Trending Topik

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3L)

Diposting oleh On Saturday, January 11, 2014


Dalam industri semua elemen yg bekerja didalamnya wajib mengetahui dan melakukan yg dinamakan K3. Pedoman K3 adalah bagaimana sifat bahan B3 (Bahan Berbahaya Beracun), efek dari bahan terhadap K3 dan bagaimana menanggulangi jika terkena bahan B3 tsb. Semua informasi tadi ada di Material Safety Data Sheet (MSDS).
Manajemen K3L yg dijalankan ada 3 yaitu :
  • Manajemen mutu (ISO 9001 : 2008)
  • Manajemen lingkungan (ISO 14001 : 2004)
  • Manajemen K3 (OHSAS 18001 : 2007)
"In industrial, all of element who work inside area required to know and to do that is called K3. Guidelines of K3 are how material properties of B3, the effect material on K3 and how to overcome if exposed to B3 material. All the information in the MSDS.
K3L management there are 3 such as :
  • Quality management (ISO 9001 : 2008)
  • Environment management (ISO 14001 : 2004)
  • K3 management (OHSAS 18001 : 2007)"
Resiko adalah keadaan yg bisa menyebabkan bahaya, dihitung dari perkalian antara severity (tingkat keparahan) dan probability (kemungkinan terjadi). 
Nilai - nilai itu adalah :
  • 5 (terjadi setiap hari)
  • 4 (setidak - tidaknya 1 bulan sekali)
  • 3 (setidak - tidaknya 3 bulan sekali)
  • 2 (setidak - tidaknya 6 bulan sekali)
  • 1 (setidak - tidaknya 1 tahun sekali)
"Risk is condition can cause dangerous, calculated from multiply of severity and probability. 
That value are :
  • 5 (happen every day)
  • 4 (at least 1 month)
  • 3 (at least 3 months)
  • 2 (at least 6 months)
  • 1 (at least 1 year)"
Jika nilai dari tingkat perkalian severity & probability >10 maka masuk dalam kategori resiko dan perlu penanganan yg urut seperti berikut ini :
  • Reduksi
Pengurangan dari bahan / tindakan yg bisa menyebabkan resiko, misalnya penggunaan asam pekat dikurangi penggunaannya. Jika tidak bisa dilakukan maka langkah selanjutnya adalah substitusi.
  • Substitusi
Penggantian dari bahan / tindakan yg bisa menyebabkan resiko, misalnya penggunaan asam dg pH 2 diganti dg asam yg sedikit diatas pH semula yaitu 3. Jika tidak bisa dilakukan maka langkah selanjutnya adalah rekayasa engineering.
  • Rekayasa Engineering
Mendesain ulang dari bahan / tindakan yg bisa menyebabkan resiko, misalnya penggunaan asam adalah di bak terbuka, maka di desain sedikit tertutup agar percikan sewaktu mencampur tidak mengenai orang dan benda disekitar. Jika tidak bisa dilakukan maka langkah selanjutnya adalah pengendalian administrasi.
  • Pengendalian Administrasi
Melakukan training dan pengenalan terhadap resiko dari bahan B3 shg sewaktu ada tindakan menggunakan bahan B3 bisa mengambil langkah tepat cara menghindari dan mengatasi jika ada paparan B3. Jika tidak bisa dilakukan maka langkah selanjutnya adalah APD.
  • Alat Pelindung Diri (APD)
Jika semua langkah diatas memang tidak bisa dilakukan, maka solusi terakhir yaitu penggunaan APD. Misalnya menggunakan masker, sarung tangan, apron dan sepatu safety jika ingin mencampur asam pekat.
Instruksi dari resiko bahan B3 biasanya digambarkan seperti dibawah ini :
"If multiply severity and probability > 10, so enter in category of "risk" and require sequence handling sucha as :
  • Reduction
Minimalize of material / treatment that cause risk, example using concentrated acid is reduced. If this step can't be done, so next step is substitution.
  • Substitution
Replacement of material / treatment that cause risk, example using strong acid pH 2 replaced with pH 3. If this step can't be done, so next step is engineering.
  • Engineering
Redesign of material that cause risk, example mixing strong acid in the open tank, so redesign little close tank with purpose spark unexposed environment. If this step can't be done, so next step is administration control.
  • Administration Control
Make training about induction to risk of B3 material so if using it can take exact methods to avoid and to overcome if exposed B3. If this step can't be done, so next step is personal protective equipment.
  • Personal Protective Equipment
If all methods above can't be done so final step is using personal protective equipment. Example using mask, goggle, gloves, apron and safety shoes if want mixing concentrated acid.
Instruction risk of B3 material is shown like below :"

