Trending Topik

Untuk Dikenang Keluargaku

Diposting oleh On Thursday, October 29, 2015


Saat - saat dimana kehidupanku sulit adalah saat aku menginjak kelas 1 MTsN, dimana ibuku yang mengandung adik ketiga ku yang berumur 5 bulan harus mengurus bapakku sendirian karena aku dan adik kedua ku masih kecil dan dia masih kelas 5 MI. Bapakku sakit di sekitar pinggangnya dan selalu mengeluhkan tidak bisa bergerak (pernah berpesan saat itu "bapakmu sudah tidak bisa menafkahi lahir dan batin, kalau ibumu menikah lagi tidak apa - apa yang penting kamu bahagia dan motor peninggalan ini boleh kamu jual untuk biaya hidup). Betapa terkejutnya aku dan aku tanya ke ibu, apa maksud perkataan bapak ini (karena aku masih terlalu kecil belum mengerti maksudnya). Setelah dirasa sakit bapak semakin parah, ibu bergegas pergi ke RSUD daerah untuk mengecek kondisi apa yang menyebabkan ini dan RSUD terbaik di daerahku (RSUD Mardi Waluyo) angkat tangan (dengan usaha foto Rontgen dan analisa darah di laboratorium tidak menemukan gejala penyakit apapun) dan merujuk ke RSUD terbaik di Kediri (RS Gambir). Disana bapak juga tidak tertangani, akhirnya kembali pulang dan pasrah.
Sampai suatu hari, banyak tetangga yang datang menjenguk bapak karena kasihan penyakit apa ini, dimana RSUD terkenal saja tidak bisa mendeteksinya. Akhirnya ada dukun tetangga saya yang datang atas rujukan saudara dan bapak dikasih minuman dari semburan mantra (bapak tidak mau minum karena jijik dan tidak percaya ilmu seperti itu, namun karena ada dukun di depannya dan berniat membantu tanpa mengharap imbalan akhirnya bapak minum sedikit ramuan itu). Dirasa semakin hari semakin bertambah sakit di pinggangnya, ada teman bapak memberi tahu kyai ternama imam masjid (Bapak Nurmufid) di daerahku dan akhirnya beliau datang dan mendoakan dengan ilmunya dan beliau berpesan untuk banyak - banyak istighfar (mungkin sudah tahu ada yang aneh dengan penyakit bapakkku ini) dan kyai ini hampir tiap sore sesudah sholat ashar mampir untuk mengobati bapak. Suatu hari ada tetangga yang datang kerumah (Pak Rohim), kebetulan rumah aslinya Kepanjen dan di Kepanjen ada pondok pesantren yang pengasuhnya bisa memindahkan (kata rumor yang beredar) penyakit pasien ke hewan dan akhirnya bapak menerima tawaran itu. Sebelum kesana kami diminta untuk membeli kelinci dan akhirnya sesudah dapat kelinci, kami mencharter mobil sehingga sekeluarga dan Pak Rohim ikut menemani kesana. Disana bapakku diobati sama pengasuh pesantren dan ditulis dengan huruf rajah di kertas. Kertas rajah kemudian dicelupkan ke air minum dan harus diminum bapakku selama 24 jam dan kertasnya ditalikan ke leher kelinci. Kami diberi amanah untuk datang 3 hari berikutnya untuk melihat perkembangan kelinci. Dirumah kelinci dikurung dan dilihat perlakuannya dan memang sedikit benar apa yang dialami bapak juga dialami si kelinci seperti tidak bisa kencing, badan sedikit panas dan terlihat pucat. Setelah 3 hari, kami ke kepanjen lagi untuk berobat dan sampai sana, si kelinci disembelih sama murid pesantren dan dilihat satu persatu organ kelinci (semuanya normal). Jadi pengobatannya bukan memindahkan penyakit tapi merefleksikan tanda - tanda penyakit dan pesan dari pengasuh pesantren bahwa bapak normal - normal saja. Setelah memberi amplop seikhlasnya kamipun kembali kerumah.

Saya yang masih kecil (kelas 1 MTsN) tidak begitu tahu bahwa bapak ini sakit sudah parah, karena memang sama ibu tidak diperlihatkan ke anak - anaknya kalau ada masalah besar (supaya anak fokus belajar dan tidak sedih). Sesudah sekitar 3 bulan ditempat tidur, tidak ada pemasukan dan terus pengeluaran maka ibu selaku pengatur tunggal keuangan + mengandung adikku 5 bulan harus mati - matian merencanakan pengeluaran dan perhiasan yang dipakai ibu habis semua terjual. Dengan uang pas - pasan, bapakku dibawa  ke RSU terkenal di Malang (RS Saiful Anwar), disana sekitar 1 bulan menjalani foto Rontgen berkali - kali yang menghabiskan uang puluhan juta (1x foto = 500 ribu pada tahun 2001) dan sampai sekarang tumpukan setebal kira - kira 10 cm itu masih ada saking banyaknya foto Rontgen . Keputusan dari dokter bahwa bapak normal - normal saja organnya dan tidak ada penyakit serius tetapi ibu tidak puas dan meminta rujukan ke RSU paling terkenal se Jawa Timur di Surabaya (RS Dr. Soetomo).

Di Surabaya, ibu sendirian menunggu bapak di awal - awal keberadaanya disana, namun di pertengahan ibu meminta tolong teman bapak semasa muda (Pak Sholihin) untuk membantu menunggu kebetulan dia ada banyak waktu karena keluarganya tidak tinggal di Blitar jadi leluasa bisa membantu dan Pak Sholihin sangat baik karena dia yang sering wira - wiri Blitar - surabaya mengurus kebutuhan berobat bapakku dan juga mengurus kebutuhan aku dan adikku. Ibu waktu itu mengandung sekitar 6 bulan dan saya diceritakan disana sering minum degan hijau katanya disuruh dokter dan kasihan melihat ibu mengandung besar dan harus jalan kesana - kemari mengambil obat dan menunggu orang sakit (kurang tidur, capek dan stress pikiran). Aku dan adik keduaku tinggal dirumah sendirian (mempersiapkan makan, sekolah dan kebutuhan lainnya sendirian sejak ditinggal bapak ibu di RS). Kata ibu disana, uang sudah mepet dan tidak ada lagi barang yang bisa dijual kecuali motor butut dirumah (namun ibu tidak menjual motor itu karena untuk transportasi sangat penting, karena saudara bapak dirumah tidak ada yang baik sama sekali, tidak dibantu tenaga, pikiran maupun keuangan jadi keluarga kami memikirkan sendiri masalah ini). Dari keluarga bapak padahal hampir rata - rata semua orang berada (ada polisi, guru, PNS, pejabat kantor, wirausaha sukses) namun seakan tidak mau nongol karena takut dihutangi oleh keluargaku yang kala itu sangat 'kere' ( miskin)dan inilah yang menjadikan aku sampai sekarang sangat benci ke saudara dirumah (karena kebangkitan ini bukan bantuan dari saudara - saudara namun murni dari usaha kami sendiri dan pertolongan Alloh).

Suatu malam sesudah isya' kata ibuku ada bapak - bapak berbaju putih membagikan uang untuk pasien di RS yang tidak mampu dan tak luput bapakku juga dapat amplop dari bapak itu 100 ribu (sungguh kata ibu ini murni ada pertolongan dari Alloh dengan kondisi seperti itu walau nominal tidak terlalu banyak namun bisa untuk biaya kebutuhan makan). Suatu hari juga, sewaktu ibu habis kencing dari toilet RS, ibu menemukan dompet tergeletak didepan pintu toilet. Ibu bingung diambil apa tidak, namun pikir ibu diambil saja ketimbang jatuh ke orang yang tidak bertanggung jawab dan sama ibu dompet ditaruh di bantal bapakku sampai lama (di dompet tidak ada identitas sama sekali dan uang yang ada cukup banyak saat itu sekitar 600 ribuan). Ibu akhirnya memutuskan mengambil uang itu karena terpepet tidak ada uang sama sekali dan berfikir apakah ini pertolongan Alloh untuk hambaNya yang tetap ingin mencari kesembuhan dan mengharap ridhoNya. Hasil akhir keputusan diagnosa RS Dr. Soetomo tersebut adalah tetap tidak ada penyakit yang serius dan sampai akhirnya dokter malah membuat keputusan untuk operasi amandel yang notabene tidak dikeluhkan sama sekali. Setelah dioperasi amandelnya, bapak dibawa pulang ke rumah sesudah berobat kurang lebih 1 - 2 bulan opname tanpa ada keputusan memuaskan dari RS. Di rumah, bapak sering kesakitan sewaktu malam dan sampai menjambak rambutnya dan berbicara ingin mati saja karena tidak kuat dengan sakitnya (aku sendiri ingin menangis rasanya, bapak mengerang kesakitan dengan tubuhnya yang tinggal tulang belulang, tidak bisa jalan dan bicaranya hanya bersuar lirih karena semua organnya mulai lemah). Bapak dirumah dengan di infus dan menjalani hari - harinya di tempat tidur dan ada kejadian aneh tepat siang itu sewaktu aku dirumah tiba - tiba terdengar suara meledak keras di belakang rumahku (disamping dapur) dan sontak Pakpoh Marsam datang ke rumah untuk menanyakan suara apa itu dan aku sama ibu mencari sumber ledakan namun tidak ada (menurut Pakpoh suara bisa dari termos jatuh atau ban motor meletus, namun dicari tidak ada) kemudian ada hal aneh lagi dan aku menjadi saksi hidupnya, tepat jam 12 malam di atap rumahku terdengar ledakan hebat dan sesudah itu bunyi seperti pasir berhamburan jatuh dari genteng dan suara seperti taburan pasir ini tiap malam pasti aku dengar pas aku kebangun (pertanda apakah itu?????.

