Trending Topik

Bagaimana Memulai Investasi Saham

Diposting oleh On Tuesday, September 11, 2018

Saham adalah jenis investasi di pasar modal yang diperdagangkan melalui sekuritas yang diawasi oleh OJK dan terdaftar di BEI. Investasi saham merupakan jenis investasi high risk-high return sehingga membutuhkan persiapan lebih untuk menanamkan modal disini mulai keilmuan ekonomi fundamental, teknikal, kemampuan membaca trending pergerakan saham dan kondisi pasar yang terjadi.

Langkah awal memulai investasi saham adalah anda harus datang ke perusahaan sekuritas yang terdaftar di BEI, daftar perusahaan sekuritas. Pendaftaran bisa lewat online atau datang langsung ke tempat perusahaan sekuritas tersebut dan anda akan diminta mengisi sejumlah formulir disertai fotokopi KTP, NPWP dan buku tabungan. Kalau anda lewat online, maka anda nanti akan ditelepon oleh pihak terkait untuk segera melengkapi form berkas tersebut dan mengirimkan ke alamat kantor perusahaan sekuritas yang sudah dilengkapi dengan tanda tangan bermaterai.

Setelah berkas diterima oleh perusahaan sekuritas dan pada rentang waktu yang telah ditetapkan maka anda akan mendapatkan akses masuk ke aplikasi jual-beli saham by email atau copy-an cetak. Setelah mendapatkan akses tersebut, silakan anda transfer ke rekening saham anda dan uang yang anda transfer tersebut akan masuk ke rekening sekuritas anda. Kemudian anda bisa melakukan perdagangan saham dengan membeli via online di jam perdagangan aktif pukul 09.00 s/d 16.00 dengan menggunakan uang anda yang terdapat di akun sekuritas.

Pembelian saham dilakukan dengan sistem "lot", dimana 1 lot = 100 lembar. Harga saham yang diperdagangkan mulai dari Rp50 s/d fluktuatif (sampai saat artikel ini ditulis max Rp80.000 per lot). Saham yang ada di bursa saham bervariasi mulai dari perusahaan besar sampai kecil. Harga saham ini terjadi karena adanya faktor bid (permintaan beli) dan offer (penawaran jual) oleh para investor. Anda harus cermat dalam memilih saham tempat investasi karena banyak trending harga jebakan disana, apa artinya yaitu sekilas terlihat perusahaan besar, sering dibicarakan, produknya sering kita temui sehari-hari dan trending saham selama ini cenderung naik, tapi ternyata saat sudah dibeli maka harga saham terus turun dan tidak bisa bangkit kembali (rebound). Hal ini sangatlah wajar di pasar saham karena penentu semuanya adalah pasar, tidak bisa ditebak dan hanya bisa disiasati.

Banyak investor yang tersangkut di harga atas ketika memulai saham karena kurangnya pengetahuan lebih tentang analisis pasar modal. Dalam berinvestasi terdapat 2 hal penting yaitu trading (jual-beli) atau investasi (menabung). Trading saham berarti membeli saat harga murah dan menjual seketika saat harga naik, sesuatu yang diharapkan adalah selisih harga jual dengan harga beli dan inilah yang disebut capital gain. Jika sistem investasi maka anda bisa mendapatkan keduanya baik dividen dan capital gain. Fluktuasi di pasar modal Indonesia terbentuk karena faktor bid dan offer untuk saham yang beredar dan terdaftar di BEI saja. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah kondisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, situasi politik, keuangan dan keamanan negara dll.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Analisa Dissolved Gas Analysis (DGA) di Minyak Trafo

Diposting oleh On Wednesday, September 05, 2018

Dissolved Gas Analysis (DGA) adalah analisa kandungan gas terlarut (dissolved gas) pada oli transformator (trafo), winding atau kabel yang terisolasi oli (oil-insulated cable). Gas terlarut ini berakibat merugikan di oil trafo sehingga disebut "fault gas" dan penamaaan di beberapa analisa menyebut sebagai "key gas". Oli memerlukan pengecekan rutin untuk membaca gangguan yang mungkin terjadi di sistem peralatan agar tidak mengakibatkan kegagalan yang lebih parah.