Mudah Meledak (Explosive)
Mudah Menyala (Flammable)
Oksidator
Berbahaya terhadap Pernafasan
Penyebab Iritasi (Irritant)
Tabung Gas Bertekanan
Korosif
Beracun (Toxic)
Berbahaya terhadap Lingkungan

Referensi : Materi training PT. MN dan literatur lain yg bahasa disederhanakan

ARTIKEL TERKAIT : 
1. OHSAS (18001) dan ISO (14001 & 9001)
2. Persyaratan dan Macam Cerobong Asap serta Simbol Kemasan Limbah B3
3. Scope Fire Protection System & Detection System serta Keselamatan Kerja

Premium vs Pertamax Plus

Diposting oleh On Wednesday, January 08, 2014

Sedikit berbagi pengalaman menggunakan pertamax plus dan premium. Ane menggunakan sepeda motor satria Fu dari Surabaya – Blitar dan juga sebaliknya. Ane ingin membandingkan penggunaan antara kedua bahan bakar tersebut. Dilihat dari kompresi mesin ini yang sudah DOHC 4 valve dengan kompresi 10,2 : 1 yg seharusnya memang memakai pertamax karena sudah lumayan tinggi kompresinya. Spesifikasi motor ane : karburator butterfly, leher knalpot diameter besar dan CDI unlimited. Jadi dengan kondisi yg geber nonstop, cuaca waktu itu agak panas pada musim kemarau akan ke musim penghujan. 
Dari Surabaya – Blitar ane selalu mengisi  premium 30.000 (setara 4,6 liter) dengan jarak 170 km yg dihitung akan ketemu 37 km / liter, yg menurut normalnya 35 km / liter. Ini sudah ane lakukan berkali-kali dan selalu habis premium dengan jumlah itu. 

Dilain hari sewaktu balik dari Blitar – Surabaya ane coba pakai pertamax plus dg nominal 30.000 (setara 2,6 liter) yg dihitung akan ketemu 65 km / liter. Ane sempat kaget dan bingung dg hal ini, kelebihan pakai pertamax plus adalah suara halus dan minim sekali knocking mesin, tarikan lebih galak tapi pembakaran awal sedikit susah saat di starter. Dari pengalaman ane ini dapat disimpulkan bahwa jika kita memakai premium maupun pertamax akan kena pada biaya sama namun keefektifan pembakaran jauh lebih efektif pertamax plus dg perbandingan premium : pertamax plus (4,6 : 2,6) hampir separuhnya. Pemakaian bahan bakar harus disesuaikan dg rasio kompresi mesin dan ini pengalaman ane ini bisa diterapkan pada motor dg rasio kompresi diatas 9: 1. 

Teori yg kita pelajari sudah menyebutkan jika penggunaan bahan bakar dg oktan tinggi akan menghasilkan tingkat efisiensi yg tinggi, namun kita perlu menerapkannya benar-benar karena kalau cuma sekedar teori belum ada bukti kuat yg mengikat. Proses mendapatkan bahan bakar ber oktan tinggi dapat dilihat di "Proses Pengolahan Minyak Bumi"