Perut ibuku sudah menginjak bulan ke 7, bapak ke belakang digendong sama Pak Sholihin (orang baik yang waktu itu selalu ada untuk keluh kesahnya masalah kami, dia bukan saudara namun pengorbanannya melebihi saudaranya bapakku) karena aku belum kuat menggendong dan bokong bapak luka sobek karena hampir 6 bulan tidur terlentang di kasur terus tanpa dapat udara di bokongnya (besar sobekan sekitar 10 cm x 5 cm sampai kelihatan daging putih bagian dalam). Tiap hari ibu mengipasi bokong bapak dan juga aku sehabis sekolah juga mengipasi bapak dan menemani hari - harinya di tempat tidur. Bapak pelan - pelan mati syaratnya satu per satu mulai dari tangan kanan, kaki kanan kemudian tangan kiri dan kaki kiri. Bapak hanya bisa melihatku layu dan berpesan lirih dari gerak mulutnya saja karena syaraf sudah hampir mati semuanya sewaktu aku menunggunya "bapak ingin anak 4 karena supaya kalau sudah meninggal ada yang menggotong tanpa merepotkan orang lain, bapak kalau sudah meninggal tolong bacakan surat Al - Fatihah 1x saja sesudah sholat, kebun belakang rumah kamu tanami singkong dan pisang untuk makan" dan kata - kata inilah yang selalu teringat di benakku sampai sekarang. Pak Sholihin, berinisiatif menanyakan perihal penyakit aneh bapak ke kyai disekitar gunung kelud yang dipercayai orang punya ilmu tinggi dan akhirnya dia berangkat kesana sama kakak sepupuku Mas Widodo, dari sana dapat pesan bahwa bapak dibuat - buat oleh ilmu dari wilayah timur Jawa Timur. Kyai berpesan untuk mengundang tetangga membacakan surat Yasin 1000x, karena beliau kasihan dengan kondisi bapak, supaya kalau ingin segera dicabut nyawanya biar dipercepat dan kalau sembuh juga semoga dipercepat. Pak Sholihin pulang kerumah dan menyampaikan ke ibuku dan dengan segera ibuku memanggil saudara - saudaranya (Pakdhe Katmadi, Pakdhe Katiman) untuk membantu menyiapkan acara itu dan malam itu diadakanlah pembacaan surat Yasin untuk bapakku. 

Hari berikutnya, sesudah pulang sekolah aku selalu disamping bapakku sama adikku sambil menangis, bapak masih bisa melihatku lemah tanpa bisa bicara. Ibu menyarankan aku untuk memberi balsem dan menyekanya dengan air panas supaya syarafnya bisa hidup lagi (terbukti memang benar, sesudah diseka dan ditambah balsem) ada kejutan di tangan bapak namun tidak bergerak hanya berdenyut, akupun senang bahwa syaraf bapak masih hidup). Seminggu terhitung dari pembacaan surat Yasin itu, bapakku meninggu dunia 'Innalillahi wa inna ilaihi roji'un'. Bapak meninggal bertepatan dengan aku pulang sekolah hari Sabtu dan aku masih memakai pakaian pramuka, badanku panas dan aku tidur di kamar. Sewaktu bapak dimandikan pun aku tidak kuat menengoknya karena aku sakit, namun adikku sempat mencium jenazah bapak sebelum diberangkatkan ke tanah makam dan akupun belum sempat melihatnya untuk yang terakhir kali. Selamat tinggal bapak, jasamu akan ku kenang dan akan aku bahagiakan orang - orang yang kamu tinggal, semoga disana bapak bisa tenang dan kami pasti mendoakan sesuai pesanmu yang terkahir dulu itu, semoga kita semua sekeluarga bertemu di surga nanti, Aminnnnn....

Semenjak ditinggal bapak, ibu tepatnya mengandung bulan ke -7 dan orang - orang selalu mendoakan semoga kelahirannya nanti normal dan lancar. Dulu adikku ini mau digugurin karena mikir darimana uang untuk merawatnya, namun aku meyakinkan ibu bahwa rejeki itu Alloh yang mengatur dan aku bilang anak inilah besok yang akan membawa rejeki dan barokah kedepannya. Mendekati kelahiran, aku selalu yang mengantar ibu ke dokter untuk USG. Pernah terjadi peristiwa saat aku mengantar adikku ke USG, saat itu musim hujan, aku agak kencang memacu motor dan musibah terjadi, ban belakang bocor sehingga motor oleng namun Alhamdulillah tidak sampai jatuh dan benar - benar sebuah pertolongan dari Alloh. Kemudian pernah terjadi lagi musibah, sewaktu pulang dari USG dan waktu itu malam, aku menggenjot motor kencang dan karena gelap tidak tahu kalau didepan ada tumpukan material yang tertutupi daun kelapa dan memakan badan jalan, namun lagi - lagi Alhamdulillah Alloh menyelamatkan kami dan motorpun masih bisa dibelokkan sedikit walau jarak sudah sangat - sangat dekat. Tepat 9 bulan adikku laki - laki lahir dengan ditemani mbahku Mbah Kasmini dan aku yang mengAdzan dan mengIqomati telingan adikku. Sesudah keluar, adikku lucu banget dan langsung nangis sambil bilang 'emik' berkali - kali.

Semenjak ditinggal bapak, aku langsung berusaha menggantikan posisi sebagai tulang punggung yaitu dengan belajar 'ngarit' memelihara kambing pemberian mbahku (1 babon dengan 2 anaknya jantan kecil - kecil). Tepat aku ditinggal bapak, aku mau menginjak kelas 2 MTsN dan jarak rumah dengan sekolah sekitar 6 km dan aku menempuh dengan naik sepeda bersama teman - temanku. Sepulang sekolah jam 13.30 aku memacu sepedaku kencang agar cepat sampai rumah dan jam 14.00 aku tiba dirumah, aku makan dengan cepat (kehidupanku sekarang beda, dulu pas ada bapak daging, sate, buah, roti selalu ada dan sekarang beli santan dan lauk enak tidak ada uang jadi aku sekarang makan nasi + sambal kecap tahu yang dipenyet) kemudian aku sholat dhuhur mengambil sabit dan karung langsung pergi ke 'pagisikan = dataran kali brantas' (karena waktu awal - awal aku belajar ngarit, aku masih diajari sama Pakpoh Marji untuk ngarit rumput gajah di lahannya itu sampai kira- kira 6 bulan) dan sesudah itu aku mulai sendiri ngarit ke sawah karena tidak enak dibantu terus dan aku tidak mau merepotkan orang lain. Aku ngarit dari jam 14.00 (sesudah pulang sekolah) - 16.00 (waktu ashar) dapat 1 karung besar dan ini aku jalani sekitar 1 tahunan. Sesudah 1 tahun kepergian bapak, 1 tahun berikutnya (bertepatan dengan kenaikan kelas 3 MTsN) aku kecelakan besar saat aku membonceng ibuku pulang dari pasar menggunakan motor butut pinjaman Pakpoh Marsam dan ini kronologinya : saat aku lurus di perempatan (jalan utama / jalan kecamatan) ada tukang angkut sayur membawa beban berlebih di motornya dan ditaruh di depan kemudinya dan jok belakang sehingga sewaktu belok dia tidak bisa bermanuver sehingga cenderung lurus. Dia keluar dari perempatan jalan (jalan kecil / jalan desa) menuju ke perempatan jalan utama tempat jalurku namun karena motornya tidak bisa belok dia nylonong lurus saja dan akhirnya aku kaget dan terjadilah tabrakan tegak lurus dengannya sehingga setirku mengenai motornya yang berbobot besar karena berisi sayur kacang dan setir terlempar mengenai rahang bawahku sehingga menyebabkan patah tulang dan tanganku berusaha menjaga motor yang jatuh sampai akhirnya tulang pergelangan tangan kananku patah dan aku pingsan, ibuku pingsan karena kepala bocor dan  pengendara lawan juga pingsan dengan luka ringan. Kami bertiga semua dibawa ke Puskesmas kecamatan Srengat dan hanya aku saja yang dilarikan ke RSUD kabupaten Mardi Waluyo untuk penanganan luka parah. Masih teringat sewaktu aku dinaikkan ambulance aku sadar namun darah terus - terusan  mengucur dari mulutku entah berapa timba jika ditampung karena rahang putus total. Orang yang memangku aku adalah Mas Eko depan rumahku, dia sangat berjasa dalam mebantu keselamatanku sampai RSUD dan di RSUD aku dituntun baca istighfar dan menyebut nama Alloh oleh dia karena mereka mengira aku sudah hampir mati karena saking parahnya. Namun karena aku sadar dan Alhamdulillah dalam tubuhku tidak terluka, aku yakin keselamatan sangat besar peluangnya. Sungguh pertolongan Alloh sangatlah besar dalam hidupku dan menjelang 1 minggu kemudian, aku diminta pihak RS untuk operasi rahang bawah dan wajahku saat itu sangat berbeda, aku melihat di cermin tidak menunjukkan wajah asliku karena molor kebawah sekitar 10 cm karena lebam dan bengkak. Saudara - saudara bapakku seperti Pakpoh Sukri menganjurkan sangkal putung dan aku dengan sedikit gerakan mengisyaratkan tidak mau di sangkal putung dan dokter pun menganjurkan operasi karena ini rahang dan untuk makan dan tulang bergerak terus (kalau tidak diukuci pakai Platina dan hanya di sangkal putung akan bergerak terus), jadi bahaya kalau tidak di Platina. Akhirnya keputusan tetap dioperasi dan sewaktu tanda tangan operasi, ibuku yang opname di Puskesmas Srengat sudah bisa menemani aku sehingga aku benar - benar dioperasi. Sebelum operasi ada tawar menawar harga Platina untuk menyambung rahang (berkat negosiasi dari Budhe Nijah yang orang Madura, yang harganya saat itu sekitar 6 juta bisa ditawar sekitar 4,5 juta dengan syarat budhe mencarikan kartu kesehatan rakyat miskin dari desa dan budhe sama ibuku meminta surat itu ke desa, sesudah dapat diserahkan ke dokter bedah tersebut dan Alhamdulilllah dokter memberi lagi ke aku 1 juta untuk pertolongan karena kasihan sehingga total Platina menjadi 3,5 juta 'cukup mahal bagiku waktu itu di tahun 2004'). Aku masuk ruang operasi dalam keadaan sadar dan dipantau terus sama dokter bedah denyut jantungku dan kata dokter aku  takut dilihat dari detak jantung padahal aku sendiri sangat percaya jalan itu untuk kesembuhanku dan aku tidak takut sama sekali. Sebelum operasi aku diberi obat urus - urus sehingga apa yang ada di perutku terbuang semua dan juga aku kencing untuk pembersihan. Operasi berlangsung sekitar 1 jam  dengan bius total yang dilewatkan infus dan diluar aku ditunggu banyak saudara dan tetangga (Mas Marson, Kang Sholeh, Kang Irul, Mas Gito, Budhe Nijah, Pakdhe Katmadi, Pakdhe Katiman, Budhe Pat, Mbak Etik, Ibuku) dan akhirnya operasi selesai dan aku dibawa ke ICU untuk pemulihan. Sekitar 12 jam, efek bius sudah hilang dan aku sadar dan tanganku sudah di gips karena ada patahan sedikit di tangan kananku dan rahangku mengganjal karena di mulut dimasuki kain perban untuk menampung darah yang keluar dari rahang. Aku bernafas menggunakan selang langsung yang menuju ke tenggorokan dan dibantu tabung oksigen dan pipisku juga dimasuki selang sampai ke kandung kemih. Nyawaku hampir tidak tertolong karena kain perban yang dipakai untuk menampung darah keluar dari rahang perlahan - lahan tertarik bersama cegukan air liur yang terus membasahi mulutku dan aku susah sekali bernafas. Dengan kondisi ini, aku mulai panik karena tanganku tidak bisa bergerak (kanan di gips tidak bisa terangakat dan tangan kiri ada infus sehingga tidak bisa bergerak), namun jari kananku masih bisa bergerak - gerak dan ibuku dengan segera menghampiriku untuk menanyakan apa yang aku inginkan. Aku menunjuk - nunjuk dan ibu mengartikan mulai dari AC dibesarkan aku geleng - geleng bukan, AC dimatikan aku juga geleng - geleng lagi, ditawari makan juga bukan dan sampai akhirnya ibu bilang pulpen aku mengangguk pertanda iya dan aku bergerak - gerak lagi pertanda ada yang kurang dan ibu menawari kertas dan aku mengangguk pertanda benar. Sesudah ibu membawakan pulpen dan kertas dengan sedikit gerakan tangan kanan yang tergips aku tulis 'nang cangkem gedabel enek kaine'. Dengan tulisanku ini, ibu memanggil perawat dan sama perawat langsung dilihat di mulutku dan benar kain perban  sepanjang kira - kira 50 cm sudah mencapai rongga tenggorokan dan sebagian menutupi jalur nafas, dengan segera perawat mengambil perban tersebut dan akupun langsung plong bisa bernafas bahkan berbicara pelan karena masih sakit luka bekas operasinya. Aku berbicara terus tanda lega dan terdengar dokter jaga dan aku disuruh tidak boleh banyak berbicra biar luka bekas operasi cepat kering. Perawat mengacungi aku jempol dan bilang pasien cerdas, karena kalau tidak perban akan terus tertelan dan menutupi jalur nafas. Sesudah 2 hari di ICU aku dikembalikan di ruang inap biasa dan malam itu ada kejadian tragis lagi yaitu tabung oksigen yang aku pakai sudah habis dan aku mulai sesak tanda kekurangan oksigen, perawat yang menjaga waktu itu tidak bisa membuka seal tabung oksigen baru, kemudian pamanku Pakdhe Katmadi dengan kunci Inggris segera mungkin membantu perawat karena agak berat membukanya dan akhirnya pertolongan Alloh kembali ada, seal tabung terbuka  aku bisa bernafas lagi sampai aku bisa menuliskan kisahku sekarang ini. 