Tujuan uji DGA pada minyak trafo adalah: [Junid et al, 2008]
  • Menarik kesimpulan kondisi operasi trafo
  • Mengestimasi lifetime trafo masih aman untuk bisa digunakan
  • Mengestimasi kemungkinan terjadi kegagalan trafo
Jenis gas terlarut yang bisa digunakan sebagai indikator kegagalan trafo (fault gases) adalah: hydrogen (H2), metana (CH4), etana (C2H6), etilen/etena (C2H4), acetilene/etuna (C2H2), carbon monoksida (CO), carbon dioksida (CO2), oksigen (O2) dan nitrogen (N2).
Gambar 1. Proses Pembentukan Fault Gas di Trafo [Jakob, 2008]

Gambar 2. Proses Pembentukan Fault Gas di Trafo [Jakob et al, 2003]

BACA JUGA: Proses Pembentukan Gas Terlarut di Minyak Trafo

Berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 2 bisa disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
  • Akibat pemanasan (heating) membentuk gas etilen (C2H4), metana (CH4) dan etana (C2H6) ---> senyawa C2H6 terbentuk pada temperatur rata-rata 250 oC sedangkan C2H4 pada temperatur rata-rata 350 oC
  • Akibat percikan api/busur listrik (arching) membentuk gas acetilen (C2H2) ---> senyawa  C2Hterbentuk pada temperatur rata-rata 500-700 oC
  • Akibat muatan listrik melecut namun tidak sampai menimbulkan percikan listrik (corona), menimbulkan percikan listrik (partial discharge/arching) membentuk hidrogen (H2) dan metana (CH4) ---> senyawa H2 dan CH4 terbentuk pada temperatur rata-rata 150 oC 
  • Akibat degradasi selulosa membentuk carbon monoksida (CO) dan carbon dioksida (CO2)
Gambar 3. Degradasi Selulosa
Berdasarkan Gambar 3 didapatkan data bahwa dengan melihat perbandingan komponen gas terlarut bisa digunakan untuk melihat penyebab degradasi selulosa, berikut pernyataannya:
CO2/CO > 10 ---> disebabkan oleh overheating pada paper/selulosa
CO2/CO < 3 ---> disebabkan oleh electrical fault yang menyebabkan degradasi selulosa

Partial Discharge adalah fenomena percikan muatan listrik melewati sistem isolasi sehingga bisa menimbulkan panas berlebih dan merusak sistem isolasi/selulosa.
Gambar 4. Ratio Kandungan Gas yang Disebabkan Kegagalan di Trafo [Blackburn, 2008]
Pyrolisis adalah terbentuknya zat kimia fase gas (produk) karena substrat (oli) bereaksi tanpa/sedikit oksigen atau zat kimia sehingga terjadi pemecahan molekul
Gambar 5. Energi yang Diperlukan untuk Pelepasan Ikatan Hidrokarbon
Berdasarkan Gambar 5 didapatkan informasi bahwa untuk melepaskan energi ikatan alkuna (rantai ganda) membutuhkan energi yang terbesar. Sehingga urutan yang terbentuk pada fault gas berdasarkan temperatur adalah hydrogenalkana (ex : metana & etana) - alkena (ex : etena/etilen) - alkuna (ex : etuna/asetilene)
Gambar 6. Hubungan antara Fraksi Komponen vs Temperatur untuk Membentuk Fault Gas [Blackburn, 2008]
Gambar 7. Hubungan Antara Tingkat Kelarutan vs Temperatur di Fault Gas [Blackburn, 2008]
Berdasarkan Gambar 6 dan Gambar 7 ditunjukkan hubungan parameter terhadap terbentuknya fault gas dimana pengaruh temperatur adalah paling penting sehingga dalam analisa keberadaan gas terlarut di minyak trafo, temperatur mengindikasikan kebocoran sistem isolasi baik isolasi padat (kertas selulosa) atau cair (oil). Kebocoran bisa dikarenakan karena life time isolasi, akumulasi gas terlarut yang sudah banyak atau kekurangan oli.

BACA JUGA: Analisa Furan Test di Minyak Trafo

Terdapat beberapa analisa yang digunakan untuk membaca gas-gas terlarut, sebagai berikut: 
  • Roger's Ratio Method
Gambar 8. Diagnosis Pendekatan Metode Roger's Ratio [Blackburn, 2008]

  • IEC 60599 Method
Gambar 9. Diagnosis Pendekatan Metode IEC 60599
  • IEEE-C-57-104-1991 Method
Gambar 10. Metode IEEE-1991
Terdapat alarm yang digunakan untuk menandakan apakah keberadaan gas terlarut di minyak trafo dalam keadaan normal atau bahaya. Alarm tersebut digunakan untuk menentukan apakah oli akan di purifikasi atau uji BDV atau uji furan. Berikut standar alarm yang digunakan:

