Trending Topik

Manajemen Organisasi

Diposting oleh On Thursday, April 28, 2011

Pengertian masing-masing fungsi manajemen - POLC :

1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Langkah perencanaan:
  • Menganalisa dan membatasi masalah
  • Mengumpulkan data
  • Menganalisa data
  • Menentukan alternatif pengembangan
  • Menentukan & memilih alternatif
  • Mempersiapkan penerapan keputusan yg diambil
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
Organizing mencakup :
  • Membagi komponen kegiatan utk mencapai tujuan
  • Membagi tugas kepada seorang manager utk mengadakan pengelompokan
  • Menetapkan wewenang diantara kelompok
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manager untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. Memberi pengarahan bawahan shg menjadi pegawai berpengetahuan dan bekerja efektif

4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
Istilah lain yang sering dipakai dalam manajemen:
  • Staffing     : pengisian dan penempatan diri anggota oleh pekerjaan organisasi yang bersangkutan
  • Actuating  : kegiatan yg dilakukan manajer utk mengawali dan melanjutkan kegiatan yg ditetapkan unsur perencanaan dan pengorganisasian shg tujuan tercapai
  • Innovating : pengembangan gagasan baru, mengkombinasikan pemikiran baru dg yang lama dan mencari gagasan di kegiatan lain atau juga dapat memberi stimulator kepada rekan sekerja untuk berkreasi.
  • Representing : mencakup pelaksanaan tugas pegawai shg anggota resmi terhubung antara perusahaan dan pihak pemerintah
  • Coordinating   : mengkoordinasikan tertentu usaha individu yg berhubungan dg jumlah, waktu dan tujuan mereka shg dpt diambil tindakan serempak menuju sasaran
  • Forecasting    : peramalan thd besarnya produksi yang akan datang, pemasaran yang akan datang dan teknologi modern yang akan datang. Meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan
Tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas :
  • Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
  • Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
  • Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
BAGAN ORGANISASI FUNGSI


Bagan Organisasi Fungsi pada tingkatan manajemen puncak suatu perusahaan manufacturing.
Kebaikan bagan ini adalah
  • Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
  • Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi (the right man in the right place) 
  • Memusatkan keahlian organisasi
  • Memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi
  • Tugas manajer lebih ringan karena adanya pembagian tugas
Pendekatan ini cocok untuk lingkungan yang stabil serta memerlukan koordinasi internal yang minimum, membutuhkan lebih sedikit ketrampilan-ketrampilan dasar pribadi, dan meminimumkan duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya.
Kelemahan bagan ini adalah :
  • Dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi
  • Menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan
  • Memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan
  • Hanya memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya 
  • Menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif
  • Masalah yang timbul sulit diatasi
  • Manager sering konflik karena kurang koordinasi
BAGAN ORGANISASI DIVISI


Kebaikan bagan ini adalah :
  • Semua kegiatan, keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk memproduksi dan memasarkan produk dikelompokkan menjadi satu di bawah seorang kepala, keseluruhan pekerjaan dapat lebih mudah dikoordinasikan dan prestasi kerja yang tinggi terpelihara.
  • Baik kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat, karena keputusan-keputusan yang dibuat pada tingkat divisi dekat dengan kancah kegiatan.
  • Meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat.
  • Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas.
  • Merumuskan tanggung jawab secara jelas dan memusatkan perhatian pada pertanggung jawaban atas prestasi kerja, yang biasanya diukur dengan laba atau rugi divisi.
  • Membebaskan para kepala eksekutif untuk pembuatan keputusan strategik lebih luas dan memungkinkan konsentrasi penuh pada tugas-tugas.
  • Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah.
  • Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
  • Tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik.
Kelemahan bagan ini adalah :
  • Setiap divisi mempunyai para anggota staf dan spesialis sendiri, sehingga akan meningkatkan biaya administrasi dan terjadi duplikasi ketrampilan.
  • Menyebabkan berkembangnya persaingan potensial antar sumber daya
  • Masalah seberapa besar delegasi wewenang yang diberikan kepada manager-manager divisi.
  • Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya overhead perusahaan.
  • Dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijaksanaan antara divisi-divisi.
  • Masalah duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.

2.3. BAGAN ORGANISASI PROYEK DAN MATRIKS

Kedua struktur organisasi ini tersusun dari satu atau lebih tipe-tipe bagan organisasi, mengkombinasikan kebaikan-kebaikan kedua tipe disain fungsional dan divisional dengan menghindari kekurangan-kekurangannya. Pendekatan tradisional terhadap organisasi yang telah dibahas sebelumnya tidak memberikan kemudahan dan fleksibilitas untuk menangani kegiatan-kegiatan yang komplek dan melibatkan keahlian dari berbagai bidang fungsional organisasi. Kedua bentuk departementalisasi proyek dan matriks mencakup cara-cara penggabungan personalia organisasi dengan berbagai spesialisasi untuk menyelesaikan suatu tugas.

