :
  1. The lowest tray will take excess heat and the toppest will take minim heat
  2. Low efficiency"
  • Spray Dryer
Prinsip kerjanya adalah air yang terkandung dalam butiran produk yang akan dikeringkan diubah menjadi partikel halus dengan penguapan oleh atomizer. Partikel produk akan jatuh ke bawah dengan di spray kan dan dikontakkan dengan udara panas yang mengalir baik secara co – current atau counter current. Produk akan jatuh ke bawah sebagai serbuk dan untuk pemisahan partikel padatan terikut udara panas maka digunakan cyclone.
"The working principle is water that containing in product powder will be dried and changed to smooth particle with evaporation by atomizer. Product particle will falling into bottom with sprayed and contacted with hot air that flow co - current or counter current. Product will fall into bottom as powder and for separation entrance of solid particle to hot air so used cyclone."

Keunggulan :
  1. Untuk produk mempunyai nilai ekonomis tinggi dan rusak oleh panas (> 100 oC)
  2. Tidak terjadi kehilangan senyawa yang mudah menguap (volatile) terlalu tinggi
  3. Proses pengeringan cepat dalam kapasitas besar
  4. Menghasilkan partikel yang bisa dikontrol sesuai keinginan seperti bentuk, ukuran dan kandungan airnya
  5. Untuk produk yang tetap terjaga mutu dan kualitasnya
"Strenghtnesses :
  1. For product has high economic value and damaged by heat (> 100 oC)
  2. No high losses of volatile compound
  3. Flash drying process in large scale
  4. Produce particle that can be controlled as desired like shape, size and moisture content
  5. For product that saving quality"
Kelemahan :
  1. Biaya cukup tinggi
  2. Hanya diaplikasikan pada produk cair dengan konsentrasi tertentu
"Weaknesses:
  1. High cost
  2. Only applied for liquid product with specific concentration"


  • Rotary / Drum Dryer
Prinsip kerjanya adalah menggunakan drum panjang horizontal yang berputar, dimana bagian bawah sedikit turun sehingga produk akan berjalan secara gravitasi mengikuti putaran drum. Panas dihembuskan baik secara co - current dan counter current yang berasal dari pembakaran batu bara, minyak bumi dan gas.

"The working principle is using long horizontal rotating drum, where the bottom part is slightly down so that product will flow gravity follow rotating drum. Heat exhaled both co-current and counter current which come from burning of coal, fossil fuel and gas"

Keunggulan :
  1. Bisa untuk mengeringkan luar dan dalam dari padatan
  2. Efisensi tinggi dan instalasi mudah
  3. Menggunakan daya listrik kecil
  4. Proses pencampuran baik dan seragam
  5. Mudah di operasikan
"Strenghtnesses :
  1. For drying ouside and inside of solid
  2. High efficiency and easy installation
  3. Using small electric power
  4. Homogen mixing process
  5. Easy to operate"
Kelemahan :
  1. Susah perawatan
  2. Efisiensi rendah
  3. Karakteristik produk yang tidak konsisten
  4. Drum bisa erosi terhadap material tertentu
"Weaknesses :
  1. Difficult maintenance
  2. Low efficiency
  3. Inconsistent characteristic product
  4. Drum able corrosion to specific material"

  • Flash / Pneumatic Dryer
Prinsip kerjanya adalah melewatkan produk pada kolom dan biasanya berbentuk huruf "U" agar kontak antara produk yang akan dikeringkan dengan media pemanas lebih lama. Flash artinya kilat dengan maksud bahwa produk dikeringkan dengan sangat cepat saat berjalan pada kolom dan Pneumatic artinya gas bertekanan sehingga bisa menggerakkan fluida biasanya berupa blower. Media pemanas bisa berupa steam, udara panas dll yang bisa dilewatkan secara co - current atau counter current tergantung kebutuhan.

"The working pronciple is passing product on the column and usually shape "U" for longer contact between product will dried with heating media. Heating media is steam, hot air etc can be passed co-current or counter current as necessity"
  • Fluidized Bed Dryer
Prinsip kerjanya adalah tumpukan bahan padat bergerak karena adanya aliran udara yang dilewatkan pada tumpukan.

"The working principle is deposit moving solid material due to air flow that passed in the deposit"

Keunggulan : 
  1. Cocok skala besar
  2. Mudah pengoperasian karena produk bergerak seperti fluida
"Strengtnesses :
  1. Large scale
  2. East to operate because of move product like fluid"
Kelemahan :
  1. Energi listrik besar karena kecepatan udara tinggi
  2. Partikel padatan tidak terpisah sempurna
  3. Tidak dapat mengolah bahan yang lengket
"Weaknesses :
  1. High electrical power due to high air flow
  2. Solid particle no perfect separate
  3. Unable process sticky material"

  • Vacuum Dryer
Prinsip kerjanya adalah memanaskan produk yang suhunya bisa diatur, disertai dengan penyedotan uap air dari produk.

"The working principle is heating product that temperature can be arranged, suctioning of water vapor from product"

Keunggulan :
  1. Penguapan lebih cepat pada tekanan rendah daripada tekanan tinggi
  2. Digunakan untuk bahan yang peka terhadap suhu atau mudah teroksidasi
  3. Waktu pengeringan cepat
  4. Temperatur rendah
  5. Energi yang digunakan sedikit
"Strengtnesses :
  1. Evaporization faster at low pressure than high pressure
  2. For sensitive material like temperature or easy oxidation
  3. Fast drying time
  4. Low temperature
  5. Little energy consumption"
Kelemahan :
  1. Biaya operasi relatif mahal
"Weaknesses "
  1. High operation cost"
Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2014). Macam-Macam Alat Pengering (Dryer), Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2014). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya
[2] http://practicalaction.org/tray-dryers
[3] http://www.hajq.net/product/63.html
[4] http://www.foodtechinfo.com/FoodPro/GasTechnologies/Dryers_-_Fluidized_Bed.htm

ARTIKEL TERKAIT :
1. Macam - Macam Penyaring (Screen / Filter) 
2. Bagian - Bagian Furnace & Boiler 
3. Combustion System PLTU