Gambar 11. Standar Alarm Gas Terlarut
  • Dornenburg Ratio Method
Gambar 12. Dornenburg Ratio [Jakob, 2008]

  • Duval Triangle Method
Gambar 13. Duval Triangle Method [Blackburn, 2008]
Gambar 14. Keterangan pada Duval Triangle Method

Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2018). Analisa Dissolved Gas Analysis (DGA) di Minyak Trafo, Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi
[1] Feriyanto, Y.E. (2018). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Istilah-Istilah di Dunia Investasi Pasar Modal

Diposting oleh On Friday, August 31, 2018

  • Saham (stock) : bukti kepemilikan investor terhadap usaha tempat investasi
  • Dividen : laba yang berhak diterima investor atas penanaman modal di saham
  • Capital Gain : laba yang diterima karena perbedaan selisih harga beli dengan harga jual
  • Broker/Pialang : perusahaan yang mempunyai akses untuk jual-beli di pasar modal/sekuritas
  • Bandar Saham : sekumpulan investor atau broker yang memiliki tujuan sama yaitu ingin menaikkan atau menurunkan harga saham
  • Emiten : perusahaan yang tercatat di BEI dan berstatus "go-public"
  • Investor : pemilik modal yang membeli saham untuk jangka panjang
  • Trader : pemilik modal yang membeli saham untuk jangka pendek dengan teknik jual-beli (trading) untuk mengharapkan "capital gain"
  • Cut/Stop Loss : menjual saham untuk mengurangi kerugian yang terlalu besar
  • Buy on Weakness : pembelian saham ketika terjadi pelemahan/penurunan harga
  • Wait and See : menunggu dan melihat untuk memonitor pergerakan harga saham sampai di titik dimana analisa teknikal menganjurkan untuk buy
  • Average Down : membeli terus-menerus saham ketika harga sedang turun untuk menurunkan harga portfolio saham yang sudah diakumulasi
  • Bottom Fishing/Buy Low-Sell High : membeli saham ketika murah dan menjualnya ketika sudah tinggi untuk mendapatkan profit berupa capital gain
  • Buy and Hold : membeli saham dan menahannya sampai menunggu momentum yang tepat untuk menjual 
  • Buy Back : membeli kembali saham yang beredar dan ini dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga harga saham atau memperbaiki lapran keuangan perusahaan
  • Hold (menahan) : membiarkan saham yang sudah dimiliki tidak dijual walaupun mengalami kerugian yang terus-menerus. Teknik ini digunakan untuk menekan kerugian karena masih mengharapkan jangka panjang harga saham akan meningkat lagi, selain itu juga untuk menunggu deviden
  • Bearish (melemah) : harga saham sedang trend turun
  • Bullish (menguat) : harga saham sedang trend naik
  • Sideways : harga saham cenderung stagnan dengan kenaikan dan penurunan yang seimbang 
  • Breakout : fase dimana titik resistance bisa ditembus
  • Stock Split : pemecahan harga saham menjadi volume lebih banyak agar harga tidak terlalu tinggi dan bisa dijangkau oleh banyak investor
  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) : rata-rata harga saham yang terdafar di BEI
  • Indeks LQ45 (Liquid 45) : kumpulan 45 saham di BEI yang menjadi penggerak utama IHSG karena memiliki kriteria yang bagus untuk investasi seperti keuangan sehat, rutin membagi laba, fundamental perusahaan bagus dan profit
  • Saham Blue Chip : saham yang dimiliki oleh perusahaan ternama, pendapatan stabil bahkan meningkat dan aset yang sangat besar (big capital market)
  • Saham Gorengan : saham yang nilainya <Rp1000 yang biasanya tingkat volatilitas-nya tinggi, saham ini harganya mudah naik tinggi karena banyak permintaan dan mudah turun drastis karena penawaran yang berlebih. Istilah gorengan karena saat volatilitas tersebut, bandar besar akan mempermainkan harga karena saking murahnya sehingga mudah sekali untuk diborong dan dinamakan proses menggoreng
  • Saham Lapis : pengelompokan saham berdasarkan tingkat pengaruhnya di IHSG, value yang dipasarkan dan volume transaksional. Saham lapis 1 = blue chip, lapis 2 = value menengah dan lapis 3 = jarang peminat dan sering digoreng bandar
  • Initial Public Offering (IPO) : penawaran saham perdana go-public
  • Level Resistance (atap) : titik dimana harga saham paling tinggi pada periode tertentu
  • Level Support (lantai) : titik dimana harga saham paling rendah pada periode tertentu
  • Akumulasi : mengumpulkan saham dalam jumlah besar (istilah sering dipakai pada aktifitas bandar)
  • Distribusi : menjual saham dalam jumlah besar (istilah sering dipakai pada aktifitas bandar)
  • Overvalue : harga saham yang bernilai diatas harga riil kondisi perusahaan dan umumnya perhitungan menggunakan parameter PBV
  • Undervalue : harga saham yang bernilai dibawah harga riil kondisi perusahaan dan umumnya perhitungan menggunakan parameter PBV
  • Volatile : kondisi pergerakan harga saham yang cepat naik dan cepat turun serta sulit mencapai kestabilan. Umumnya pada saham lapis 2 dan 3
  • Yield : total keuntungan yang didapatkan investor baik dari dividen atau capital gain dengan perhitungannya adalah membagi antara laba yang didapat dengan modal yang ditanamkan
  • Cuan (untung) : istilah dalam Bahasa Cina yang sering digunakan para trader untuk mengungkapkan keuntungan atas transaksi saham
  • Rebound (bangkit kembali) : kekuatan suatu saham yangharganya telah jatuh untuk bangkit lagi pada posisi harga yang diminati investor
  • Koreksi : istilah yang sering digunakan untuk menandai harga saham akan berubah arah, misal dari bullish ke bearish atau sebaliknya
  • Obligasi (bond/sukuk) : surat pernyataan hutang oleh penerbit terhadap investor
  • Kupon (coupon) : laba yang berhak diterima investor dalam tempo yang ditentukan karena memberikan hutang untuk obligasi
  • Candlestick Chart : bentuk grafik seperti lilin yang menunjukkan bisa menggambarkan titik support, resistance, trend bullish ataupun trend bearish
  • Line Chart : bentuk grafik berupa garis yang hanya menunjukkan harga terakhir saja pada periode tertentu
  • Reksadana : jenis pasar modal dimana dana investor dikelola oleh pihak kedua yaitu manajer investasi
  • Bid : permintaan pasar
  • Offer : penawaran pasar
  • Likuid : modal mudah untuk dicairkan
  • Likuiditas : kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek dengan aset lancar lancar
  • Likuidasi : pembubaran perusahaan dengan penjualan aset
  • Leverage : hutang yang digunakan untuk membeli aset
  • Jangka pendek (short-term) : tempo <1 tahun
  • Jangka panjang (long-term) : tempo >1 tahun
  • Aset lancar (current asset) : aset yang bisa digunakan dalam jangka waktu pendek (<1 tahun), seperti : uang kas, piutang (account receivable/account payable), inventory, surat berharga jangka pendek (marketable securities)
  • Aset tidak lancar (fixed/non-current asset) : aset yang bisa digunakan dalam jangka waktu panjang (>1 tahun), seperti : gedung, alat produksi, surat berharga jangka panjang
2 Teknik Analisa Harga Saham :

