Trending Topik

Shell and Tube Air Pre-Heater (APH) PLTU: Material, Korosi dan Karekteristiknya (1 of 2)

Diposting oleh On Thursday, September 12, 2019

PLTU berbahan bakar batu bara terdapat 3 jenis berdasarkan tipe boiler furnace (ruang pembakarannya) yaitu: (Feriyanto YE, 2015)
  1. Pulverizer Coal (PC) Boiler, menggunakan batubara kualitas bagus dengan minim ash, moisture dan kalori rendah sehingga PLTU cenderung aman, jarang korosi, jarang terdapat kerusakan sehingga handal untuk menghasilkan daya yang tinggi
  2. Circulating Fluidized Bed (CFB) Boiler, menggunakan batubara kualitas rendah (low rank) dengan banyak ash, moisture dan kalori rendah, Pembakarannya pun memanfaatkan pasir sebagai heat continuity di furnace sehingga potensi abrasi, tube leakage, korosi, vibrasi peralatan sangat umum terjadi sehingga daya yang bisa dibangkitkan kapasitas sedang. Engineer di CFB memiliki pengalaman yang mahal harganya karena hampir semua permasalahan PLTU pasti terjadi dan membutuhkan plan & action yang matang. Bekerja di CFB memberikan pengalaman yang luar biasa karena proses, operasi dan pemeliharaan harus dipelajari semua agar unit bisa beroperasi maksimal
  3. Stoker Boiler, menggunakan batubara dengan syarat ukuran partikel agak besar minim ash karena sistem pembakarannya adalah seperti panggangan sate (rak berjalan) sehingga jika ukuran batubara terlalu kecil maka akan jatuh dari rak berjalan. Boiler ini bisa diisi semua jenis bahan bakar (kayu, sampah, batu bara dll) sehingga daya yang bisa dibangkitkan sangat kecil dengan karakteristik kerusakan yang terjadi adalah kerusakan pada rak berjalan (travelling grate) karena harus beroperasi pada suhu tinggi terlebih jika clearance antar bagian rak (chain grate) tersumbat batubara sehingga menghambat berjalannya rak (rak tidak bisa tertekuk) maka rak akan putus dan operasi boiler berhenti
Pada boiler CFB terdapat fasilitas untuk menaikkan efisiensi dengan memanfaatkan udara panas gas buang yang masih bisa digunakan untuk memanaskan awal (pre-heat) fluida yang dilalui baik air (economizer) maupun udara (air pre-heater/APH). Terdapat 2 tipe APH yang umum digunakan di PLTU yaitu tubular dan shell-tube. Pembahasan yang akan dikaji adalah APH jenis shell and tube
Gambar 1. Vertical Shell & Tube APH
Gambar 2. Horizontal Shell and Tube

Berdasarkan jurnal “On the Failure Analysis of an Air-Preheater in a Steam Power Plant” karya Shayan, M.R, et al (2015) sebagai berikut :

Berdasarkan jurnal tersebut didapatkan informasi sebagai berikut :
  • Penggunaan tube APH dari material corten atau enamel coated adalah tahan terhadap acid dew point corrosion 
  • Dew point temperature H2SO4 adalah 138-142 oC
Berdasarkan jurnal “SO3 Formation in Copper Smelting Process : Thermodynamic Consideration” karya Chen, et al (2016) didapatkan informasi sebagai berikut :


Berdasarkan literatur tersebut didapat beberapa informasi sebagai berikut :
  • Proses oksidasi SO2 menjadi SO3 bisa terbentuk pada 2 kondisi yaitu temperatur rendah (< 700 oC) dan temperatur tinggi yang terkontrol oleh oxygen partial pressure 
  • Di PLTU, pembentukan SO3 sangat kuat dipengaruhi oleh residence time pada temperatur rendah dan excess air pada temperature tinggi, dimana excess air mempengaruhi peningkatan konsentrasi SO3 
  • Pada temperatur operasi < 300 oC, proporsi SO3 terhadap total sulphur adalah tertinggi
Berdasarkan “Handbook of Sulphuric Acid Manufacturing” karya Louise Douglas (2005) sebagai berikut :