Pasca aku di operasi, kambingku yang ada dirumah diberi makan oleh paman - pamanku Pakpoh Marsam, Pakpoh Marji dan Pakde Katmadi sampai aku benar - benar sembuh sekitar 3 minggu. Kejadian ini bertepatan dengan liburan kenaikan ke kelas 3 MTsN sehingga teman - temanku banyak yang tidak tahu namun waktu itu ada 2 cewek main ke rumahku (dia adalah Rizki dan Ninik, waktu aku belum kecelakaan aku dekat banget sama cewek ini dan sewaktu aku tidak sering muncul dan tidak ada kabar dia mengira aku pindah sekolah, makanya dia mencari informasi ke temanku dan diberi tahu kalau aku kecelakaan sehingga dia datang ke rumah). Sewaktu dia datang ke rumah, aku tidak mau menemuinya dan lari ke belakang rumah bersembunyi di pohon randu namun Pakpoh Marsam mencari aku dan bilang kalau ada teman menjenguk harus ditemui. Akupun menemui mereka berdua dengan malu - malu karena memang wajahku sekarang berbeda dan banyak luka di tubuhku. 2 minggu sesudah operasi, aku kembali masuk sekolah, aku naik sepeda dengan tangan kananku masih di gips dan jari - jariku dikasih kain pemgikat supaya tidak dislokasi, sehingga aku mengendarai sepeda dengan tangan kiri saja. Tekadku adalah tidak mau merepotkan ibuku jadi dengan kondisi itu aku tetap semangat sekolah dan mandiri tidak diantar ibuku. Aku tetap semangat naik sepeda karena kalau pulang sering banget bareng bersama temanku Rizki dan ngobrol dijalan dan tidak terasa sudah dekat sampai rumah. 3 minggu sesudah operasi aku mulai ngarit lagi dan kali ini aku ngarit sama ibuku karena tangan kananku hanya bisa menyabit ringan dan tidak bisa mengangkat karung karena belum kuat dan masa - masa ngarit sama ibuku kurang lebih 2 bulan. Aku terbiasa makan, sikat gigi dan nulis pakai tangan kiri karena tangan kananku patah dan kejadian ini membuat aku kidal namun aku bisa mengubah ke kanan lagi kecuali sikat gigi yang sampai sekarang menggunakan tangan kiri. Sesudah 2 bulan, aku ngarit sendiri walau dengan gips yang sudah dilepas namun tanganku belum kuat sepenuhnya, aku ngarit sedikit - sedikit saja dan untuk mencukupi kebutuhan pakan kambing, aku mengimbanginya dengan memberi pakan tambahan berupa 'ampas singkong = gamblong'. 

Sesudah sekitar 6 bulan adikku yatim dapat santunan babon dari organisasi keagamaan NU dan berturut- turut dari organisasi Muhammadiyah sehingga jika ditotal kambingku sekarang ada 4 babon dengan peranakannya dan mencapai total 15 ekor lebih. Dengan banyaknya kambing itu, aku sekarang ngarit harus banyak mulai pulang sekolah jam 14.00 - 16.00 (kebiasaan makan ku dulu cepat itu terbawa sampai sekarang dan terbawa pada sifatku yang keras dan waktu adalah uang, terlalu lama akan membuang waktu untuk belajar dan bekerja). Dari 2 jam pertama itu, aku dapat 1 karung besar dan aku berikan ke kambingku supaya tidak mengembek kelaparan kemudian aku sholat ashar dan sesudah itu aku berangkat lagi ke sawah dari jam 16.00 - 18.00 sehingga jika ditotal tiap hari aku ngarit 2 karung besar. Orang - orang disawah semua salut padaku, aku yang dulu dimanja tidak boleh ke sawah dan semuanya ada, sekarang aku harus menjalani beban semuanya sendiri dan sangat berbeda dari sebelumnya namun dalam hatiku aku sangat semangat untuk bisa berubah dan semua pekerjaan dari bawah ini aku niatkan untuk beribadah dan berubah memutar roda kehidupan. Orang - orang mesti menanyakan ke aku 'sudah balik berapa kali' mereka kalau ketemu aku mesti tanya itu untuk menyemangati aku ngarit karena mereka tahu aku ngarit 2x. Orang - orang juga sering mengingatkan aku untuk tidak berat - berat mengangkat karung karena aku masih dalam masa pertumbuhan tinggi (dulu badanku sixpack, dulu aku kurus tinggi dan sekarang aku kekar dan pendek namun aku tidak menyesali itu karena akibat ini adalah hasil perjuangan beribadahku dulu untuk keluargaku), namun aku tidak memperdulikan itu karena aku punya tekad yang besar untuk membiayai ibu dan adik - adikku dan aku punya prinsip tidak akan membuat dia sengsara untuk mencari uang (karena aku sudah berprinsip mengambil tanggung jawab kepala keluarga menggantikan bapak dan aku tidak ingin wanita sengsara mencari uang apalagi harus ngarit terkena panas, capek dan sakit - sakitan). Jadi selama 5 tahun sejak aku kelas 2 MTsN - kelas 3 SMA aku tidak pernah mengeluhkan ngarit untuk minta bantuan ke ibu kecuali pasca operasi kecelakaan, walau aku sakit aku tetap yang mencari makan kambing (kalau sakit tidak ngarit namun mencari dedaunan di kebun untuk makan kambing). Waktu itu aku sangat berani panjat pohon tinggi untuk mencari dedaunan mulai panjat pohon nangka, pohon randu dan pohon lain. Kalau hari libur hari Minggu, aku diajak kerja sampingan oleh temanku (Udin dan Ripin) seperti buruh angkat kayu, sosrok rumput di lahan padi, buruh panen jagung dll dan uang yang aku dapatkan masa itu mulai jam 07.00 - 10.00 (dibayar 10 ribu) dan jika jam 07.00 - 14.00 (dibayar 15 ribu). Uang yang aku dapatkan itu untuk makan bersama ibu dan adik - adikku dan juga kalau keluarga membutuhkan uang maka kambingpun dijual untuk biaya hidup. 