  1. Analisa Fundamental : teknik berdasarkan analisa laporan keuangan perusahaan meliputi profit/loss, ROI, ROE, EPS, DER, PBV, PER dll
  2. Analisa Teknis : teknik berdasarkan analisa pergerakan harga saham (trending) berdasarkan beberapa macam indikator dan yang terkenal sering dipakai adalah moving average dan price chart
2 Tipe Saham :
  1. Preferred Stock (Saham Utama) : saham yang memiliki dominan suatu perusahaan. Jika terdapat laba ataupun likuidasi maka saham ini yang wajib diutamakan. Dengan alasan inilah mengapa banyak perusahaan Tbk atau BUMN mengambil jatah 51%.
  2. Common Stock (Saham Umum/Publik) : saham yang diperdagangkan di bursa saham. Mendapatkan laba jika kewajiban terhadap preferred stock terpenuhi
EQUITY = ASSET - LIABILITIES
  • Equity (modal) : jumlah modal bersih yang dimiliki perusahaan
  • Asset (aktiva) : modal yang dimiliki perusahaan yang bisa memberikan manfaat usaha
  • Liabilities (kewajiban/hutang) : kewajiban/hutang yang harus dibayar oleh perusahaan
  • Shareholder : pemilik saham di perusahaan (investor), haknya memilih papan direksi
  • Stakeholder : orang yang memiliki kepentingan di perusahaan, seperti : karyawan, komisaris
  • Return on Equity (ROE) = net profit/shareholde equity yaitu tingkat efektifitas perusahaan dalam mengelola equity (modal dari pemegang saham) untuk mendapatkan laba bersih selama periode tertentu. ROE dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan
  • Return on Asset (ROA) = net profit/total asset yaitu tingkat efektifitas perusahaan dalam mengelola seluruh asset untuk mendapatkan laba bersih. ROA menunjukkan seberapa efeisien perusahaan mengkonversi asset menjadi profit
  • Return on Investment (ROI) atau Rate of Return (ROR) = (Pendapatan sesudah Bunga + Pajak)/total aset yaitu tingkat efektifitas menajemen dalam mengelola investasi
Macam-Macam Penyusutan :
  1. Depresiasi : penyusutan aset berwujud namun bisa diperbaharui, seperti : tanah, bangunan, mesin, kendaraan
  2. Amortisasi : penyusutan aset yang tidak berwujud, seeprti : goodwill, patent, copyright, trademark
  3. Deplesi : penyusutan untuk SDA yang tidak dapat diperbaharui, seperti : kayu, hasil tambang
  • Goodwill : laba (intangible) yang didapatkan di masa mendatang karena pembelian sekarang melebihi harga pasar
  • Risk : resiko yang harus ditanggung akibat investasi
  • Return : tingkat pengembalian modal yang diterima akibat investasi
  • Diversifikasi : pemerataan/penyebaran/keberagaman investasi pada berbagai tipe pasar modal
  • Present Value (PV) : nilai uang yang ditarik ke masa sekarang, dengan teknik nilai yang akan datang di diskon (discounting), rumusnya adalah : PV = FV x 1/[(1+r)^n]
  • Discounting/Discount Factor : faktor pengali yang menjadikan nilai yang akan datang bernilai lebih kecil untuk masa sekarang, rumusnya adalah : 1/[(1+r)^n] dengan r : discount rate dan n : tahun ke-
  • Future Value (FV) : nilai uang yang ditarik ke masa depan, dengan teknik nilai sekarang di compound dengan nilai tertentu, rumusnya adalah : FV = PV x (1+r)^n
  • Compound Factor : faktor pengali yang menjadikan nilai sekarang menjadi besar jika digunakan di masa mendatang, rumusnya adalah : (1+r)^n
Macam-Macam Laporan Keuangan Perusahaan :
  1. Income Statement (Laporan Laba-Rugi) : berisi hal-hal tentang pendapatan dan beban yang harus dibayarkan sehingga menghasilkan profit/loss
  2. Balance Sheet (Neraca Keuangan/Saldo) : berisi hal-hal tentang aset, hutang dan sistem pemodalan perusahaan yang digambarkan seperti neraca kiri (aset) dan kanan (kewajiban)
  3. Cash Flow (Aliran Kas Uang) : berisi hal-hal tentang arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Apakah Investasi Properti Fisik Menguntungkan ??