Berdasarkan literatur tersebut didapat beberapa informasi sebagai berikut :
  • Proses pembentukan SO3 dipercepat dengan adanya agent katalis yaitu oksida besi yang berasal dari padatan sisa pembakaran yang terikut flue gas 
  • Temparatur efektif pembentukan SO3 pada 570-640 oC 
  • Kesetimbangan untuk konversi dari SO2 ke SO3 semakin bertambah ketika flue gas terlarut dengan udara atmosfer sehingga otomatis flue gas terdinginkan 
  • Dibawah temperaturr 371 oC pembentukan SO3 melambat namun tetap terus terjadi dan jika terdapat H2O (fase gas) maka dengan cepat membentuk gas H2SO4
Berdasarkan jurnal “Heat Recovery from Corrosive Flue Gas” by Berg, BVD (2015) sebagai berikut:
Berdasarkan jurnal tersebut didapat informasi sebagai berikut :
  • Flue gas yang mengandung sulphur akan menjadi korosif pada operasi < 150 oC dan dikenal dengan istilah acid dew point corrosion 
  • Salah satu alternatif pencegahan acid dew point corrosion adalah penggunaan glass tube dan polimer tube namun itu sangat sensitif terhadap flow induced vibration dan temperature shock sehingga menyebabkan tube bisa pecah
Berdasarkan jurnal “Cold End Corrosion : Causes and Cures” karya Ganapathy, V (1989) sebagai berikut :

Berdasarkan jurnal tersebut didapatkan informasi sebagai berikut :
Terdapat 2 alternatif yang cukup efektif dalam pengendalian cold end corrosion yaitu :
  • Menjauhi operasi dibawah dew point acid (sulphuric acid) 
  • Penggunaan corrosion resistant material seperti bahan dari glass, teflon
Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2019). Shell and Tube Air Pre-Heater (APH) PLTU : Material, Korosi dan Karekteristiknya, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2015). Macam-Macam Boiler. Sains Teknologi & Bisnis. www.caesarvery.com
[2] Feriyanto, Y.E. (2019). Klasifikasi Nama-Nama Tube Boiler. Sains Teknologi & Bisnis. www.caesarvery.com
[3] Shayan, M.R, et al. (2015). On the Failure Analysis of an Air-Preheater in a Steam Power Plant. Journal of Failure Analysis and Prevention
[4] Chen, et al. (2016). SO3 Formation in Copper Smelting Process : Thermodynamic Consideration. 7th International Symposium on High Temperature Metallurgical Processing
[5] Louise Douglas. (2005). Handbook of Sulphuric Acid Manufacturing
[6] Berg, BVD. (2015). Heat Recovery from Corrosive Flue Gas
[7] Ganapathy, V. (1989). Cold End Corrosion : Causes and Cures

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Feriyanto, YE. (2019). Terra Operate

Diposting oleh On Thursday, September 05, 2019

- Memastikan "default" adalah side A (warna kuning) karena sudah menyisihkan noise sedangkan side B adalah warna putih
- Ketika operasikan, jika arah tembakan diarahkan ke side B (warna putih) maka di software harus diganti dari "default" ke "side B"
- Posisi arah lempeng adalah cekung ada di sisi luar semua, sehingga sampel yang diuji hanya sedikit dan bisa bubbling

TAHAP ANALISA
- Install software berikut key license dan mengubah .*data menjadi .*txt dan mencari data di laptop yang bertuliskan "diffdata.txt" kemudian mengubah waveform sesuai standardnya lihat di panduan kemudian klik "install"
- Memastikan database yang digunakan adalah "difdata (20.5 to 1.94)"
- Memilih anode Co jika muncul dan jika tidak berarti sudah default
- Klik Open dan cari hasil download XRD, cari "film.txt, ka.txt dan thresh.txt"
- Mencari dari ke-3 jenis data tersebut yang peak-nya smooth, umumnya memilih "film"
- Klik ikon FT untuk smoothing peak 
- Jika menginginkan tidak semua unsur terbaca maka atur dengan klik "searching option" dan klik unsur yang tidak ingin terbaca (tanda putih artinya hide dan hitam tampil). Klik periodic table edition mode, klik unsur warna hitam agar hide (putih) kemudian klik exit PT edition mode
- Klik advance search untuk membatasi area yang peka akan dibaca kemudian "search" dan langsung muncul nama-nama senyawa
- Klik senyawa yang masuk area peak ditandai dengan centang dan agar tahu lambang senyawa maka klik "display card"
- Untuk menghilangkan senyawa yang tidak terpilih klik "uncheks"
- Kemudian klik "unselect all bragg peak" untuk save peak yang sudah ditandai
- Klik add untuk menampilkan senyawa lain yang tidak otomatis tampil, namun didahului dengan klik peak yang ingin dicari
- Jika senyawa tidak ada, maka klik database - database boolean searching - dan search dengan kata kunci unsur yang ingin dicari (sulfur, iron dll)

