Trending Topik

Hutang Apakah Selalu Berkonotasi Negatif || Contoh Hutang Indonesia yang Ribuan Trilyunan

Dalam ilmu ekonomi, cashflow dihitung berdasarkan pengeluaran dan pemasukan dan akan menjadi neraca positif ketika pemasukan > pengeluaran. Pemasukan sendiri bisa dikategorikan sebagai penjualan, piutang, royalti, hak cipta dll sedangkan pengeluaran bermacam-macam. Detail bisa dibaca di: Analisa Laporan Keuangan Laba-Rugi Perusahaan. Penulis yang pernah belajar manajemen ekonomi mendengar statement perusahaan yang tidak punya hutang berarti perusahaan/keuangan sedang sakit. Mengapa demikian?? karena ketika perusahaan tidak punya hutang berarti cashflow sedang tersendat yang bisa menandakan penjualan dan piutang tidak lancar. Ini disebabkan karena setiap penjualan ke pembeli akan terbayarkan dengan sistem termin periodik dan tidak serta-merta cash/tunai sehingga inilah yang menyebabkan perusahaan sehat pasti memiliki hutang berjalan karena adanya konsumsi dan pemasukan dalam proses berjalannya perusahaan.

Apakah jika tidak punya hutang pasti rugi?? tidak, hanya dibilang "sakit" yang dalam artian terdapat sesuatu yang kurang produktif misalnya penjualan turun, pembayaran termin mundur, konsumsi kecil, dan ketika memegang kas terlalu banyak akan menurunkan value-nya karena terkena inflasi. Apakah jika punya hutang selalu disebut keuangan sehat?? ada batas-batas wajar hutang disebut aman, ketika kewajiban uang yang harus dibayarkan < nilai produksi yang akan dihasilkan dalam jangka waktu pendek. Jangka waktu ini bisa bermacam-macam misal untuk perusahaan (<10 tahun), untuk pribadi (<5 tahun) dan untuk negara (30-50 tahun).

Bagaimanakah dengan hutang Indonesia ribuan trilyun?? pernah ada hitung-hitungan oleh para pakar bahwa setiap kepala warga Indonesia harus menanggung hutang sekian juta dan jika di-kurs-kan dengan produksi maka SDA alam Indonesia bisa terkeruk habis hanya untuk membayar hutang tersebut. Hutang Indonesia dari tahun ke tahun dan dari masa presiden ke presiden semakin meningkat, serta prediksi pakar bisa terlunasi dalam jangka ratusan tahun. Jika dianalisa lebih dalam maka hutang Indonesia sudah terlalu besar dan tidak sehat untuk negara, karena hal ini untuk menjaga SDA Indonesia agar tidak dikeruk asing habis-habisan dengan dalih untuk membayar hutang.

Mengapa hutang Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun dan dari masa presiden ke presiden?? karena Indonesia masih dalam tahap berkembang ke maju dan setiap pendapatan masih digunakan untuk pemerataan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan. Banyak investor penghutang yang ingin masuk ke Indonesia karena pertimbangan Indonesia adalah salah satu konsumen terbesar di dunia. Negara-negara penghutang tersebut ingin dibayarkan dengan sumber daya mentah hasil alam Indonesia. Apakah pembayaran tersebut setimpal atau menguntungkan asing?? silakan cari jawaban di media dan youtube sangat banyak pembahasan tentang hal tersebut, misalnya saja PT Freeport yang dibayarkan hanya tembaga pada setiap tambang mentahnya padahal jika diekstrak terdapat emas, perak, mangan, nikel dll (ini gratis lari ke asing) belum lagi rare earth (tanah jarang) seperti uranium, plutonium, palladium dll yang sangat baik untuk energi dan komponen elektronik tidak diperhitungkan dalam perdagangan.

Mengapa dari masa ke presiden ke presiden, permasalahan hutang ini tidak tuntas?? ini karena sistem pemilu Indonesia yang hanya 5 tahun dan diperpanjang 10 tahun masa jabatan, dimana pejabat masih berfokus bagaimana cara menjabat kembali sedangkan grand plan pembangunan setiap ganti presiden akan terus berubah dan kecenderungan tidak mau meneruskan. Masa yang terbatas ini memang bagus untuk transparansi dan menghindarkan dari KKN dan kediktatoran namun untuk pembangunan Indonesia berkelanjutan harus diiringi grand plan lurus jauh kedepan siapapun yang menjabat sehingga target demi target bisa dicapai dan Indonesia bisa tuntas masalah ekonomi dan tidak terikat oleh kedaulatan asing.

Referensi:

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkait. www.caesarvery.com

Previous
« Prev Post