Diposting oleh On Friday, August 31, 2018

Investasi dalam bentuk properti fisik seperti tanah, rumah dan apartemen cukup menjanjikan karena dalam jangka panjang pasti akan naik. Pergerakan harga investasi tersebut karena adanya inflasi dari tahun ke tahun dan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Pengalaman sendiri penulis, harga rumah yang dibeli beberapa tahun lalu dan jika ingin dijual setelah 3 tahun kenaikan rata-rata mencapai 36% untuk tipe perumahan dalam kota yang mudah sekali untuk diperjual-belikan. Sedangkan untuk kawasan pinggiran mungkin tidak akan sebesar itu potensi kenaikannya. Penulis juga beli sawah di daerah Blitar, itupun dekat dengan jalan besar dan saluran irigasi, potensi sesudah 1 tahun ada tawaran untuk membeli dengan kenaikan sebesar 13%. Jadi berdasarkan data tersebut bisa disimpulkan bahwa properti fisik cukup menjanjikan untuk investasi dengan tingkat resiko yang paling minim karena semua orang bisa menjual dengan keuntungan selisih harga beli dengan harga jual.
Sumber Gambar : blog.worknplay.com
Terus apakah semua sektor properti fisik seperti tanah, apartemen dan rumah selalu menjanjikan ??
Jawabannya "IYA" dengan beberapa persyaratan seperti letak yang strategis, daya beli masyarakat meningkat, sektor tidak sedang bermasalah dan tentunya tidak ada resiko kepemilikan karena cukup didiamkan tanpa maintenance akan naik value-nya.