Asal Muasal Terjadinya Inflasi

Diposting oleh On Monday, August 19, 2019

Inflasi adalah penurunan nilai mata uang atau kenaikan harga yang terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Di Indonesia penentuan inflasi dilakukan evaluasi tiap 1 bulan sekali dan untuk menyimpulkan kondisi ekonomi Indonesia dikatakan berkembang dan baik jika bisa menekan inflasi <3% dan umumnya inflasi di Indonesia di luar krisis moneter adalah 3-6%. 
Sumber Gambar : www.bolasalju.com
Kehadiran inflasi ini sebenarnya tidak diinginkan namun semua negara tidak bisa menghindari inflasi yang asal-muasalnya adalah dari "BUNGA/RIBA". Mengapa bisa demikian??
Para kapitalis negara maju ingin menjadikan negara di dunia adalah papan catur tempat mereka bermain sehingga dibuatkan sistem dimana kekayaan yang dimiliki oleh negara tidak akan berguna jika digunakan untuk jangka panjang. Taktik yang mereka jalankan adalah "sistem bunga-berbunga" atau di Islam disebut "riba". Bunga yang terus-menerus meningkat seiring uang yang dipinjamkan para kapitalis maka harga barang akan mengikuti peningkatan itu, sehingga untuk mengimbangi penawaran dan permintaan maka nilai mata uang naik-turun. Jika harga barang terus-menerus meningkat karena penawaran > permintaan tanpa terkendali maka terjadilah inflasi yang menurunkan daya beli masyarakat. Hal ini juga berimbas pada masyarakat atau negara jika memiliki mata uang namun tidak dibelanjakan maka akan menyusut terus-menerus seiring waktu.

Bagaimana hukum Islam menyikapi sistem ini dan dari jaman nabi sampai sekarang tidak berubah ??
Sistem yang disarankan di Alqur'an adalah sistem haram riba' dan penggunaan mata uang dinar-dirham (emas-perak). Dengan haram riba' maka tidak ada nilai dari barang yang berubah nominalnya namun yang ada hanya untung-rugi dimana dalam sistem jual-beli itu dihalalkan. Sedangkan penggunaan mata uang dinar-dirham tidak akan pernah menyusut nilainya sampai akhir jaman karena apa yang mereka pegang maka itulah kekayaan dan daya beli mereka. Di Islam, sistem perekonomian sudah sangat jelas diatur terperinci sebab dan akibatnya sehingga jika diterapkan di dunia ini maka tidak ada yang namanya kekacauan ekonomi karena tidak ada permainan nilai mata uang.
Sumber Gambar : www.wikipedia.org
Untuk menghindari penyusutan harta kekayaan maka masyarakat dihimbau untuk menabung juga emas dan perak sebagai asset penyelamat ketika mata uang atau ekonomi sedang dikacaukan oleh negara kapitalis. Indonesia juga diambang krisis moneter sewaktu-waktu karena cadangan emas Indonesia vs uang yang beredar tidak seimbang, dimana uang yang beredar hanya dijaminkan 30% saja sehingga ketika nilai uang tidak artinya dan masyarakat ingin tukar dengan emas maka barang tersebut tidak ada. Akibat yang bisa ditimbulkan adalah harta kekayaan yang dikumpulkan puluhan tahun oleh rakyat Indonesia tidak ada artinya jika terjadi krisis moneter.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Pengaruh Sodium/Natrium (Na) di Siklus Uap-Air PLTU

Diposting oleh On Monday, August 12, 2019

Sodium/Natrium (Na) yang terbawa sampai ke siklus uap-air di PLTU umumnya dalam bentuk NaOH dan NaCl, dimana kedua senyawa tersebut bersifat meng-korosi material blade turbine dengan tipe stress corrosion cracking (SCC). Selain itu, keberadaan Na juga bisa menyebabkan stainless steel (SS) di superheater tube terjadi korosi. Untuk menjaga kualitas steam maka dilakukan pengendalian kadar Na max adalah 2 ppb namun keberadaan kadar tersebut tidak menjamin sepenuhnya Na tidak terikut sampai ke low pressure tubine.

Sumber Gambar : www.explorecuriocity.org
Berdasarkan EPRI Cycle Chemistry Guidelines, untuk aman agar terhindar dari SCC maka standar umum kualitas air dijaga untuk Na pada 1 ppb di steam outlet drum boiler.