Kebaikan bagan organisasi matriks adalah :
  • Memaksimumkan efisiensi penggunaan manager-manager fungsional.
  • Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan karyawan dan merupakan tempat latihan yang baik bagi manager-manager strategik.
  • Melibatkan, memotivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen menengah terhadap masalah-masalah strategik perusahaan.
  • Memberikan fleksibilitas kepada organisasi dan membantu perkembangan kreativitas serta melipat gandakan sumber-sumber yang beraneka ragam.
  • Menstimulasi kerjasama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan yang bermacam-macam dengan orientasi proyek.
  • Membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
Kelemahan bagan organisasi matrik adalah :
  • Pertanggung jawaban ganda dapat menciptakan kebingungan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang kontradiktif.
  • Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal.
  • Memerlukan lebih banyak ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
  • Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.
  • Mengandung resiko timbulnya perasaan anarki.
  • Sangat mahal untuk diimplementasikan.

Mesh & Perpindahan Panas

Diposting oleh On Sunday, April 24, 2011

Kata Kunci Mesh, Perpindahan Panas, STHE, DPHE, konveksi


Mesh : jumlah lubang dalam 1 inchi persegi
1 mesh itu artinya dalam 1 inchi linear / panjang terdapat satu lubang, karena persegi jadi terdapat 2 linear (1 inch linear panjang x 1 inch linear lebar) karena masing - masing 1 lubang maka banyak lubang 1 x 1 = 1 lubang, sedangkan 4 mesh itu berarti terdapat 4 lubang dalam 1 inchi linear / panjang, jadi terdapat 4 x 4 = 16 lubang dalam 1 inchi persegi. Untuk 300 mesh yakni terdapat 300 lubang dalam satu inchi linear / panjang dengan jumlah lubang 300 x 300 = 90.000.
(Semakin besar angka mesh berarti semakin kecil ukuran partikel yang dilewatinya).

Umumnya perpindahan panas dapat berlangsung melalui 3 cara yaitu secara konduksi, konveksi, radiasi.
Perpindahan panas konveksi menurut cara menggerakkan alirannya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu konveksi bebas dan konveksi paksa.

Dikatakan sebagai konveksi bebas (free / natural convection) apabila gerakan mencampur diakibatkan oleh perbedaan kerapatan massa jenis yang disebabkan oleh gradien suhu, contohnya gerakan yang terlihat pada air yang sedang dipanaskan, sedangkan gerakan fluida yang disebabkan kerena adanya energi dari luar seperti pompa atau kipas maka disebut sebagai konveksi paksa (forced convection), misalnya pendinginan radiator dengan udara yang dihembuskan oleh kipas.

Alat penukar kalor berdasarkan fungsinya dapat digolongkan pada beberapa nama :
  1. Exchanger : memanfaatkan perpindahan kalor diantara dua fluida proses (steam dan air pendingin tidak termasuk sebagai fluida proses, tetapi merupakan utilitas).
  2. Heater : berfungsi memanaskan fluida proses, dan sebagai bahan pemanas alat ini menggunakan bahan dari utilitas (steam dan air pendingin)
  3. Cooler : berfungsi mendinginkan fluida proses, dan sebagai bahan pendingin digunakana air
  4. Condenser : berfungsi untuk mengembunkan uap atau menyerap kalor laten penguapan
  5. Boiler : berfungsi untuk membangkitkan uap
  6. Reboiler : berfungsi sebagai pensuplai kalor yang diperlukan bottom produk pada distilasi. Steam biasanya digunakan sebagai media pemanas
Untuk mengetahui perbedaan dari setiap istilah di alat penukar kalor tersebut bisa dilihat lebih detail di artikel ini yaitu di ARTIKEL TERKAIT.
    • Tabung dan Selongsong (Shell and Tube Heat Exchanger / STHE)
    Shell adalah bagian yang berbentuk tabung pada STHE dan mengisi sebagian besar ruang
    Tube adalah pipa kecil didalam STHE yang melintangi bagian shell
    Fungsi Baffle : membuat aliran crossflow / turbulen shg kontak di STHE lebih lama 

    Keuntungan dari tipe ini:
    • Konfigurasi alat ini memberikan luas permukaan yang besar dalam volume yang kecil  (100-10.000 ft2) jadi lebih efisien tempat
    • Mempunyai bentuk yang baik untuk operasi bertekanan.(shell 300 bar dan tube 1400 bar)
    • Menggunakan teknik fabrikasi yang sudah baik.
    • Dapat dikonstruksi dari sejumlah besar material
    • Luas permukan 120 ft2
    • Perawatan mudah
    • Dapat digunakan untuk range suhu besar (min -100 C dan max 600 C)
    • Penukar kalor pipa ganda (Double Pipe Heat Exchanger / DPHE)
    Adalah alat perpindahan kalor yang terdiri dari dua pipa konsentris (pipa kecil sebagai sentral, yang dibungkus oleh pipa yang lebih besar). Dimana satu fluida mengalir lewat pipa dalam sedangkan fluida yang lain mengalir lewat annulus, antara dinding pipa dalam dan dinding pipa luar. Alat ini digunakan dalam industri skala kecil dan umumnya digunakan dalam skala laboratorium.
    Terdiri dari : gland (sambungan), return head, return brend dan tee