Kalau investasi properti tersebut menjanjikan, mengapa banyak investor tidak terlalu banyak berminat investasi di bidang tersebut ??
Jawabannya karena "tingkat likuid-nya yang sangat rendah", apakah itu ?? yaitu tingkat pengembalian uang dalam bentuk kas yang cukup lama karena harus menunggu pembeli, proses yang cukup panjang jika dibentukkan ke kredit bank, pengurusan pajak jual-beli yang memotong  potensi keuntungan dan pengurusan akta baik jual-beli, kepemilikan, administrasi daerah dll yang juga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Potensi keuntungan apa yang bisa diperoleh dengan investasi tersebut ??
Beberapa potensi keuntungan yang bisa didapatkan adalah uang yang diinvestasikan sangat aman dari penurunan value, bisa diwariskan dengan sangat mudah hanya dengan bukti kepemilikan/wasiat, kenaikan yang pasti tanpa memerlukan ilmu ekonomi untuk analisa pasar, dibutuhkan semua orang sebagai kebutuhan primer, jumlah penduduk yang terus meningkat dan pasti membutuhkan tempat tinggal, aman jika dilanda bencana besar seperti krisis moneter, bencana alam, kerusuhan dan perang (dalam artian investasi tetap berwujud, bisa diurus kembali dan kepemilikan tetap melekat sampai kapanpun)

Apakah seseorang wajib memiliki investasi properti fisik tersebut ??
Jawabannya "IYA" karena lahan untuk hidup dari tahun ke tahun akan berkurang karena akan dikuasai individu yang memiliki banyak uang dan kekuasaan. Jadi dengan memiliki investasi tersebut maka setidaknya kita masih bisa layak hidup di tanah kelahiran sendiri begitu juga dengan anak-cucu kita nanti. Dengan memiliki salah satu investasi tersebut, kita sudah bisa disebut individu ber-aset sepanjang masa tanpa resiko sedikitpun. Berdasarkan pengalaman penulis, saat masih aktif bekerja utamakan dahulu rumah dan tanah kemudian jika sudah terbebas dari hutang untuk kepemilikan tersebut maka beralih ke investasi yang high return mengingat masa produktif manusia hanya 30-35 tahun saja.

Investasi apa yang harus saya tanamkan sesudah investasi di sektor properti fisik ??
Seperti yang sudah dipaparkan di artikel sebelumnya, masih banyak lagi investasi diluar sana yang cukup menjanjikan dan yang dibahas disini adalah investasi yang lagi genjar-genjarnya dikampanyekan oleh pemerintah yaitu "yuk nabung saham".

Mengapa pemerintah mengkampanyekan slogan "yuk nabung saham" ??
Karena saham adalah salah satu investasi yang menjanjikan high return dan cukup likuid untuk tabungan jangka panjang. Pemerintah berasumsi, warga Indonesia sangat sedikit minat investasi di pasar modal sehingga sangat disayangkan jika keuntungan perusahaan yang beroperasi di Indonesia hanya dinikmati oleh investor asing. Pergerakan inflasi dan kenaikan derajat ekonomi ditentukan oleh faktor supply dan demand, dimana jika yang berperan di ekonomi Indonesia adalah asing maka tentunya ekonomi negara disetir dari luar dan berbeda jika peran besar ada di rakyat sendiri maka kitalah yang menentukan perekonomian negara.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Analisa Eddy Current Testing (ECT) dan Teori Pendukungnya

Diposting oleh On Sunday, August 26, 2018

Eddy Current (EC) adalah arus pusar yang artinya arus yang timbul karena adanya medan magnetik dari arus primer (Ip) sehingga menimbulkan induksi magnetik di sekitarnya dan arus sekunder (Is) terbentuk.
Gambar 1. Catatan Training EC Lv II
Poin penting di prinsip EC adalah:
  • Conductivity : kemampuan material untuk menghantarkan arus listrik
  • Conductivity (mho) >< Resistansi (ohm)
  • Flux density (gauss/tesla) ---> kerapatan antar line medan magnet
  • Arus listrik mengalir dari ---> (+) ke (-)
  • Elektron mengalir dari ---> (-) ke (+)
  • Semakin banyak kumparan/lilitan maka semakin kuat medan magnet
Medan magnet dipengaruhi oleh :
  1. PERMEABILITY : mudah/tidaknya dipengaruhi medan magnet
  2. RELUCTANCE >< Permeability
  3. RESIDUAL MAGNETISM
  4. RETENTIVITY : kemampuan menahan medn magnet sisa
Prinsip induksi medan magnet:
Gambar 2. Catatan Training EC Lv II