Keberadaan Na di boiler water sangat dihindari karena unsur tersebut mudah berikatan dengan hidroksida (OH) dan chloride (Cl) yang bersifat korosif terhadap material di sistem uap-air PLTU.

Sodium (Na) berasal dari :
  • Kebocoran tube condenser sehingga air laut sebagai sistem pendingin masuk ke boiler system
  • Proses rinsing ketika regenerasi kurang maksimal sehingga regenerant sisa masih terikut ke make up water system (boiler water)
  • Kontaminan hydrazine yang membawa kadar Na cukup tinggi
  • Trisodium phospate yang diinjeksikan di steam drum mengalami carry over sehingga kandungan Na masuk lagi ke siklus uap-air
Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2019). Pengaruh Sodium/Natrium (Na) di Siklus Uap-Air PLTU, Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] EPRI. Cycle AVT Guidelines
[2] EPRI. Cycle Chemistry Guidelines for Combined Cycle Heat Recovery Steam Generators

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Strategi Hit and Run Trading Saham

Diposting oleh On Tuesday, August 06, 2019

Strategi hit and run trading saham adalah strategi buy and sell dalam waktu sangat singkat. Strategi ini yang digunakan oleh para scalping trader
Sumber Gambar : www.youtube.com
Terdapat beberapa alasan para trader menggunakan strategi ini sebagai berikut :
  • Kondisi ekonomi regional maupun global sedang tidak kondusif, misalnya Tahun 2019 perang dagang AS-China, krisis Venezuela dan Turki, neraca perdangan sedang defisit, inflasi yang tidak terkendali sehingga menurunkan daya beli masyarakat
  • Kondisi politik regional sedang tegang, misalnya Tahun 2019 ketegangan Korut-Korsel, Pemilu antara 2 kubu yang ricuh
  • IHSG rata-rata sedang bergerak bearish selama hampir 1 bulan
  • Investor asing banyak yang menjual saham
  • Laporan tahunan emiten banyak yang mencatatkan kinerja negatif
Pada prinsipnya strategi hit and run digunakan para trader untuk menguji pasar dan tidak murni investasi karena resiko yang pasti lebih besar daripada potensi cuan-nya. Strategi ini untuk kegiatan para investor yang memang pekerjaannya mengandalkan dari trading saham sehingga mereka harus tetap mencari celah mendapatkan cuan walaupun saham dalam keadaan yang tidak stabil. Saham-saham yang sebagian besar tidak terpengaruh ketika terdapat isu-isu negatif diatas adalah saham gorengan lapis 3, dimana saham tersebut sangat fluktuatif, harga rendah (<500) dan mudah digerakkan oleh bandar. Para trader yang menggunakan strategi hit and run akan mengikuti saham dimana bandar sedang menggoreng dengan target cuan yang sangat rendah 0.5-2% saja.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Kandungan Air (Water/Moisture Content) di Minyak Pelumas (Oil Lubricating)

Diposting oleh On Tuesday, July 30, 2019

Berdasarkan EPRI "Maintaining Lube Oil" dikupas mengenai macam-macam water content dan cara menurunkannya. Di PLTU penanganan water content erat kaitannya dengan lubricating system, dimana terdapat standar parameter khusus agar sistem pelumasan pada peralatan rotating bekerja secara sempurna.
Keberadaan air (water content) di oil pelumas dapat menyebabkan: [EPRI, 2001]
  • Korosi pada permukaan logam
  • Peningkatan oksidasi
  • Pembentukan sludge
  • Mengurangi ketahanan film oil (bisa menyebabkan peningkatan wear)
  • Peningkatan operasi material yang bergesekan
  • Deplete additive dengan proses hydrolysis
  • Menaikkan viscosity 
  • Mengurangi film thickness pada 2 permukaan material yang dilumasi
  • Meningkatkan wear failure
Peningkatan wear failure ---> material metal yang terkelupas karena keausan atau abrasi atau reaksi kimia maka ketika bertemu dengan air sesuai reaksi:

M + H2O ---> MO + H

M (metal) akan mengikat oxygen dari water sehingga dibebaskan gas Hyang bisa menyebabkan hydrogen embrittlement sehingga metal yang bergesekan menjadi rapuh (peningkatan laju wear[Garvey and Fogel, 1996]

