Trending Topik

EPRI (2001) Lubrication Guide

 Oil & grease adalah pelumas yang sering digunakan di dunia industri. Berikut karakteristiknya:

Secara umum perbedaan mendasar antara oil dan grease adalah oil bersifat cair dan mengalir sirkulasi sedangkan grease berupa semi padat/gel yang stagnant memberikan fungsi pelumasan.
Bahan dasar oli (base oil) terbagi menjadi 2 yaitu:
  1. Mineral Oil, ini merupakan oli yang berasal dari distilasi minyak bumi dengan pengurangan 2 kandungan utama menggunakan metode solvent refining dan catalytic hydrogenation yaitu: (i) Aromatic, yang bisa merubah properties viskositas seiring peningkatan temperatur; (ii) Wax, bisa menyebabkan penggumpalan oil pada suhu ruangan.
  2. Synthetic Oil, kelebihan tipe ini adalah ketahanan viskositas yang rendah pada temperatur rendah dimana pada kondisi tersebut umumnya mineral oil membeku dan tidak bisa mengalir dan juga kestabilan pada temperatur tinggi
Perbedaan Viscosity dengan Viscosity Index (VI)
  • Viscosity, pengukuran ketahanan fluida terhadap flow. Terdapat 2 jenis viskositas yaitu: (i) Kinematic Viscosity; (ii) Dynamic Viscosity. Bisa dibaca detail DISINI
  • Viscosity Index (VI), pengukuran perubahan viskositas terhadap perubahan temperatur
Umumnya oil ditambahkan aditif sekitar 15% seperti berikut:
Terdapat 3  mekanisme pelumasan dipermukaan yang bergerak yaitu:
  • Hydrodynamic Lubrication (HDL), 2 permukaan benda yang bergesekan dipisahkan oleh lapisan tipis oli
  • Elasto-Hydrodynamic Lubrication (EHL)
  • Boundary Lubrication (BL)
Penempelan oil film pada permukaan material melibatkan molekul polar dan non-polar seperti ilustrasi berikut:
Macam-macam wear sebagai berikut:

  • Adhesive wear, berasal dari kecenderungan partikel/permukaan yang berbeda untuk saling menempel
  • Abrasive wear, berasal dari gesekan artikel keras seperti pasir silica kontak dengan permukaan material. Hard coating dapat menghindarkan material dari abrasive wear
  • Erosive wear, berasal dari partikel keras yang terbawa aliran fluida dengan kecepatan tinggi
  • Polishing wear, berasal dari reaksi kimia atau gesekan partikel sangat keras
  • Contact fatigue, berasal dari cyclic stress kontak langsung terus-menerus seperti pada rolling lement bearing, gear teeth
  • Corrosive wear, berasal dari karat/korosi material
  • Fretting corrosion, berasal karena vibrasi/getaran
  • Electro-corrosive wear
  • Fretting wear
  • Electrical discharge wear
  • Cavitation damage
  • False brinelling, rolling element bearing berputar tidak pada jalurnya
Penambahan oil baru ke oil lama dengan beda merk/jenis sebisa mungkin tidak dilakukan, namun ketika mandatory maka penambahan tidak boleh >5% untuk menghindari resiko [EPRI "Lubrication Guide", 2001]
Compatibility oil dan grease berbeda, berdasarkan EPRI "Lubrication Guide" (2001) yaitu untuk oli tidak boleh dilakukan mixing sedangkan grease masih bisa dengan mengikuti tabel standard. Berikut kutipannya:
Terdapat beberapa jenis pengujian oil sebagai berikut:
  • Sensory test, menggunakan indra untuk menilai oil dan dibandingkan dengan oil yang sudah diketahui kondisinya. Parameter yang dilihat adalah appearance (kenampakan seperti clear, bright, cloudy; color (warna), odor (bau seperti terbakar), feel (rasa seperti mentega, berpasir, kental)
  • Other Simple test, menguji parameter utama seperti viscosity, consistency, water crackle test, blotter spot test
  • Diagnostic test, pengujian secara laboratorium dengan hasil dibandingkan dengan oil yang diketahui propertiesnya/new oil. Parameternya meliputi oil viscosity, grease consistency, antiscuff, antiwear, IR spectroscopy, emission spectroscopy, ferrography, particle counting
  • Standard test, pengujian standard oil and grease mengikuti ASTM seperti D4378 (in-service monitoring of mineral turbine oil for steam or gas turbine) dan D6224 (in-service monitoring of lubricating oil for auxiliary power plant equipment). Parameter di oil yang vital adalah uji extreme pressure (EP), flash point, pour point, viscosity, oxidation RPVOT, wear
  • Analytical test, menggunakan alat analis laboratorium seperti gas chromatography (GC), scanning electron microscopy (SEM), thermogravimetric analysis (TGA), differential scanning calorimetry (DSC), rotating pressure vessel oxidation test (RPVOT), remaining useful life evaluation routine (RULER), thin-layer chromatography
Sumber wear metal di oil analysis sebagai berikut:
  1. Dirt (pengotor umum), seperti: Al, Ca, Mg, K, Na, Si
  2. Rust (karat), seperti: Fe
  3. Grease (sedimen/lumpur), seperti: Al, Ba, Ca, Li, Pb, Na, Si
  4. Additives (degradasi aditif kimia), seperti: B, Ca, Mg, Ba, Mo, P, K, Zn, Sb
  5. Wear of Bearing (gram), seperti: Co, Cu, Sn, Zn, Mn, Fe, Cr, Ni, P
Referensi:
[1] EPRI. (2001). Lubrication Guide

Previous
« Prev Post