Berdasarkan Gambar 2 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
  • Permeability jika "low = profil/lissajous curve gemuk" dan jika "high = profil/lissajous curve kurus"
  • Berdasarkan Hk. Faraday, koil primer/magnet dialiri arus dari listrik/baterai (elektron dan arus mengalir berlawanan arah) dan disekitar koil akan timbul medan magnet primer, jika diletakkan koil sekunder didekatnya maka akan timbul arus sekunder yang menghasilkan medan magnetik sekunder ---> "dasar teori Eddy Current".
  • Arus AC (bolak-balik) adalah arah arus yang merepresentasikan medan magnet yang dihasilkan dengan arah bolak-balik, misalkan magnet untuk U-->S dan S-->U. Arus ini bisa dihasilkan dengan mengaliri listrik sistem putus nyambung ---> "peralatan ECT dilengkapi dengan sistem ini"
  • Arus DC (searah) adalah arus yang dihasilkan karena gerakan satu arah misalkan magnet hanya dari U-->S
  • Arus di ECT harus AC untuk menghasilkan medan magnet yang berubah-ubah
Gambar 3. Catatan Training EC Lv II
Berdasarkan Gambar 3 disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
  • R (hambatan tetap karena "R" hanya dimiliki arus utama/primer seperti baterai, listrik), XL (reaktansi induktif berubah dan "XL" hanya dihasilkan oleh koil dengan rumus XL = ω L = 2 π f L, sehingga dari alat ECT yang bisa dimanipulasi untuk menghasilkan EC adalah "f")
  • Profil ECT adalah memusar dan permukaan paling atas/dekat induksi medan magnet primer adalah "terbaik" dibandingkan pusaran terbawah
L (induktansi diri) dipengaruhi oleh:
  • Jumlah lilitan koil
  • Ukuran koil (panjang)
  • Arus koil
  • Jenis kabel
Hukum Faraday: medan magnetik yang memotong konduktor (arus primer, Ip) maka arus akan mengalir di konduktor lain (menimbulkan arus sekunder, Is dengan arah berlawanan dengan Ip)
  • ECT menerapkan prinsip : arus AC dihasilkan dengan sistem arus putus-nyambung dan menghasilkan arus primer (Ip) melewati koil primer. Koil sekunder (tipe internal/bobbin) ditancapkan di ujung koil primer sehingga terinduksi dan menghasilkan arus sekunder (Is) sehingga timbul medan magnet sekunder
  • Arah arus (I) dan medan magnet (B) di "ECT" berlawanan dengan di "primer"
  • Pada arus primer ---> semakin besar "f" maka "B" juga besar, mengakibatkan "B" sekunder/ECT kecil
Gambar 4. Catatan Training EC Lv II
Gambar 5. Catatan Training EC Lv II


Macam-Macam KOIL/PROBE:
  • SURFACE/Probe/Pencil/Pancake koil 
  • EKSTERNAL/Encycling/Feed through koil
  • INTERNAL/Bobbin koil
Sistem penilaian conductivity adalah mengacu terhadap perbandingan yang dihasilkan Copper Annealed (Cu) dengan satuan %IACS yaitu 100.
Sedangkan Resistivity juga mengacu terhadap nilai Cu yaitu 1.72
Rumus, conductivity = 1/resistivity maka conductivity (%IACS) = 172.41/resistivity