Namun semakin lama, kondisi keuangan keluarga semakin seret dan ibu berencana mau kerja di Kalimantan sebagai PRT dan kebetulan ada teman yang menawari sehingga waktu malam itu sekitar jam 22.00 ibuku dijemput oleh majikan (asli Blitar namun punya suami, usaha dan rumah di Kalimantan) dan adik yatimku yang masa itu masih menyusui dalam keadaan tidur sedangkan aku dan adik keduaku menyaksikan kepergian ibuku dengan tangisan karena selama ini kami belum pernah merasakan perpisahan. Keesokan harinya, adikku menangis karena mencari ibu dan banyak saudara yang iba sehingga adikku di momong oleh Pakpoh Marsam dan Bulek Yah (adikku dibawa ke dukun kyai supaya dilupakan ingatannya ke ibu dan betul juga adikku kala itu lupa sama ibunya dan lengket sama Pakpoh Marsam. Sekarang aku hidup bertiga (aku dan kedua adikku) aku sudah kelas 1 SMA dan adik keduaku kelas 2 MTsN sedangkan adik ketigaku sekitar 2 tahun. Terkadang nenekku dari ibu juga menginap ke rumah namun tidak rutin karena tempatnya yang jauh sekitar 30 km dari rumahku dan nenek sedikit pikun jadi pernah nyasar saat naik angkot, sehingga hari - hariku banyak dilakukan oleh kami bertiga. Aktivitas rutin yang kami kerjakan adalah pagi - pagi kami harus memandikan adik kecilku kemudian menitipkan ke Pakpoh Marsam atau Bulek Yah selanjutnya memasak nasi di Magic Jar dan aku sama adikku berangkat sekolah (ceritanya dirumah Pakpoh Marsam adikku selalu dikasih makan telur rebus dan tidak mau makan yang lainnya sehingga sampai sekarang ini dia sukanya telur saja, semua lauk dan sayur tidak suka). Sepulang sekolah aku dan adikku berbagi tugas, dia beli tempe, kecambah, kecap dan cabe untuk dibuat menjadi penyet, jadi aku makan seperti ini hampir 1 tahun (karena tidak kuat beli santan yang kala itu 2 ribu apalagi beli ikan pindang). 

Ibuku kerja sudah 1 bulan di Kalimantan dan selalu mengirimi uang ke kami antara 100 - 300 ribu per bulan lewat wesel pos (gaji ibu kala itu 600 ribu), jadi aku harus bisa mengatur keuangan itu untuk hidup kami bertiga seperti makan, uang saku sekolah, biaya sekolah, jajan adik dll. Sekitar 3 bulan kemudian ibuku beli HP jadul Nokia (didaerahku masih sangat sangat jarang yang punya HP kala itu) dan ibu mentransfer 1 juta ke aku untuk beli HP juga supaya bisa berhubungan (HP waktu itu sangat mahal, aku beli Nokia second tipe 6020 harga 750 ribu) sehingga ibu dan kami bertiga bisa berhubungan via telepon. Kala itu, paketan telepon sangat mahal yaitu bicara 5 menit (harga 5 ribu) gratis 5 menit dan tiap malam ibuku telepon kami bertiga untuk menanyakan adikku yang kecil dan ibu sering menangis karena saat makan pasti ingat dan tidak jadi makan karena teringat anak - anaknya tidak bisa makan enak. Kami tidak sedih sekarang karena walau ibu di Kalimantan dengan adanya telepon serasa dekat walau hanya dengan suara. Sesudah ibuku kerja hampir 6 bulan, ibu kirim lagi uang 600 ribu dan meminta aku membelikan Dispenser seharga 400 ribu dan kemudian bulan ke - 10 ibu transfer lagi 1,5 juta untuk biaya meneruskan lantai keramik peninggalan bapak. Aku sekarang menginjak kelas 3 SMA dan ibuku pulang sesudah 1 tahun disana, ibuku keliatan sangat kurus, item dan pucat (kasihan baget melihatnya tidak seperti dulu yang segar bugar karena tidak ada beban mencari uang). Adikku (sekitar 3 - 4 tahun) disapa oleh ibu dan malah lari ke rumah Pakpoh Marsam karena sudah lupa kalau itu ibunya. Akhirnya Pakpoh Marsam menggendong adikku dan membawa ke ibuku, menjelaskan kalau itu ibunya namun adikku tidak mau bersama ibu dan malah berhari - hari tidur dirumah Pakpoh Marsam terus. Lambat laun adikku mau dipeluk sama ibu dan sekarang sudah mau tidur dirumah dan lengkaplah sudah keluargaku sekarang (berempat). Sekitar 3 bulan, kami masih memakai uang hasil tabungan ibuku berkerja ditambah hasil kerja sampinganku sewaktu libur sekolah dan lama kelamaan uang yang kami pakai tidak mencukupi sehingga memaksa ibu untuk mencari pekerjaan dan ibu berusaha menanyakan pekerjaan ke tetangga dan ada tetangga baik yang memberi pekerjaan (Mbak Naim), ibu diminta mencuci pakaian dengan tangan + mensetrika baju yang menumpuk banyak, ibu mengerjakan mulai dari jam 07.00 - 14.00 (dibayar 25 ribu kala itu) dan pekerjaan ini adanya hanya 1 - 2 minggu sekali. Sesudah itu, ibu juga ditawari lagi oleh Mbak Sepupu Mbak Yuli untuk mencuci pakaian dengan tangan dan mensetrika mulai jam 07.00 - 14.00 dan dibayar 25 ribu juga. Kondisi ini kami rasakan sekitar 6 bulan dan waktu berikutnya aku sudah menginjak semester akhir di SMA dan harus tes ke perguruan tinggi. 

Selanjutnya aku tes perguruan tinggi dan Alhamdulillah lulus dengan mendapat dana beasiswa dan mengantarkan aku ke Surabaya dan Alhamdulillah dapat asrama beasiswa jadi tidak sepeserpun aku keluar biaya. Kambingku dirumah tidak ada yang memelihara karena tak tinggal kuliah sehingga sama ibuku dijual semua dan dapat 5 juta lebih. Uang tersebut sama ibu dan adikku dibuat untuk berangkat ke Kalimantan semuanya (aku yang mengurus mereka di pelabuhan, ibu dan adikku naik kereta ke Stasiun Pasar Semut Surabaya kemudian tak sarankan lagi naik angkot menuju ke pelabuhan Tanjung Perak dan aku naik motor menyusul mereka langsung ke pelabuhan). Di pelabuhan kami berempat harus menginap dengan berbekal nasi + bawang goreng yang telah dipersiapkan ibu dari rumah dan selanjutnya kalau kurang kami beli mie instan rebus, karena tiket kapal laut tidak ada maka kami menginap di pelabuhan 2 malam (banyak calo menawarkan tiket namun aku tidak percaya dan mencari sendiri di loket terpercaya). Ada kejadian malam itu, biasanya aku sama ibuku tidur shift - shiftan karena kami tidur di trotoar pelabuhan dan malam kedua itu, kebetulan aku dan ibu tertidur semua padahal barang bawaan kami sangat banyak, untungnya disebelah kami ada orang sekeluarga juga yang tidur berdekatan dan dia bilang tadi malam koper kami sudah didekati oleh laki - laki jaket hitam dan bapak di sebelah kami menjaga koper kami (Alhamdulillah pertolongan Alloh lewat bapak itu telah melindungii kami berempat). Kapal laut sudah bersandar dan kami sudah dapat tiket, ibu dan adikku aku antar menuju ke pintu masuk dan akhirnya perpisahan berlangsung, ibu dan adik - adikku pergi ke Kalimantan dan aku kuliah di Surabaya sedangkan rumah di Blitar dibiarkan kosong. Perjalanan mereka ke Kalimantan sekitar 3 hari dan banyak cerita yang mereka alami (mual, muntah, tidak nafsu makan, bau udara air laut dll) dan setibanya disana ibuku langsung ke tempat majikannya dan kedua adikku ikut menumpang disana (kebetulan majikan ibu sangat baik dan menghargai anak yatim), setelah sekitar 1 bulan adikku yang nomor dua (kasihan pendidikannya hanya sampai MTsN karena kami betul - betul tidak ada uang untuk makan saja susah dan kami tidak pernah dibantu oleh saudara dari bapak maupun ibu padahal mereka kaya - kaya dan inilah yang menjadi cambukku untuk berubah dan dendam kepada mereka) dapat kerjaan menjadi pelayan di warung dan setidaknya ibu sudah terbebas dari rasa sungkan ke majikan dengan lepasnya adikku bekerja bersama orang. Adikku nomor tiga sekolah dasar di Kalimantan dan sewaktu aku telepon dia sudah tidak bisa lagi Bahasa Jawa dan bisanya Bahasa Indonesia. Sekitar 6 bulan berlalu, adikku disana banyak ditawari untuk dijadikan istri oleh orang - orang asli Banjar dan adikku masih ingat pesanku "jangan menikah dulu sebelum melihat kakakmu sukses karen kakakmu ingin membahgiakan kamu dulu".

Setelah sekitar 1 tahun disana, ibuku menikah dengan orang Kalimantan namun kebetulan dia perantauan yang  ternyata rumahnya dekat dengan rumahku di Blitar. Aku punya keluarga baru sekarang ditambah ayah tiri dan dari hasil pernikahan dengan ayah tiri, ibuku punya anak 1 laki - laki. Mereka (keluargaku) berempat hidup disana dengan bahagia dan sampai akhirnya adikku kecantol sama orang Banjar dan menikahlah dia waktu itu walau aku sebenarnya melarang karena aku belum lulus kuliah dan belum bisa memberi kebahagiaan ke adik - adikku. Namun biarlah karena dia sendiri yang menjalani dan akupun hanya bisa melihat kebahagiaanya. Sedangkan aku menjalani masa kuliah dengan nyaman, karena aku dapat beasiswa full mulai asrama, pengembangan diri dengan adanya kegiatan rutin program asrama dan kemandirian (lewat aku dikasih amanah oleh Mas Senior Hasan untuk mengajari les private anak SMA persiapan SNMPTN). Aku mendapat uang saku per bulan untuk makan dari beasiswa 350 ribu dan aku ngelesi untuk pengalaman pertamaku 1,5 jam dibayar 50 ribu (aku sangat terkejut, betapa aku hanya duduk, berbagi ilmu, diskusi, dikasih makan dan tempat adem tidak kepanasan dibayar dengan sebegitu mahalnya menurutku karena yang aku tahu aku kerja di swah dari 07.00 - 10.00 cuma dibayar 10 ribu dengan  resiko capek, kepanasan, lelah dan tidak dikasih makan. Jadi dengan ilmu semuanya dapat kita raih 'pikirku jauh kedepan'). Menyambung untuk kehidupan pendidikanku ke artikel berikutnya (BERSAMBUNG......)

====================TRUE STORY PERJUANGAN KU ========================
======================'UNTUK ANAK DAN ISTRIKU'========================

Chemical Engineering

Diposting oleh On Sunday, April 13, 2014

Do you know about Chemical Engineering? there is a little story abouit it from my experience why I choose this department. Actually, I have a passion in health field and until I spend my live in this department. In this department, I found a lot of knowledge and experience about innovation and technology process. Chem. Eng makes my live changed because I learned about chemical process in scale indutries and this is very unusual for me. I can knowledge about react many substance to be changed other substance that have different characteristic then the first
Until mid - half semester of total semester at my college, I have not found sense in this department, I still think about medicine department is the best choice in life. But, from day to day I found sense in this department and I also perform like that. Many practical in the laboratory applied and this made me have a challenge to get a lot of knowledge. Here I learned character and high discipline such as practical, research and presentation with lecturer. This character still brought until now and I'm very happy with that lesson, now I feel that lesson required in my job and really applied in the job world.

My message from my experience choose Chem. Eng is don't regret choose that department, because it is one of department which learn all of study in engineering. Chem. Eng learn about process, construction, electric, instrumentation control, mechanical process, environmental management, statistic, economic, design and many others. So, you will get a lot of knowledge and more ready if you will looking for a job and if you are positioned in any position so you have a basic knowledge in the field. Many friends tell about interest in Chem. Eng, by their opinion Chem. Eng is a king in industrial because they know that leading project and production.  Most of job vacancies where empty is Chem . Eng and wherever you see job vacancies, try look that Chem. Eng almost fill in vacancy and why these thing happen? because all of industries need process in manufacturing product so engineer in Chem. Eng can handle this position.

I have a great expectation to be a real engineer, can be a inovator with update innovation. I will do research in according to my educational background. Can provide for many people sharing knowledge so that have benefit for me and other people.

Premium vs Pertamax Plus

Diposting oleh On Wednesday, January 08, 2014

Sedikit berbagi pengalaman menggunakan pertamax plus dan premium. Ane menggunakan sepeda motor satria Fu dari Surabaya – Blitar dan juga sebaliknya. Ane ingin membandingkan penggunaan antara kedua bahan bakar tersebut. Dilihat dari kompresi mesin ini yang sudah DOHC 4 valve dengan kompresi 10,2 : 1 yg seharusnya memang memakai pertamax karena sudah lumayan tinggi kompresinya. Spesifikasi motor ane : karburator butterfly, leher knalpot diameter besar dan CDI unlimited. Jadi dengan kondisi yg geber nonstop, cuaca waktu itu agak panas pada musim kemarau akan ke musim penghujan. 
Dari Surabaya – Blitar ane selalu mengisi  premium 30.000 (setara 4,6 liter) dengan jarak 170 km yg dihitung akan ketemu 37 km / liter, yg menurut normalnya 35 km / liter. Ini sudah ane lakukan berkali-kali dan selalu habis premium dengan jumlah itu. 

Dilain hari sewaktu balik dari Blitar – Surabaya ane coba pakai pertamax plus dg nominal 30.000 (setara 2,6 liter) yg dihitung akan ketemu 65 km / liter. Ane sempat kaget dan bingung dg hal ini, kelebihan pakai pertamax plus adalah suara halus dan minim sekali knocking mesin, tarikan lebih galak tapi pembakaran awal sedikit susah saat di starter. Dari pengalaman ane ini dapat disimpulkan bahwa jika kita memakai premium maupun pertamax akan kena pada biaya sama namun keefektifan pembakaran jauh lebih efektif pertamax plus dg perbandingan premium : pertamax plus (4,6 : 2,6) hampir separuhnya. Pemakaian bahan bakar harus disesuaikan dg rasio kompresi mesin dan ini pengalaman ane ini bisa diterapkan pada motor dg rasio kompresi diatas 9: 1. 

Teori yg kita pelajari sudah menyebutkan jika penggunaan bahan bakar dg oktan tinggi akan menghasilkan tingkat efisiensi yg tinggi, namun kita perlu menerapkannya benar-benar karena kalau cuma sekedar teori belum ada bukti kuat yg mengikat. Proses mendapatkan bahan bakar ber oktan tinggi dapat dilihat di "Proses Pengolahan Minyak Bumi"

Junior High School

Diposting oleh On Sunday, December 22, 2013

Age 13 years, CV entered into Islamic Junior High School in Kunir Wonodadi Blitar. CV chose this school because CV has a dream can understand Islamic and applied them to life. His parents suggested that CV be a good child and be a care person. CV school there with his friends in village about 10 childrens. CV went to school by bike and left home at 6 am and arrived school at 6.45 am.
In 1st class, CV entered into heterogen classes which men and women in a class, should class is divided between women in one class and also men. CV into heterogen class because become one favorite classes. CV has characteristic diligent, ashamed and smart. CV always given pocket money by parents Rp. 500 and this must enough to buy food, drink and to kept if happen unexpected something. CV took this condition and done school happily. His father always bought complete literature book and CV spirit to solve every problem in exercise. His father said that will gave college fund and also his mother gave support accompany his study every night. Here CV received both 1st ranked in 1st and 2nd semester. CV showed that he could make his parents proud with his achievement. In final semester and would move to 2nd class, his father died. This disaster made CV deep sadness and couldn’t think about future life because his father that become family backbone. All of friends gave spirit for him and pray for his future live, CV could reach his dream and could make happy his parents such as dream of father during alive. Good bye CV father, I hope your kindness and your charity accepted by Alloh.

In 2nd class, CV must done dependent person after left his father. CV started keeping 2 male goats, CV hunted grass in the field. CV had opportunity after he leaving school. CV lived with his mother which still contain his brother and also with his sister. After 2 month since his father died, his brother was born. This was a happiness and also sadness, happiness because had brother and sadness because confuse about live cost, but Alloh said that coming brother brought live fortune. CV always went home from school at 2 pm and then he must hunted grass until 6 pm. CV’s goat increased always over 12 goats and this was a cost of family live. CV never upset on this live state and done with happiness. During school CV always economize due to money deficit. If rest time, CV still exist in the class not brave leave place because had not money to buy food. So every rest time, CV used that time to solve exercise book and reading book until end of rest time. CV ate at home and after that went to the field. Here CV received both 1st ranked in 1st and 2nd semester. Effort and pray that was done by him got a same achievement. Routinitas time per day after hunted grass at 6 pm and maghrib pray, CV went to the bedroom and woke up 2 am CV for isya' pray, reading Al quran, tahajjud pray then study lesson. This routinitas he was done until 3rd in senior high school. CV gave his mother and also his father (alm) good award although low economical in cost live. Disaster again was motor cycle accident when he with his mother from market. CV took mandible and arm fractura and must be operated for normalize condition whereas his mother only unconscious. This accident happen while holiday so CV no absences and Alhamdulillah still gave live from Alloh, thank to Alloh on this gift fortunate.

In 3rd class, CV school with injury in his arm and operation. CV must drove bike went to school and still spirit and never say die. In this class, CV still must sunat because his friend already sunat since elementary school but CV long ago always crash time with disastrous time such as his father died and motor cycle accident. Here CV chose as team 11 which team as duty school in olympic. Because it, CV must went to school 5.30 am to attend private lesson from teacher about solving of olympic problem. CV get award 1st championship science in Islamic junior high school and also championship in Kediri residence degree. Here CV received both 1st ranked in 1st and 2nd semester and received a good mark in final exam.

Elementary School

Diposting oleh On Monday, December 16, 2013

Age 7 years old, CV entrance in Islamic Elementary School where near with his home. This ES was the best school in his village and often received award from competition and has become tradition of championship. 1st class, CV received 7th, 10th, 6th ranked in 1 years full and divided by 4 month, often called CAWU (CAtur WUlan). Here CV got a lot of experience how must prepare learning to get the best ranking in class. His parents fulfill literature books. In this class CV couldn’t reading word and still spell learning and for mathematic still using bamboo stick to compute simple math problem.

In 2nd class, CV intends to prove his ability to rise to do the best in class. Here he fast learned about art music, intonation of music and calculation mathematic. In this class, he received 6th, 4th, 3rd ranked in 1 years full. Achievement of CV continue to rise and the teacher encourage spirit to improve hisperformance.

In 3rd class, CV performanced loving in science knowledge and if lesson science, he always received a good mark. Here CV enough fluent reading and calculating. The rank in 1 years were 3rd, 2nd, 3rd and from here resurgence starting and CV was diligent learning and solve question from competence book. 

In 4th class, CV had 2nd, 3rd, 2nd ranked and CV be a leader class and many other organizations. His parents many contribute in his life course because they bought complete book and CV was very happy and always solve that book. His parents not permitted CV work, playing to the river and field. Necessity of parents was CV learning and continue achievement to get the best in class.

In 5th class he got many experience such as be a leader ceremony, leader class and contingent of competition run. His soul was growing up and his mind also so made into a change. He received rank 1st, 1st, 1st in 1 years full and these the best achievement which he has been desire. Due to effort and pray, all of desire can be achieved.

In 6th the top of effort to prove to get the best student in this school. CV get 1st ranked three times in 1 years full and also received the best mark in final exam of Elementary School. CV in this class be a leader of Gerak Jalan 17 Agustus and also Obor subdistric. CV also achieved award 2nd in science subdistric olympic in all elementary school.

History Live of Caesar (3 of 3)

Diposting oleh On Tuesday, June 04, 2013

CV tidur pulas di dalam masjid dan tepat jam 02.00 dini hari banyak mahasiswa UIN yg sholat tahajjud jadi CV terbangun dan di tanyailah sama salah seorang dari mahasiswa, “kenapa kamu tidur disini, kamu sama siapa”. CV menjawab "saya besok mau ujian SNMPTN dan teman saya semuanya kos mas". Melihat kondisi ini mahasiswa tsb mengajak CV ke asrama dan CV di ijinkan utk tidur di kamar bertingkat dua dan dalam 1 ruangan ada 6 kamar bertingkat. Di kamar tsb banyak mahasiswa UIN yg dialog pakai Bahasa Arab shg CV tdk bisa tidur dan akhirnya mereka tidur tepat pukul 03.00 CV melarikan diri dari kamar menuju ke masjid utk sholat tahajjud dan persiapan sholat shubuh. Keesokan harinya tes pertama SNMPTN dan CV pun bisa menjawab lancar. Akhirnya tes selesai dan CV kembali lagi istirahat di serambi masjid sambil makan mie sedap diremes utk ganjal perut, disini CV didatangi oleh teman2nya dan tiba2 ada 2 teman cewek membelikan CV makanan dan CV pun kaget kuk tahu kalau dia belum makan, padahal selama makan mie tsb selalu keadaan sepi dan tidak ada orang sama sekali, karena sedikit malu makan mie mentah. CV berterima kasih kepada 2 teman cewek tsb.
Setelah hari sudah petang sekitar pukul 22.00 CV pun akhirnya tidur di serambi masjid tanpa alas tidur dan dingin banget. CV tdk berani lagi tidur di dalam masjid, takut ketahuan mahasiswa asrama yg kemarin itu. Keesokan harinya CV ujian tes kedua dan pada saat itu CV masuk angin karena perut cuma terisi nasi bungkus tadi siang dan makanan mie sedap diremes ditambah tidur beralaskan marmer. Walau begini CV tetap semangat bisa melewati tes ini dan yakin bisa keterima di PTN. Siang selesai tes, CV bertemu dg teman2nya dan merencanakan pulang bersama naik kereta yang agak mahal karena jamnya pas, tapi CV pikir2 uangnya hanya cukup utk kereta ekonomi. Secara tdk di sengaja ada temannya cewek melaporkan keadaan CV ini kepada mbaknya yg tinggal di Malang, akhirnya mbak tsb bilang,"tiket keretamu tak bayar, tolong jaga adik saya sampai rumah ya". Alhamdulillah dan terima kasih terucap dari mulut CV ke mbak tsb dan akhirnya CV pun bisa pulang dg kereta mahal tsb.

Pengumuman hasil SNMPTN menunggu selama kira2 2-3 bulan dan pas hari pengumuman CV mengajak mas keponakannya ke warnet utk melihat hasil tes dan ternyata Alhamdulillah CV lolos dan bertuliskan,”selamat anda sbg mahasiswa terbaik putra bangsa dan masuk di jurusan t*kn*k k*mia ITS”. CV pun senang dan langsung menelepon ibu dan teman2nya bahwa CV bisa kuliah dan mewujudkan impian. Setelah pengumuman ini CV melaporkan ke pihak b*ast*di et*s utk konfirmasi bahwa keterima di PTN dan setelah menunggu kira2 seminggu dari se Indonesia yang daftar dan diambil 135 mahasiswa, CV masuk ke dalamnya. Akhirnya rasa senang dan syukur terus terucapkan dalam diri CV. CV segera daftar ulang ke kampus tsb dan diberi lembar uang gedung dan SPP yang berjumlah Rp 5.700.000. CV akhirnya pulang ke rumah dan memikirkan darimana uang ini bisa di dapat karena pihak beasiswa mau mengganti uang setelah CV membayar pakai uang dulu dan nanti kuitansinya diserahkan ke pihak beasiswa dan diganti biayanya. CV bingung dan bilang ke guru SMA bahwa CV mau mengundurkan diri saja dari kuliah itu karena uang segitu di dapat dari mana, CV tak punya sama sekali uang sebanyak itu. Guru SMA bilang bahwa CV tdk boleh melepas itu karena itu demi nama baik sekolahan dan generasi adik2 di bawahnya dan pihak sekolahan memberi sumbangan sebesar Rp. 3.500.000 dan masih kurang sekitar Rp 2.200.000 dan untung mas keponakan CV andil dalam yayasan partai dan bisa meminjami kekurangan uang tsb.

Setelah mendapat uang utk bayar seluruh biaya tsb CV kembali ke Surabaya utk daftar ulang dan hari itu adalah hari Sabtu hari terakhir daftar ulang dan sekalian CV menempati asrama yg disediakan beasiswa. Karena CV harus ke Surabaya utk kuliah maka kambingnya tdk ada yg memelihara. Kambing2nya dijual dan laku kira2 Rp 5.000.000 dan ini dibuat seluruh keluarga (ibu dan 2 adik) utk merantau ke Kalimantan bekerja disana selama 1 tahun. Selama ditinggal itu CV kalau pulang kerumah cuma utk bayar listrik dan menyapu rumah. CV menetap di asrama dan pihak beasiswa meminta CV membuat ATM syariah dan CV pun berangkat membuat dan kurang lebih 1 bulan uang daftar ulang dikembalikan, dimana yang pinjam ke mas keponakannya tadi dikembalikan ke yayasan partai dan dari sekolahan tidak. Uang dari sekolahan ini yg digunakan CV utk hidup di Surabaya dan utk keluarga dirumah. Di beasiswa ini CV mendapat kamar gratis beserta fasilitas, kajian rutin tiap pagi, mingguan dan bulanan, kunjungan tokoh, outbond serta mendapat uang saku per bulan Rp 350.000. CV sangat senang bisa hidup di kota dg biaya Rp 0 dan malah uang tsb kadang2 bisa dibawa pulang sekitar Rp 150.000 utk adik2nya dirumah. CV pulang tiap 3 minggu sekali dan pasti menyisakan uang saku itu utk adik2nya dirumah.

Setelah menetap di asrama, tetapnya 2 minggu ada senior beasiswa yg menawari CV utk ngelesi fisika SMA persiapan UNAS dan SNMPTN dg iming2 bayaran Rp. 50.000 / 1,5 jam. CV dg segera mau menerima tawaran itu dan langsung ngelesi. Pengalaman ngelesi sangat unik karena CV pernah pengalaman mengajari teman2nya dulu waktu SMA. Setelah 1 bulan CV gajian pertama dan mendapat Rp. 450.000, dalam pikirannya membayangkan betapa mudah mencari uang dg otak karena dg duduk manis seperti diskusi kelompok, dikasih makan, minum tapi dibayar dg segitu mahalnya dan tidak sebanding dg pekerjaannya dulu di desa yg berangkat ke sawah dari jam 07.00 – 10.00 cuma dibayar Rp 10.000 dan jika jam 07.00 – 14.00 dibayar Rp 15.000 dan itupun harus pakai tenaga ekstra . CV pun akhirnya mengembangkan kemandiriannya dg daftar di berbagai bimbel shg total murid yg diajar antara 4-5 orang dan penghasilan CV perbulan sekitar Rp. 1.500.000 di semester 1. Semester 2 sampai selesai kuliah CV tetap mengajar tapi kali ini tidak lewat bimbel tapi secara langsung karena adik, saudara dan teman yg diajar oleh CV mengalami kemajuan pesat dan banyak orang ingin anaknya di ajar oleh CV dan CV bisa mendapat uang kira2 Rp. 2.500.000 per bulan. Penghasilan ini belum ditambah uang saku dari beasiswa Rp.350.000 per bulan dan diasrama selama 3 tahun dan 1 tahun selanjutnya adalah ajang kemandirian dari hasil didikan di asrama shg CV selanjutnya nge kos dan CV membuktikan bisa mandiri, CV bisa menyekolahkan dan membiayai kehidupan keluarga lewat usahanya tsb. Buah keberhasilan CV adalah bisa memulangkan seluruh keluarga ke Jawa lagi karena pikirnya CV “makan gak makan asal kumpul udah seneng”. Jadi CV kasihan melihat keluarga harus jauh2 utk menyambung hidup dan CV merasa dosa membiarkan mereka hidup dalam kesengsaraan. Akhirnya keluarga pulang dan CV selalu memberi uang utk makan dan jajan utk adik2nya setiap bulan dari hasil usahanya di Surabaya.

Kini CV benar2 mengenyam cita2 yg telah diraihnya, semoga almarhum ayahnya bisa melihat dari kejauhan dan senang atas pencapaian anaknya. Cita2 CV ke depan ingin membuat keluarga tdk sengsara lagi, hidup berkecukupan dan menyekolahkan adiknya yg yatim sampai tinggi. Semoga cita2 mulia ini terkabulkan oleh yang diatas dan kita mendoakannya. Setelah lulus kuliah CV akhirnya bekerja dan meniti karir kedepan, semoga jalan CV kedepan lebih bagus lagi, mari kita sama2 mendoakan.

ALLOH MAHA BESAR MERUBAH NASIB KAUMNYA SELAMA KAUMNYA INGIN BERUSAHA MERUBAH NASIBNYA

ARTIKEL TERKAIT :

History Live of Caesar (2 of 3)

Diposting oleh On Tuesday, June 04, 2013

Saat ayah CV meninggal ibunya M sedang mengandung bayi berumur 7 bulan dan sampai akhirnya lahirlah anak ke 3 dari pasangan ini bernama MAS, dimana saat kelahirannya yg meng-adzan dan iqomat adalah CV. MAS adalah yatim dari kandungan dan ini mengingatkan pada kisah nabi muhammad yg ditinggal ayah di kandungan, semoga kisah hidup MAS ke depan bisa cerah dan berbakti layaknya sang pemimpin Nabi Muhammad. Pada posisi inilah pikiran CV menjadi matang, ditinggal ayah dan mempunyai ibu yg tdk bekerja serta adik yg masih kecil2. CV nekad beternak kambing, padahal dulunya CV ke sawah dan sungai dilarang dan hidupnya hanya meminta ada serta belajar, tapi karena tekad CV yg ingin berubah dan yakin roda pasti berputar maka CV nekad dan saat itu dg uang Rp 500.000 bisa beli 2 ekor kambing jantan dan oleh CV dipelihara selama 3 bulan kemudian dijual utk hidup keluarga kemudian dikasih mbah 3 ekor (1 induk dan 2 orang anak kambing jantan) dan sumbangan 2 ekor induk kambing dari yayasan, dan akhirnya CV ngarit (mencari rumput) dan ditekuninya mulai kelas 2 MTs-3 SMA mulai habis sekolah sampai sebelum maghrib. Kambing yg dipelihara CV sangat bagus2 dan selalu berjumlah diatas 12 ekor, saat melahirkan pun selama 5 tahun 90% kelahiran adalah jantan dan sedikit sekali betina nya, ini menandakan kekuasaan Alloh yg maha besar benar2 ada, karena harga jantan lebih mahal dari betina. Lewat menjual kambing ini hidup keluarga bisa terangkat, tiap 3 bulan sekali menjual kambing utk kebutuhan hidup. CV tdk pernah menyuruh ibu dan adik ngarit dan sepenuhnya yg ngarit adalah CV, saat hujan, sakit dan capek tak membuat CV putus asa utk ngarit karena tekadnya yg begitu besar utk berubah dan bertekad wanita tdk boleh sengsara, kata CV “saya laki2 dan anak pertama harus jadi kepala keluarga dan penopang hidup”. CV ngarit mulai jam 14.00 - 16.00 terus diberikan ke kambingnya karena sudah sore dan mengembek semua tanda kambing lapar, terus sholat ashar dan balik lagi ke sawah ngarit sampe jam 18.00, ini dilakukan selama 5 tahun. Tambahan tepatnya kenaikan kelas 3 MTs, CV terkena musibah kecelakaan sepeda motor bersama ibunya shg harus operasi rahang bawah (fracture mandibula), kesalahan ada pada pihak lawan yg membawa kacang panjang terlalu banyak pada motornya shg motor saat belok tdk bisa dan mengambil jalur jalan pengendara lain dan CV bertabrakan dg pengendara tsb.
CV dan Ibu pingsan dibawa ke puskesmas, ibunya M bocor di kepala tapi Alhamdulillah bisa diatasi dan CV harus dibawa ke RS kota utk dioperasi karena rahang patah. Di RS selama 3 hari CV di diagnosa dahulu utk tekanan darah dan mental sebelum operasi, wajah CV bengkak ke bawah sekitar 5 cm  dan orang2 tdk tahu kalau itu wajah CV. Akhirnya waktu operasi dimulai dan CV dioperasi sekitar 2 jam dan di platina rahang bawahnya, seusai di operasi CV menghabiskan 2 tabung oksigen utk memperlancar bernafas karena slang langsung dimasukkan ke hidung bagian dalam dan saat itu pula terjadi kekurangan oksigen dan perawat tidak tahu, untung paman yg menunggu CV tahu dan langsung memberi tahu utk mengganti tabung oksigen. Akhirnya perawat dg segera mengambil tabung oksigen ketiga dan memakai kunci utk membuka segel, tapi usaha ini gagal dan CV sudah sesak kekurangan oksigen dan hampir nyawa melayang tapi Alhamdulillah paman CV membantu perawat membukakan segel dan akhirnya bisa terbuka dan langsung disalurkan ke slang hidung dan CV dapat bernafas kembali. Keesokan harinya nyawa CV hampir melayang pasalnya perban yg digulung2 jadi beberapa tumpukan untuk ganjal darah operasi dimulut perlahan2 tertelan dan masuk tenggorokan–kerongkongan / katup epiglotis shg CV sesak tdk bisa bernafas. Dan saat itu ibu yg 3 hari sudah sembuh menemani CV di kamar dan CV mengerakkan tangan yg pake gips tapi ibunya tdk paham apa maksud CV, akhirnya CV tetap menggerakkan posisi tangannya dan ibunya pun ngumung minta dibesarkan / dikecilkan AC, CV jawab geleng2 pake kepala, ibunya bilang lagi minta di kipasi, CV jawab geleng2 lagi. Dan akhirnya tangan CV bisa bergerak layaknya orang menulis tapi samar2 karena tangannya patah dan pake gibs dan ibunya pun langsung tahu minta kertas, CV jawab ngangguk kepala dan ibu bilang lagi minta pulpen, CV jawab ngangguk lagi. Akhirnya CV menulis dg tangan patah di gips dan tertulis samar2 dg tulisan “nang cangkem gedabel, enek kaine” artinya di mulut gak enak rasanya ada perbannya. Akhirnya ibu melaporkan ke perawat bahwa di mulut ada perban dan dengan segera perawat mengambil perban tsb dan ternyata sangat panjang sekitar 1 meter (5 gulungan) dan itu sudah menutupi tenggorokan. CV pun bisa ngumung panjang lebar setelah dihilangkan perbanya tsb tapi sama dokter tdk boleh bicara karena rahang bawahnya baru saja dioperasi. Seluruh petugas kesehatan disitu sangat senang karena CV cerdas bisa punya inisiatif gitu karena perawat tdk tahu kalau di dalamnya ada perban. Sungguh Maha besar Alloh yg terus memberikan jalan utk umatnya,,Alhamdulillah.

Saat CV sakit tsb,  pamannya lah yg mengurus kambingnya selama kurang lebih 2 minggu dan akhirnya dg semangat tinggi walau tangan kanan di gibs, CV tetap nekad ngarit pakai tangan kiri dan kali ini dibantu ibunya kurang lebih 1 bulan. Setelah masa rehabilitasi tulang sudah 1 bulan, CV nekad ngarit dan mengangkat karung sendiri dan kali ini yg dibawa sedikit2 karena tangan belum kuat. CV sekolah MTs dg sepeda yg jaraknya 6 km walau tangan di gibs. Semangat dari ayahnya yg terus membara “saya lihat, saya datang, saya menang”.

CV di SMA tidak aktif sama sekali di ekstrakurikuler karena waktunya habis utk ngarit dirumah, CV juga sampingan jadi buruh tani seperti petik jagung, cangkul, bersihkan rumput padi, angkat kayu, cari pasir di sungai dan kerja di perahu. Ini semuanya dilakukan utk menutup keuangan makan. Dulu hidup keluarga ini sangat enak, makan pasti pake daging, lele dan buah pasti selalu ada tapi akhirnya roda berputar, sekarang hidup keluarga ini hanya makan pake tumis, lauk tempe Rp 1000 ber 4 orang dan sambal. Di SMA CV bisa menduduki peringkat 1 namun terkadang juga berada dibawah dan akhirnya berjuang lagi dan mendapatkan lagi posisinya. CV juga menunjukkan bakatnya di olimpiade biologi tingkat kabupaten dengan predikat juara 1 dan menjadi kandidat Blitar di olimpiade propinsi. Lewat ini CV mendapatkan cukup uang utk kebutuhan hidup karena dapat uang saku dari sekolah Rp 100.000, dinas kabupaten Rp 200.000, dinas walikota Surabaya 250.000 dan gubernur Jatim Rp. 500.000. CV bisa sekolah SMA berkat bantuan uang dari guru MTs sebesar Rp 200.000 utk beli formulir dan akhirnya diterima, selama di SMA CV dapat beasiswa jadi bebas biaya sekolah. CV tidak mampu beli buku pelajaran dan kalau ada yg tipis di fotokopi olehnya, tapi CV selalu ada buku yg siap sedia di meja rumahnya karena tiap malam teman2 SMA CV minimal 2 – 5 orang datang dan minta ajari cara jitu menaklukan jawaban. Jadi buku dari teman2nya melengkapi meja belajar CV dan CV pun akhirnya bisa belajar dari buku tsb.

Setelah lulus dari SMA tekad CV utk kuliah terus ada, tapi bingung juga utk biaya daftar agak mahal, untungnya senior SMA ada yg dapat beasiswa “b*ast*di et*s” dia menawarkan ke sekolahan dan CV ikut mengirimkan berkas kesana bersama 6 orang teman lainnya. Berkas akhirnya masuk ke Surabaya dan mereka pun diundang interview. Mereka ber-6 akhirnya naik kereta api dan ini adalah perjalanan perdana CV dg kereta api. Setiba di Surabaya mereka di inapkan di asrama beasiswa karena ada senior CV yg disana. Keesokan harinya mereka mengikuti interview sampai selesai dan akhirnya pulang. Untuk bisa kuliah CV harus ikut SNMPTN, sehingga dengan modal Rp 300.000 pemberian mbak keponakan CV bisa beli formulir dan ikut rombongan primagama berangkat ke Malang utk mengumpulkan berkas. Selesai mengumpulkan berkas, CV pulang dan banyak persiapan yg dia lakukan utk tes, dia belajar semua soal2 ujian mulai tahun 1997 – 2007. CV mengulang-ulang semua pertanyaan dan menjawabnya kemudian di cocokkan di kunci jawaban, soal yg dia tdk paham ditulisnya di buku tulis, sehingga nanti kalau sudah mendekati hari, yg dibaca CV tinggal yg sulit aja yg ditulis di buku tadi.

SNMPTN dilakukan di Malang tepatnya di Kampus UIN Malang, CV posisi tsb sudah ditinggal ibu ke Kalimantan karena bekerja sbg PRT. CV dengan modal uang Rp 12.000 dan mie sedap 7 buah berangkat naik kereta ke Malang. Sesampai di Malang CV bingung tidak tahu arah ke Kampus UIN dan akhirnya tanya orang dan diberitahu. Berjalanlah sekitar 20 menit CV pun sampai di kampus tempat berjuang itu. CV keliling mencari ruangan tempat ujian dan akhirnya ketemu kemudian disana CV berdoa agar ujian nanti dapat keterima. CV menghabiskan waktu menunggu di masjid UIN sambil makan mie sedap yg di keremes utk ganjal perut karena tdk berani beli makan karena uang hanya Rp 12.000 dan harus sampai 2 hari di Malang, jadi disimpanlah uang itu utk jaga2 kalau ada apa2. Hari sudah malam saatnya sholat maghrib kemudian Isya’. Setelah Isya’ CV menunggu di serambi masjid sambil melihat kondisi masjid sepi dan tepatnya pukul 22.00 masjid sudah sepi dan akhirnya CV tidur di dalam masjid karena di serambi udaranya sangat dingin. CV tdk bisa kos karena biaya kos disana 1 malam Rp 10.000 jadi uang yg dibawa tdk cukup nantinya.

ARTIKEL TERKAIT : 
1. History Live of Caesar (1 of 3) 
2. History Live of Caesar (3 of 3)
3. Kisah Pendidikanku

History Live of Caesar (1 of 3)

Diposting oleh On Tuesday, June 04, 2013

Masa itu di kehidupan yg penuh kebahagiaan hiduplah sepasang insan yaitu HF dan M. Mereka berdua dikaruniai 2 orang anak cow dan cew. Si cow dg inisial (CV) dan cew (HDS). CV masa itu terpenuhi segala kebutuhan ekonomi, tidak pernah kekurangan dan selalu dituruti apa maunya oleh sang ortu. Sang ortu selalu menuruti permintaan CV seperti buku sekolah selalu lengkap, sandang & pangan yg selalu ada dan tak kalah sama yg lain tapi ini semua bukan berarti menunjukkan ke foya2an tapi ini sbg bukti bahwa anak tdk boleh sengsara lagi seperti ayahnya dulu karena dulu HF adalah anak orang desa, tukang ngarit (pencari rumput), tukang tambal ban motor dan ini semua dilakukan HF utk memenuhi kebutuhan hidup dan sekolahnya. Jadi HF mandiri sejak kecil dan memeras otaknya utk bisa meraih kesuksesan sendiri.
HF pada masa itu di biayai sekolahnya oleh mbaknya dan berhasil menamatkan dirinya di SMK. Seusai sekolah otak cerdas HF membuahkan hasil, HF belajar segala ilmu mesin (motor, diesel), kelistrikan, sang ahli desain. Ceritanya HF bisa desain alat cetak sendiri seperti cetakan bis sumur, batu bata dan paving lantai. Lewat cetakan tsb maka membuatlah barang2 dg alatnya di waktu luang di rumah dan sampai sekarang masih ada kenang2an tsb baik alat maupun barang yg telah dicetaknya. HF selalu punya ide yg inovatif dan kreatif shg membuat hdupnya sukses saat itu. Pengalaman HF waktu muda pernah jualan rokok sampai ke pantai selatan dan akhirnya disana dia belajar dari melihat tukang gigi yg sedang mengerjakan gigi palsu orang, otak cemerlang HF membuahkan hasil dan akhirnya dia bisa belajar dari hanya melihat itu dan usaha jadi tukang gigi adalah pilihan dari hidupnya, dimana yg saat itu penghasilan dari usaha yg paling besar adalah pekerjaan itu dibanding pekerjaan lainnya di desa, dimana 1 gigi palsu Rp.20.000 dan mata uang terbesar saat itu cuma Rp. 50.000 dan rata2 tiap hari bisa dapat Rp. 100.000. Akhirnya HF bisa beli mobil dan motor dimana saat itu satu desa yg punya motor masih bisa dihitung jari tapi HF sudah bisa beli dg uang sendiri. Motor tsb dibuat eksperimen utk belajar mesin sampai akhirnya dia bisa dan punya murid yg sampai sekarang buka bengkel dan sukses. Dari pengalaman semua itu, saat HF sudah punya anak maka berprinsip anaknya tidak boleh sengsara kayak kisahnya terdahulu. HF menikah dg gadis yg dicintainya dan masih sekolah di SMEA, HF selalu menggoda M sepulang sekolah dan akhirnya HF mendapatkan simpati M kemudian HF ngomong ke ortu M dan akhirnya mereka menikah.

HF memberikan satu semangat hidup yg dipakai terus oleh CV selama ini yaitu kata2 dari Julius Caesar (kaisar Romawi yg tak terkalahkan dan ditakuti para pembesar dunia) kata2nya saya lihat (memandangi sesuatu yg ingin dicapai / mimpi), saya datang (saya mendatangi, berperang, berusaha) dan saya menang (saya yakin dg kemampuan yg ada ini saya bakal menang / sukses). Lewat motto inilah yg dibawa CV sampai besar. CV di TK menunjukkan bakat dan kecerdasannya lewat melukis dan saat itu CV sbg kandidat TK melukis tingkat kecamatan dan juara II kemudian sekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas 1- 4 selalu menunjukkan prestasi yg cemerlang dan di puncaknya kelas 5 - 6 dan unas, CV dapat peringkat pertama dan menunjukkan kemampuannya dg juara 1 IPA tingkat kecamatan. Akhirnya CV masuk ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan kelas 1 & 3 dapat juara 1 tapi kelas 2 terjadi penurunan sedikit prestasi karena saat itu ayah CV meninggal dan ini adalah shock terberat dalam hidupnya namun akhirnya CV bangkit dan tidak patah semangat. Memasuki kelas 2 MTs adalah masa2 menyedihkan buat CV karena saat itu sang ayah HF menghela napas terakhir, hari itu bertepatan dengan hari sabtu jam 16.00 sore saat CV baru pulang sekolah dan masih memakai seragam pramuka dan CV sakit panas. HF (alm) dimakamkan langsung jam 18.00 dan saat terakhir itu CV tidak bisa melihat wajah terakhir sang ayah karena CV lagi terbaring lemas sakit demam di kamar dan juga tidak bisa memandikan ayah tercinta,,maafkan dosa CV ya Alloh sbg anak yg belum bisa membahagiakan ayahnya yg membesarkan dan menyemangati hidup CV shg jadi orang seperti ini dan jadikan CV ke depan bisa sukses utk keluarga dan jadi anak yg sholeh,amiiiinn

Kisah sakit HF (alm) dimulai saat dia sakit di bagian pinggang terus - terusan dan ini membuat sakit yg amat sangat buat HF (alm) dimasa hidupnya, akhirnya dia tidak bisa kencing dan makan. Pengobatan yg mulai dari RS ternama di Blitar, Kediri, Malang dan Surabaya tdk bisa mendiagnosa penyakit ini, Rontgen dari RS Sutomo menyatakan seluruh organ HF (alm) sehat, tapi apa daya sakit yg terus2an menggerogoti membuat HF (alm) terus melemah selama 6 bulan, tubuh HF (alm) perlahan mati syaraf satu per satu mulai tangan kiri, tangan kanan, kaki kiri, kaki kanan, mulut sudah melemah tapi masih bisa bicara. Saat itu CV & HDS yg masih kecil belum bisa memikirkan apa yg akan terjadi dan setiap pulang sekolah mereka menemani sang ayah di kamar. Saat itu sang ayah dengan suara pelan2 menyuruh menggosokkan balsam ke tangan dan kakinya sambil di seka pakai air hangat agar syarafnya pulih kembali, akhirnya  usaha ini sedikit berhasil dan syaraf sang ayah berdenyut kayak diberi kejutan listrik. CV senang karena pikir syaraf ayahnya belum mati total. Saat itu pula kecerdasan HF (alm) terlihat, dalam kondisi kayak begitu tapi masih bisa diskusi politik kepada CV tentang perang Irak vs AS dan mereka membahas Saddam Husein, CV sangat terkagum betapa badan sang ayah sudah tak berdaya namun pikirannya tetap berjalan,,Subhanallah maha besar Alloh.

Pada saat itu HF (alm) juga meminta satu permintaan makanan yaitu burung dara selama dia sakit, ini menandakan bahwa ajalnya sudah semakin dekat (filosofi dara = sayap malaikat), terus umungannya sudah nglantur seperti pingin punya anak 4 yang nantinya menggotong peti jenazahnya. Dalam wasiat kepada CV semasa HF sakit seperti ini “pertama : bapak sudah tdk bisa mengayomi ibumu lagi, jika nanti ibumu nikah lagi tdk apa2 asal baik utk kamu dan keluarga, kedua : bapak cuma bisa meninggalkan 1 motor ini jadi sewaktu2 kalau kebutuhan makan kurang dijual saja utk kebutuhan hidup, ketiga : kamu tanami kebun belakang dg ketela dan pisang jadi sewaktu2 dibutuhkan utk makan ada, keempat :  kalau bapak meninggal nanti, setelah selesai sholat jgn lupa kirim bapak Al – Fatihah 1X aja”. Mendengar kata2 ini CV langsung menangis dan menguatkan ke ayahnya utk bisa mengatasi sakit dan bapak pasti sembuh. Keluarga tetap mengusahakan utk berobat buat HF mulai dari ke ponpes yg bisa mentransfer penyakit ke kelinci di Malang dan akhirnya kelinci di operasi dan dilihat si kelinci juga mirip dg perilaku HF yg tidak bisa kencing, usaha ini sedikit lambat membantu dan akhirnya datanglah pada Kyai dan ditanyakan sebab HF sakit, Kyai melihat ada orang iri yg ingin membuat HF (alm) jadi begini dan ini sangat kuat dari area Jawa Timur bagian timur dan memang semua teman2 satu profesi berasal dari sana, HF sangat tekun beribadah dan tidur hanya sedikit banget kurang dari 3 jam, jadi dimungkinkan badan yg lemah tsb segala tipu daya santet bisa masuk,,waallohu ‘alam kebesaran Alloh yg lebih tahu siapa yg benar dan salah. Kyai berpesan bacakan Ayat Kursi 1000x supaya kalau sembuh cepat sembuh dan kalau sudah sakaratul maut segera saja di cabut sama yg Diatas karena kasihan terlalu lama menderita dan Kyai menganjurkan mengundang tetangga utk membacakan ayat tsb dan akhirnya selang 1- 2 minggu HF (alm) meninggal, Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.

ARTIKEL TERKAIT : 
1. History Live of Caesar (2 of 3) 
2. History Live of Caesar (3 of 3)
3. Untuk Dikenang Keluargaku