Kontaminan water/moisture pada oli bisa menyebabkan reaksi kimia dengan aditif pada oli, bisa dibaca di: Aditif Kimia pada Pelumas Oli. Moisture bisa menyebabkan korosi pada oil tank atau part yang dilewati oli. Moisture/water bisa mengurangi kadar dispersant dan emulsifier pada aditif kimia oli sehingga kemampuan oli untuk coalescing/agglomerating (menyatu) menjadi berkurang. Selain itu juga mengurangi kadar Zinc (Zn) pada aditif oil Zinc Dithiophospate (ZDTP) yang digunakan sebagai anti-wear[Garvey and Fogel, 1996]

Terdapat beberapa sumber air (water) di oli pelumas:
  • Oil cooler leak
  • Seal/gland steam sealing leak
  • Condensation
  • Atmosphere (through breather, acces cover, vent)
Terdapat 3 phase water content yaitu:
  • Free Water, air yang terpisah sempurna dengan oil dan bisa dilihat secara visual terpisah dibagian bawah oil 
  • Emulsified Water, air yang bercampur cukup sempurna dengan oil, ketika dikocok akan berbuih dan menunjukkan pengeruhan warna pada oil. Kontaminan ini bisa dilihat secara visual namun phase tidak berpisah dengan oil 
  • Dissolved Water, air yang bercampur sempurna dengan oil dan tidak bisa dilihat secara visual
Terdapat satu lagi parameter yang umum kami temui yaitu Total Water (merupakan gabungan antara dissolved water + free water). Di beberapa laboratorium ketika tidak menunjukkan fase air-nya maka cenderung menampilkan parameter water content. Ini bisa dianalisa sebagai free water atau total water tergantung peralatan yang mereka pakai.

Terdapat 3 cara menurunkan kandungan water content di minyak pelumas yaitu:
  • Centrifuging, bisa digunakan untuk menurunkan free water dan sebagian emulsified water. Di PLTU banyak mengaplikasikan sistem ini karena prinsipnya yang menggunakan gaya sentrifugal sehingga biaya energi cukup rendah
  • Absorbent Polymer/Dessicant Filter, hanya bisa digunakan untuk menurunkan free &emulsified  water dengan prinsip seperti desikator atau eksikator atau silica gel. Dengan memanfaatkan agent dessicant maka air akan terikat
  • Vacuum Dehydration/Distillation, bisa digunakan untuk menurunkan 3 water content (free water, emulsified water dan 80% dissolved water). Prinsipnya oli dilewatkan heater pada temperatur 150 degF dan dilewatkan vacuum distillation column. Sistem ini mampu menurunkan water content sampai 50 ppm (0.005%) namun energi yang dibutuhkan sangat besar sehingga sistem ini paling boros diantara yang lainnya

Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2019). Kandungan Air (Water Content) di Minyak Pelumas, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi :
[1] EPRI. (2001).  Maintaining Lube Oil System Cleanliness in Motor Bearing Application. California
[2] Feriyanto, Y.E. (2015). Lubricating & Sealing System PLTU. www.caesarvery.com, Surabaya
[3] Feriyanto, Y.E. (2016). Analisa Oli Pelumas (Tribology) dan Referensi Report. www.caesarvery.com, Surabaya
[4] Garvey, R., and Fogel, G. (1996). Estimating Water Content in Oils: Moisture in Solution, Emulsified Water, and Free Water. US Department of Defense

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Strategi Ketika Saham Oversold-Overbuy

Diposting oleh On Tuesday, July 23, 2019

Oversold artinya kelebihan aksi jual sedangkan overbuy artinya kelebihan aksi beli. Kelebihan disini diartikan "sudah jenuh/klimaks" sehingga hampir bisa dipastikan akan berubah harga sahamnya untuk berbalik arah dalam waktu dekat. Harga saham sangat dipengaruhi oleh sentimen internal maupun eksternal.  

Beberapa alasan yang menyebabkan sebuah saham oversold :
  • Fundamental perusahaan masih bagus dengan PBV yang masih kecil
  • Laporan keuangan perusahaan menunjukkan berita yang baik
  • Tidak ada sentimen negatif lagi terhadap emiten
  • Rumor buruk emiten tidak sampai terjadi dan hanya berita simpang siur
  • Emiten melakukan aksi korporasi yang membangun bisnis menjadi lebih besar lagi seperti ekspansi pasar, ekspansi industri dan akuisisi perusahaan


Strategi yang dilakukan ketika saham sudah oversold :
  • Wait and See sampai saham benar-benar akan berbalik arah positif (bullish)
  • Hit and Run dalam range yang pendek, misal untung 1-2 % saja dalam tempo jam-an trading 
  • Melakukan analisa fundamental terhadap kelayakan harga saham
Beberapa alasan yang menyebabkan sebuah saham overbuy :
  • PBV dinilai sudah sangat tinggi dibanding perusahaan sejenis
  • Laporan keuangan yang baru rilis menunjukkan berita yang negatif seperti rasio hutang yang tinggi, pendapatan turun dan Devidend Payout Ratio (DPR) rendah
  • Terdapat sentimen negatif di emiten, seperti saham utama mau dilepas, rencana likuidisasi dan rencana hutang untuk menutup arus kas
  • Emiten terindikasi melakukan kecurangan terhadap floating saham, dimana yang disarankan dijual di-public minimum 15% saham yang beredar tidak  dipenuhi sehingga harga saham yang tertera adalah hasil manipulasi aksi bandar untuk menarik investor bukan dari minat investor sendiri
  • Investor menilai produk emiten tidak baik untuk investasi jangka panjang karena rentan fluktuatif seperti rokok (rentan cukai tembakau dan kebijakan pembatasan pasar serta harga rokok), properti (rentan naiknya suku bunga dan pajak pemerintah), asuransi (rentan terhadap manipulasi dan kebocoran data public), pertambangan (rentan terhadap kebijakan ekspor pemerintah), perbankan (rentan terhadap data inflasi dan ekonomi global)

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Tipe-Tipe Trader Saham

Diposting oleh On Monday, July 15, 2019

Di bursa saham terdapat 2 tipe modal yang ditransaksikan oleh investor yaitu investasi dan trading, dimana pembagian tipe tersebut berdasarkan time frame perdagangan jual-beli sahamnya.
Sumber Gambar : www.portalinvestasi.com
Terdapat 4 tipe trader saham sebagai berikut:
 
1. Scalper Saham
Trading yang dilakukan dalam waktu sangat singkat yaitu menitan dan jam-jaman. Tipe ini cenderung menggunakan analisa volume perdagangan atau running trade yang besar sehingga saham yang sedang ramai digoreng/ditransaksikan akan disusupi oleh para scalper. Cuan yang ditarget para scalper sangat kecil yaitu 0.5-2% saja dan menggunakan sistem cut loss yang sangat pendek karena umumnya modal yang diperdagangkan adalah 100% sehingga para scalper akan terus jual-beli dengan strategi hit and run terus-menerus selama saham digoreng dan berpindah-pindah saham untuk mengurangi resiko tersangkut.

2. Day Trader
Trading yang dilakukan sistem satu harian, dimana trader akan membeli di waktu pembukaan dan menjual di hari yang sama baik untung maupun rugi. Trader yang menggunakan sistem ini umumnya adalah para manager investasi yang sedang mengelola keuangan para nasabahnya karena mereka dituntut untuk memberikan update data %return harian di laporan harian investasi. Analisa yang digunakan para day trader adalah teknikal harian dan mingguan dengan cuan yang tidak ditargetkan karena tujuan adalah tidak menimbun portfolio namun update perkembangan dana investor.

3. Swing Trader
Trading yang menggunakan strategi buy and hold yaitu membeli ketika harga sedang diskon dan menjual ketika sudah mencapai resistance/ekspektasi. Trader ini yang paling banyak tipenya di pasar modal termasuk penulis sendiri dengan ciri-ciri menahan saham sampai bulanan (<6 bulan) dengan terus mengamati berita pasar dan pergerakan grafik saham. Analisa yang digunakan adalah teknikal menggunakan eksponential moving average (EMA) mingguan, bulanan dan 3 bulanan. Trader ini akan memiliki portfolio yang beragam dan umumnya menggunakan sistem penjualan otomatis dengan setting cuan 3-5% atau lebih tinggi dari itu jika kesimpulan dari analisa teknikal menunjukkan positif bullish. Para swing trader akan diversifikasi saham mereka dengan merata dengan sistem cut loss yang lumayan panjang.

4. Position Trader
Trader ini bisa disebut juga sebagai investor karena time frame hold saham yang cukup lama yaitu diatas 6 bulanan bahkan tahunan. Analisa yang digunakan adalah fundamental dan murni digunakan untuk menabung dan mencari 2 cuan yaitu deviden tiap tahun dan capital gain ketika dijual. Saham-saham yang aktif disimpan oleh tipe ini adalah saham blue chip atau yang memiliki kapitalisasi pasar besar karena dengan pertimbangan keamanan modal yang diinvestasikan.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com