Karbohidrat

Diposting oleh On Saturday, January 04, 2014


Macam – macam karbohidrat / gula adalah :
1. Monosakarida
  • Fruktosa (gula dari buah – buahan)
  • Galaktosa (gula dari pencernaan laktosa)
  • Glukosa (gula dari umbi - umbian)
2. Disakarida
  • Sukrosa (gula dari tebu dan jika dihidrolisis menghasilkan glukosa - fruktosa)
  • Laktosa (gula dari susu dan jika dihidrolisis menghasilkan glukosa - galaktosa)
  • Maltosa (gula dari biji – bijian / pati dan jika dihidrolisis menghasilkan 2 molekul glukosa)
3. Polisakarida
  • Pati / amilum
  • Glikogen
Karbohidrat berdasarkan "gugus fungsi yg diikat" dibagi menjadi 2 yaitu :
  • Aldosa (mengikat gugus aldehid) contohnya glukosa, galaktosa, ribosa
  • Ketosa (mengikat gugus keton) contohnya fruktosa
Sifat - sifat karbohidrat adalah
1. Glukosa
  • Memutar bidang polarisasi ke kanan
  • Dapat mereduksi larutan fehling (merah bata)
  • Dapat difermentasi menjadi alkohol
2. Fruktosa
  • Memutar bidang polarisasi ke kiri
  • Dapat mereduksi larutan fehling (merah bata)
  • Dapat difermentasi menjadi alkohol
3. Galaktosa
  • Memutar bidang polarisasi ke kanan
  • Dapat mereduksi larutan fehling (merah bata)
  • Tidak dapat difermentasi
4. Maltosa
  • Terbentuk dari Î±-D- Glukosa ß-D-Glukosa
5. Sukrosa
  • Terbentuk dari α-D- Glukosa ß-D-Fruktosa
  • Tidak dapat dioksidasi
  • Terhidrolisis memutar polarisasi ke kiri
6. Laktosa
  • Terbentuk dari α-D- Glukosa ß-D-Galaktosa
Macam - macam uji pada karbohidrat adalah
1. Uji MOLISCH
  • Dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
  • Positif (cincin merah ungu)
2. Uji SELIWANOFF
  • Uji keton
  • Positif (Larutan merah)
3. Uji BENEDICT / FEHLING A + B
  • Uji keton / aldehid
  • Positif (merah bata)
4. Uji BARFOED
  • Uji monosakarida
  • Positif (endapan merah bata)
5. Uji IODIN
  • Uji polisakarida
  • Positif (biru kehitaman)

Sukrosa dan Strukturnya

Diposting oleh On Saturday, January 04, 2014


Tebu mengandung senyawa kimia terbesar selain air yaitu sukrosa (C12H22O11). Sukrosa adalah disakarida (mempunyai 2 monosakarida / gula) yaitu glukosa dan fruktosa. Proses pemecahannya disebut Hidrolisis (penguraian oleh air). Sukrosa mempunyai ciri – ciri :
  • Titik Leleh : 186 0C
  • Densitas : 1,587 g/cm3
  • Solubility : 2000 g/L (150C)
  • Sifat fisik : tak berwarna, larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam eter dan kloroform, bersifat optis aktif.
  • Sifat kimia : dalam suasana asam dan suhu tinggi akan mengalami inverse menjadi glukosa dan fruktosa.
Reaksi hidrolisis sukrosa adalah :



Hidrolisis sukrosa menghasilkan D-Glukosa dan D-Fruktosa

  • Mengapa ada D-Glukosa dan L-Glukosa (D = Dextro / kanan, L= Levo / kiri) ?
Pengaruh dari pemberian ini adalah atom C kelima dari glukosa yaitu letak -H (gugus hidrogen) dan -OH (gugus alkohol) dan yg menentukan D - atau L - adalah letak OH. D-Glukosa adalah cerminan dari L-Glukosa. Pengurutan atom C dimulai dari yg dekat dengan gugus aldehid.


  • Mengapa ada Î±-Glukosa dan ÃŸ-Glukosa ?
Penamaan ini didasarkan pada letak OH pada atom C1 yaitu jika OH dibawah cincin ( Î±) dan jika OH diatas cincin ( ÃŸ).
Saat dihidrolisis sukrosa mempunyai sifat unik jika dalam suasana asam dan suhu tinggi yaitu inversi (memutar bidang polarisasi yg sebelumnya memutar ke kanan menjadi ke kiri).

Polarimeter

Polarisasi adalah kemampuan zat optis aktif utk memutar bidang cahaya. Nilai (+ / D utk searah jarum jam) dan (- / L utk berlawanan arah jarum jam)

Referensi :
[1] www.wikipedia.org
[2] http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook/546sucrose.html
[3] http://dl.clackamas.cc.or.us/ch106-07/sucrose.htm
[4] http://www.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_EN_CB4337508.htm
[5] http://agusnurul.blogspot.com/2011/02/struktur-konformasi-glukosa.html
[6] http://www.tadjhizyaran.org

ARTIKEL TERKAIT : 
1. Karbohidrat 
2. Zat Additive Makanan 
3. Fermentasi Alkohol (Alcoholic Fermentation)