Properties material yang mempengaruhi ECT:
1. Conductivity material
Faktor yang mempengaruhi CONDUCTIVITY:
  • Kombinasi dua/lebih material membentuk alloy
  • Perubahan hardness material karena pemanasan
  • Perubahan temperatur material
  • Residual stress material
  • Adanya coating, cladding
2. Dimensi material
Faktor yang mempengaruhi DIMENSI
  • Thickness
  • Lift off dan Fill factor
  • Edge effect & End effect
  • Discontinuities
3. Permeabilitas material ---> mudah/tidaknya dipengaruhi medan magnet (B)
Thickness material
  • Berhubungan dengan flux density (nilainya 37% density surface)
  • Conductivity tinggi maka flux density rendah (rapat)/medan magnet semakin rapat
  • Frekuensi tinggi maka flux density rendah (rapat) mengapa?? karena jika "f tinggi" maka "XL tinggi" sehingga "Ip rendah" karena berlawanan dengan EC dimana Is atau IECT tinggi dan flux density-pun juga tinggi.
Lift off dan Fill factor
  • Adalah jarak antara probe dan material uji
  • Perbedaan keduanya ada di jenis koil yang digunakan yaitu lift off digunakan untuk  surface probe sedangkan fill factor untuk internal/eksternal probe
  • Rumusnya : η = (D1/D2)2, dengan D1 : diameter kecil, D2 : diameter besar
  • Diameter kecil artinya jika probe internal/bobbin maka diameter bobbin adalah kecil dan diameter tube adalah besar. Jika probe external maka diameter encycling adalah besar dan diameter tube adalah kecil.
  • η standar adalah 81-90% dan jika ada "denting" maka boleh >60%. Arti <81% berarti probe ECT tidak center ditengah-tengah tube dan jika >90% maka hampir tidak ada celah antara probe dan tube yang akan diuji
  • PENTING, case di lapangan : diketahui OD tube : 25 mm, thickness : 0.7 mm dan OD bobbin : 22 mm. Tentukan nilai fill factor dan judgment apa menurut anda? DIJAWAB : Diameter tube = ID tube yaitu OD-(2 x thickness) = 25 - (2 x 0.7) = 23.6 mm, sehingga η = (22/23.6)2 = 86.9% dengan judgment adalah probe cocok digunakan untuk ECT
Edge effect & End effect
  • Edge effect adalah efek pembacaan ECT karena bersentuhan dengan pinggir material, aplikasi hanya didapatkan jika memakai surface probe
  • End effect adalah efek pembacaan ECT karena bersentuhan dengan ujung tube, aplikasi hanya didapatkan jika memakai internal/eksternal probe
Faktor yang Mempengaruhi ECT:
  1. Frekuensi
  2. Conductivity
  3. Electromagnetic Coupling
  4. Fill Factor
  5. Coil Current
  6. Temperature, batasan max pada 760 oC karena dengan peningkatan temperature akan menurunkan conductivity material
  7. Geometri
  8. Lift-off


Discontinuities
  • Crack yang terbaca oleh ECT harus melintang dengan medan magnet ECT
  • Pembacaan ECT yang timbul "peak" diakibatkan oleh medan magnet yang menghindar/melompati cacat
  • Prinsip Probe Internal adalah menggunakan 2 arus yaitu arus AC untuk ECT dan arus DC dialirkan terus-menerus sehingga timbul medan magnet sebagai cover agar medan magnet ECT tidak terserap keluar
Gambar 6. Catatan Training EC Lv II
Sumber noise ECT:
  • Objek bervariasi di alloy seperti roughness, geometri, homogen
  • Eksternal electrical noise seperti welding, motor dan generator
Sesuai Gamabr 6 didapatkan informasi sebagai berikut:
  • Jika "f rendah" maka "good resolution" dan cepat dalam pembacaan namun tidak mendetail
  • Jika "f tinggi" maka "good detecability" detail membaca cacat namun agak lambat pengukuran
Profil pembentukan peak ECT adalah "angka 8" yang disebut Lissajous dan profil tersebut dibentuk karena urutan sebagai berikut:
Gambar 7. Catatan Training EC Lv II
Profil 1 (arah kebawah): bobbin dimasukkan karena tidak ada cacat maka conductivity normal tinggi
Profil 2 (arah keatas): bobbin menyentuh cacat sehingga conductivity turun
Profil 3 (arah keatas): bobbin terlepas dari cacat sehingga conductivity kembali normal tinggi
Profil 4 (arah kebawah): bobbin ditarik mundur dan mengenai cata lagi sehingga conductivity turun


Profil Lissajous dihasilkan karena desain dari probe bobbin yang dililitkan 2 koil sehingga saat koil pertama bersentuhan dengan cacat maka pembanding normal/tanpa cacat adalah koil kedua sehingga dari perbandingan tersebut divisualisasikan menjadi peak.

ECT hanya bisa digunakan untuk material dengan tipe:
  • non-conductor (coating/film tube) --> conductor (tube)
  • conductor ---> non-conductor (tidak terbaca di ECT)
Gambar 8. Catatan Training EC Lv II
Perbedaan Defect dan Flaw??
  • DEFECT adalah satu/lebih cacat yang tidak memenuhi kriteria dan pasti di-reject
  • FLAW = Discontunity = imperfection adalah cacat yang masih bisa diterima
Bagaimana syarat treatment sesudah ECT??
  • Jika cacat 80% maka PLUG
  • Jika 30% all tube maka RETUBING
Kecepatan tarik ECT : 400-800 mm/s
Kutip Artikel Ini:
Feriyanto, Y.E. (2018). Analisa Eddy Current Testing (ECT) dan Teori Pendukungnya, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi: 
[1] Feriyanto, Y.E. (2018). Sertifikasi SNT-TC1A-ECT Level II. Surabaya

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK