Trending Topik

Karakteristik Pasir (Bed Sand Material) dan Agglomeration pada Boiler CFB

Diposting oleh On Monday, February 22, 2021

Pada boiler tipe CFB, pasir memiliki peranan yang vital dalam pembakaran. Namun melangkah sejauh ini penulis di bidang enjiniring pembangkitan sering menemui dan mengkaji RCFA tentang pengaruh pasir terhadap agglomeration, abrasion, corrosion dan fluktuatif temperatur operasi boiler. Pada dasarnya pasir (bed sand) boiler CFB yang direkomendasikan adalah yang tahan terhadap temperatur tinggi pembakaran (operasi boiler CFB umumnya di rentang 850-900 oC), sehingga pasir harus memiliki melting point diatas itu. Penulis juga pernah melakukan uji beberapa karakteristik pasir menggunakan teknologi X-ray Diffraction (XRD) sebagai berikut:


Dengan menggunakan metide spectrofotometri AAS didapatkan sebagai berikut:

Dari pengujian tersebut bisa diketahui bahwa komposisi dominan pasir adalah: silica (SiO2) kemudian diikuti komposisi kecil seperti alumunium oxide (Al2O3), Fe2O3 dan CaO. Silica memiliki melting point yang cukup tinggi yaitu 1450 oC. sehingga ketika digunakan pada pembakaran di boiler CFB aman dari potensi agglomerasi. Parameter lain yang harus juga dilihat adalah size dan hardness pasir, dimana size disesuaikan dengan standar dari manual book umumnya yang pernah penulis temukan adalah 0-1 mm. Hardness inline dengan kadar silica dalam pasir, dimana jika terlalu tinggi maka pasir sangat keras dan bersifat abbrasive terhadap refractory dan tube boiler. Pada boiler CFB, size yang terlalu besar kurang bagus karena sulit untuk bubbling sehingga potensi high temperature pada bottom boiler bisa terjadi dan juga tidak bagus jika terlalu kecil karena akan mudah sekali terhembus udara dan menuju ke cyclone akibatnya akan high temperature pada upper boiler.

BACA JUGA: Macam-Macam Boiler PLTU

Selain permasalahan diatas, terdapat hal yang cukup sering terjadi dan vital berpengaruh pada operasional di pembangkitan yaitu agglomerasi/penggumpalan pada bottom boiler/bottom ash. Untuk permasalahan ini harus dilihat secara overall fuel system yang terlibat di boiler CFB seperti batubara, pasir dan limestone (optional). Bottom ash adalah sisa pembakaran boiler yang terletak di dasar dan secara periodik dilakukan drain bottom ash untuk membuang fuel system yang tidak habis terbakar. Mengapa terdapat bottom ash?? di setiap proses pembakaran yang melibatkan macam-macam fuel system pasti tidak 100% terkonversi menjadi energi dan umumnya 75-85% saja sudah sangat bagus sehingga terdapat sisa fuel system yang tidak habis terbakar seperti batu, kerikil, batubara keras, tanah atau lapisan atas dari batubara tipe low rank coal dan materi unburned carbon lainnya. Komposisi batubara bisa dilihat di artikel berikut: Certificate of Analysis (CoA) Batubara Uji Laboratorium
Pada CoA batubara yang berpengaruh besar terhadap agglomerasi adalah kandungan alkali seperti K2O dan Na2O. Agglomerasi dibedakan menjadi 2 yaitu: [Mettanant et al, 2009]
  1. Defluidization & Sintering Induced Agglomeration, dipengaruhi karena terhambatnya proses fluidisasi di bed furnace bisa disebabkan karena water content pada fuel atau tekanan udara yang kurang. Hal ini mengakibatkan overheating pada spot bottom boiler sehingga tercapai melting point temperature bahkan diatas titik leleh fuel system misalnya saja potassium salt meleleh pada 754 oC [Basu, 2006]. Sintering adalah ikatan kimia sementara antara partikel yang disebabkan oleh difusi molekular pada interface partikel dan HANYA TERJADI ketika temperatur diatas temperatur penggumpalan mula bed partikel yang digunakan [Siegell, 1976].

  2. Melt Induced Agglomeration, terjadi karena kandungan kimia pada fuel system mencapai melting point-nya sehingga terjadi penggumpalan pada bottom boiler. Basu (2006) pernah melakukan eksperimen sebagai berikut:
Produk dari reaksi silica + alkali berupa eutectic mixture of silicate memiliki melting point 874 oC, sehingga ketika boiler furnace dioperasikan pada max 900 oC memiliki potensi untuk agglomerasi ketika batubara memiliki kandungan alkali yang besar (K2O dan Na2O). Umumnya untuk umpan batubara kecil kemungkinan terjadi namun tidak untuk biomass.
Hulkkonen et al (2003) melakukan publikasi untuk menentukan potensi agglomerasi suatu fuel system yang dinamakan "Agglomeration Index" seperti berikut:
Diketahui bahwa Gol IA-Alkali (K, Na) adalah PENYEBAB aglomerasi sedangkan Gol IIA-Alkali Tanah (Ca, Mg) adalah PENCEGAH aglomerasi. Berikut alternatif yang bisa digunakan untuk menghindari agglomerasi:
Bisa ditarik kesimpulan bahwa penggunaan pasir efektif untuk menghindari agglomerasi adalah yang dominan kandungan alumina ore/bauxite dan juga manganese ore. Sedangkan jika pasir yang dominan adalah silica/quartz maka bisa ditambahkan dolomite atau batu kapur. Namun juga terdapat pertimbangan, mengapa boiler CFB yang beroperasi di Indonesia kebanyakan tidak memakai umpan limestone/batu kapur ?? karena umpan batubara yang dipakai kebanyakan adalah tipe rendah/low rank coal, dimana ini adalah batubara muda yang letaknya paling atas sehingga masih bersentuhan dengan tanah dan kapur sehingga kandungan kapur masih cukup tinggi.

Penulis pernah melakukan uji bottom ash menggunakan XRD sebagai berikut: [Feriyanto, 2020]

Analisa:
  • Kandungan silica (SiO2) adalah chemical utama pada pasir dan normal ada di bottom ash dengan %komposisi tersebut
  • Al2O3 bisa berasal dari batubara + pasir, dengan tidak ada dampak penyebab agglomerasi pada pembakaran di furnace [Mettanant et al, 2009].

  • NaAlSi2O6 adalah senyawa kompleks yang merupakan gabungan antara Na + Al + 2 SiO2 + O2 . Ketika semua unsur bereaksi yaitu silica (SiO2) + alkali (Na/K) maka akan terbentuk eutectic mixture of silicate (NaSiO2) dan berdasarkan uji XRD ini terjadi di sampel tersebut. Tipe agglomerasi yang terbentuk adalah "melt-induced" yang terjadi pada temperatur tinggi >874 oC [Mettanant et al, 2009].

Rekomendasi:

  • Menambahkan serbuk batu kapur (CaCO3) atau dolomit (CaO-MgO) pada proses pembakaran di furnace boiler. Ini berfungsi sebagai penghambat terbentuknya agglomerasi [Mettanant et al, 2009].

  • Mengatur pola operasi dengan menjaga temperatur bed furnace <874 oC (berdasarkan hasil uji XRD bottom ash boiler). Hal ini karena alkali silicate (Na/K + SiO2) memiliki titik leleh yang rendah yaitu NaSiO2 pada 874 oC dan KSiO2 pada 754 oC [Basu, 2006].
  • Untuk kejadian ini dimungkinkan terjadi melt-induced agglomeration karena ditemukan senyawa eutectic mixture of silicate (NaSiO2) pada bottom ash
Kutip Artikel ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2020). Karakteristik Pasir (Bed Sand Material) dan Agglomeration pada Boiler CFB, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2020). Uji Laboratoium Bottom Ash Using XRD, Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya
[2] Feriyanto, Y.E. (2020). Certificate of Analysis (CoA) Batubara Uji laboratorium, Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya
[3] Mettanant, V., Basu, P., and Butler, J. (2009). Agglomeration of Biomass Fired Fluidized Bed Gasifier and Combustor. J. of Chem. Eng, Vol. 87

Ingin Konsultasi dengan Tim Website, Silakan Hubungi DISINI

Pengalaman Asuransi Kesehatan BPJS dan Konsep Gotong-Royong Serupa yang Lebih Baik

Diposting oleh On Thursday, February 18, 2021

Tulisan ini berdasarkan pengalaman penulis sendiri pada keluarga yang telah didaftarkan dan menjadi anggota BPJS kesehatan sudah sekitar 2-3 tahun. Tulisan ini dideskripsikan sejelas-jelasnya tanpa direkayasa dan semoga menjadi masukan yang bermanfaat bagi kita semua, win-win solution antara rakyat dan pemerintah.

BPJS kesehatan telah digunakan oleh penulis untuk mendafarkan ibu dan 2 adik kandung, dimana ibu kelas I dan 2 adik kelas III. Kala itu belum ada sistem pembayaran per-KK namun ketika membayar harus per nomor identitas masing-masing anggota yang didaftarkan. Kira-kira kala itu, kelas I sekitar 80 ribuan dan kelas 3 sekitar 25 ribuan sehingga total per bulan bayar sekitar 130 ribuan = 1.56juta/tahun. Penulis tetap membayarkan iuran tersebut bahkan sistem bayarnya per 6 bulanan agar tidak terlupa karena memang memiliki harapan tinggi pada fasilitas kesehatan dan jaminan yang diberikan BPJS kesehatan dan hitung-hitung sebagai pengalihan resiko ketika terdapat hal-hal yang tidak diinginkan seputar kesehatan.

Kemudian ada berita BPJS mengalami defisit yang sangat besar karena banyak penerima jaminan yang tidak lagi membayar ketika sudah mendapatkan pertolongan jaminan kesehatan. Kalau yang seperti ini menurut penulis adalah anggota yang wajib diselidiki dan ditagih terus door-to-door karena hanya ingin manisnya saja. BPJS kala itu langsung menaikkan iuran untuk kelas I sekitar 150rb-an dan kelas 3 tetap serta sistem pembayaran dipaksa per-KK langsung. Kala ini penulis sudah mulai curiga dengan sistem gotong-royong yang seperti ini, memaksa rakyat untuk membiayai kesehatan antar warga Indonesia. Penulis tetap mengikuti sistem pemerintah ini dan membayarkan ibu dan 2 adik per tahun kira-kira 2.4juta/tahun. Memasuki tahun-3 ada perubahan kebijakan lagi yaitu kelas 3 naik jadi sekitar 45ribuan dan dalam 6 bulan penulis membayarkan iuran sebesar 1.44juta dan selang beberapa lama ibu sedang sakit lemas dan pusing. Penulis menyarankan untuk ke Faskes I yaitu puskesmas, disana sistem kontrol sangat jelek yaitu tanpa ditensimeter, tanpa dilihat dan langsung keluar obat generik. Ibu penulis merasakan tidak kuat dan meminta untuk dirujuk ke RS terdekat namun tidak boleh karena harus mengikuti prosedur diobati terlebih dahulu dari Faskes I. Ibu menerima dan meminta obatnya pakai umum saja karena sudah tahu kualitas generik paling juga tidak efektif namun sekali lagi puskesmas menolak karena obat sedang kosong. Akhirnya ibu pulang dan menghabiskan obat selama 3 hari dan ternyata tidak berefek sama sekali sehingga ibu datang kembali ke Faskes I puskesmas. Kondisi yang semakin parah membuat ibu meminta tolong dirujuk di RS untuk periksa darah karena memang ada riwayat trombosit rendah. Sekali lagi sama puskesmas tetap tidak diijinkan dan kali ini ibu marah dan bilang anggota kelas I tapi kok perlakuan seperti ini. Pihak puskesmas menjelaskan bahwa kelas itu hanya untuk kelas kamar rawat inap bukan pelayanan dan obat. Serasa kaget mendengarkan informasi itu, ibu langsung telepon penulis dan langsung penulis sarankan untuk memakai umum saja ke RS, disana ibu dicek darah laboratorium dan memang sangat rendah trombosit-nya dan dokter bilang harus inap karena ini rawan pingsan dijalan. Akhirnya ibu rawat inap dan diperbolehkan pulang kalau trombosit sudah mendekati normal sekitar 3 hari. Bagaimanakah sistem di Faskes I apakah sudah layak memperlakukan seperti itu??.

Beberapa poin yang bisa penulis simpulkan tentang BPJS kesehatan ini adalah:

  1. Sistem penyelenggaraan sangat tidak bagus, dimana anggota yang lama terdaftar dengan yang kalau sakit tiba-tiba mendaftar disamaratakan sehingga potensi membuat kecewa anggota yang akif dan disiplin membayar sangat besar
  2. Defisit BPJS kesehatan lebih dikarenakan oleh tidak disiplinnya anggota instan terdaftar ketika sakit karena umumnya penyakit kronis dan ketika sembuh dari biaya BPJS mereka langsung tidak membayar iuran lagi
  3. Kelas di BPJS kesehatan sangat merugikan karena untuk preventif yang dibutuhkan anggota adalah perawatan dan obat sedangkan kelas di BPJS hanya untuk kamar rawat inap sehingga lebih baik anggota ikut saja kelas 3 dan kalau memang pas terdampak dan mengharuskan rawat inap maka upgrade sendiri ke kamar kelas I atau VIP akan menjadi lebih bagus
  4. Sistem gotong-royong seperti ini dirasakan penulis sangat merugikan kalau tidak diimbangi oleh komitmen semua anggota yang merasakan hasil dari jaminan kesehatan. Penulis menyimpulkan bahwa peran pemerintah yang harusnya menjamin kehidupan rakyat disini terbalik dimana rakyat yang sukarela saling tolong-menolong walaupun nantinya tidak mendapatkan manfaat sama sekali
  5. Penulis adalah pekerja kantoran, dimana ada 2 asuransi kesehatan yang diberikan yaitu BPJS yang sama kantor tidak dipakai sama sekali dan kedua adalah asuransi swasta yang dipakai kalau berobat. Dari sini sebenarnya bisa disimpulkan berapa banyak dana BPJS yang disumbang dari instansi kantor yang tidak memakainya namun mengapa BPJS selalu defisit, apakah di-korupsi atau memang sistemnya yang masih bobrok??
Melihat sistem BPJS yang seperti itu, penulis memutuskan untuk menghentikan iuran dan mengalihkan ke menabung di reksadana untuk kesehatan dan meng-asuransikan ibu ke swasta yang sangat baik pelayanannya. Selang 2 tahun berikunya tiba-tiba ada chat whatsapp masuk yang menginfokan dari BPJS pusat yang isinya bahwa atas nama ibu....dengan no. kk.....memiliki tunggakan tagihan sebesar 3juta sekian yang harus dibayarkan agar tetap mendapakan fasilitas kesehatan. Melihat ini, penulis merasa senang untuk men-counter mereka dengan menjawab dan bercerita seputar pelayanan kesehatan yang pernah dialami serta kekecewaan mendalam akibat pelayanan buruk tersebut dan memberikan saran "benahi dahulu sistem BPJS baru anda menagih kewajiban anggota".
Bercermin dari peristiwa tersebut, penulis sangat menyesalkan sistem BPJS yang masih belum bisa membuat anggotanya untuk puas merasakan pelayanan karena penulis pribadi dari kantor mendapatkan asuransi swasta yang sangat baik pelayanannya ketika dibutuhkan baik kamar, obat dan perawatannya. Penulis melakukan hitung-hitung jika nabung sendiri dibandingkan BPJS maka lebih baik nabung sendiri karena pelayanan umum di RS sangat jauh lebih baik dibandingkan BPJS terlebih ketika sudah darurat dirasakan karena BPJS kalau ditanya kamar sering kosong (pengalaman penulis sendiri untuk berobat paman) dan harus mengantri kamar sehingga berhari-hari bahkan berminggu-minggu harus sewa kos dulu.
Alternatif lain penulis mencoba mencari konsep gotong royong yang dirasakan sangat baik sistemnya. Penulis bukan agen atau endorse dari platform ini melainkan merasakan sendiri betapa bagusnya sistem tolong menolong antar donatur di platform tersebut yaitu: "Saling Jaga Kita Bisa Tolong Menolong Sesama Donatur". Begini konsep detailnya:
Sampai artikel ini di-publish yaitu Feb 2020 sudah ada dana sekitar 10M dengan 668ribu anggota aktif termasuk penulis, ibu dan adik yang didaftarkan. Syarat umur pendaftaran ada yaitu 17-59 tahun. Platform KitaBisa ini mirip dengan BAZNAZ, Dompet Dhuafa dan Nurul Hayat yaitu penyalur dana sedekah, wakaf dan zakat mall. Di platform kita bisa melakukan itu semua sekaligus kita juga bisa tertolong nantinya ketidak terdapat hal yang tidak diinginkan.

Konsep yang dipakai adalah gotong royong saling tolong menolong sama dengan BPJS bahkan platform ini ada karena menurut penulis meluruskan sistem yang salah di BPJS.

Iuran yang diwajibkan di platform ini minimal 10ribu, jadi ketika kita menjadi donatur maka uang transferan pertama harus diatas 10 ribu misalnya penulis kemarin awal-awal 20 ribu.

Terdapat 2 kriteria bantuan yang bisa didapatkan donatur yaitu terdampak Covid-19 (masa tunggu dari awal keanggotaan adalah 21 hari) dan penyakit kritis (masa tunggu dari awal keanggotaan adalah 90 hari). Saldo minimum yang harus ada adalah 10ribu dan ketika dibawah itu maka masa menunggu akan di-reset lagi mulai dari 0 hari. Jadi donatur akan sering melihat saldo keanggoaan atau sekaligus menaruh saldo cukup banyak agar aman sewaktu-waktu tersedot untuk bantu sesama donatur terdampak. Konsep ini kalau ditiru oleh BPJS kesehatan maka bagimanakah rakyat Indonesia?? tentu rakyat akan rajin ikut mendaftar dan terus memantau saldo minimum mereka atau jika tidak mereka harus menunggu lagi masa menunggu mendapatkan bantuan. Berbedakan dengan sisem BPJS sekarang?? sangat beda, dimana anggota yang merasakan bisa instan daftar dan mendapatkan manfaat kemudian lari tidak membayar iuran. Jadi penulis mensarankan sistem-lah yang harus dibuat agar rakyat/anggota BPJS bisa aktif secara otomatis.
Bantuan yang bisa diberikan oleh sesama donatur tentunya mereka yang sudah terlewati masa menunggu dan saldo mereka diatas 10 ribu yaitu penyakit kritis sampai 100juta dan positif Covid-19 sampai 5juta. Terdapat beberapa persyaratan yang sangat mudah pengajuannya tinggal klik dengan unggah bukti rekam medis kemudian tim KitaBisa menindaklanjuti dengan konfirmasi ke pihak terkait atau menurunkan personil di anggota perwakilan untuk mengecek kebenaran si donatur terdampak tersebut. Setelah dinyatakan OK maka bantuan lamgsung ditransfer, sungguh mudah bukan.
Sistem pemberian bantuan/donor ke sesama donatur dinilai penulis sangat bagus dan BPJS kesehatan harus meniru ini. Yaitu misalnya ada donatur terdampak posiif Covid-19 mendapatkan bantuan 5juta maka bantuan itu dibantukan dari saldo seluruh anggota, 5.000.000/668.144 anggota=7.48 rupiah/anggota (nominal kecil sekali ya), kemudian jika misalnya ada donatur terdampak penyakit kritis mendapakan bantuan 100.000.000/668.144 anggota = 149.66 rupiah/anggota. Pengalaman penulis sendiri sudah sekitar 3 bulan terdaftar dan diisi saldo 40.000 sampai sekarang masih berkurang 400 rupiah untuk membantu sesama donatur. Sangat bermanfaat untuk pengalihan resiko kan dan juga menoong antar sesama.
Bagaimanakah jika sistem tersebut ditiru oleh BPJS kesehatan?? misalnya Rakyat Indonesia yang terdafar aktif BPJS adalah 80% dari total penduduk, 80% x 250.000.000 penduduk = 200.000.000 anggota, misalnya iuran masing-masing anggota rata-rata per bulan adalah 80.000 maka per tahun 960.000. Misalnya anggota BPJS terdampak sebesar20% maka 20% x 200.000.000 anggota x 10.000.000 biaya pengobatan = 400 trilyun maka dana terpotong masing-masing anggota adalah 200 trilyun/200.000.000 anggota = 1.000.000/anggota per tahun. Maka dengan konsep gotong royong saling tolong menolong maka angggota BPJS akan mempertahankan saldo mereka yaitu misalnya mempertahankan isi 1.200.000 (sehingga per bulan kena 100.000) sehingga ketika tidak memenuhi syarat ya tidak mendapat jaminan kesehatan. Jaminan tadi karena pasti dibayarkan anggota maka fasilitas yang diberikan ya setara asuransi swasta baik pemilihan kamar, obat dan pelayan perawatan. Ini yang diperbaharui adalah sistem dan rakyat akan memilih apakah ikut sistem dengan jaminan yang dirasakan bermanfaat atau tidak dan BPJS tidak lagi door-to-door menagih tunggakan ke anggota karena sisem dibuat transparan dan fasilitas yang bagus.

Referensi:
[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkait. www.caesarvery.com

[Sepang, MALAYSIA] Live Depan Start Grid Moto GP, Melihat Suara Asli Arena Balap Sirkuit Grand Prix

Diposting oleh On Monday, February 15, 2021

Sepang, Malaysia (Oktober 2015). Moto GP adalah ajang balap bergengsi dengan kasta teratas di kelas sepeda motor. Kali ini jejak eksplorasi kesana dengan bacpacker-an karena Negara Malaysia dekat dengan dengan Indonesia dan juga bahasa yang hampir sama jadi tidak perlu menyiapkan hal-hal terlalu ribet.

Kami menempati kursi tepat di garis start sehingga bisa melihat start dari dekat dan padddock pebalap. Untuk cluster kami juga diberi kesempatan sesudah selesai balapan untuk turun ke aspal lintasan serta H-1 diberi kesempatan mengunjungi paddock dan berfoto dengan para pebalap.

Saksikan Keseruan Kami di Moto GP Sepang:

Referensi:
[1] Youtube Channel ''Jejak Eksplorasi Official"

Teknik Trading Saham BEI: Buy Sore-Sell Besok Pagi

Diposting oleh On Saturday, February 13, 2021

Pengalaman penulis sampai saat ini menjadi investor dan trader di saham BEI dengan pengamatan pola kecenderungan transaksi terdapat hal-hal yang selalu konstan salah satunya adalah pola bearish/bullish selama sesi perdagangan (sesi 1 dan 2). Salah satu yang diamati berpola konstan adalah menjelang penutupan pasar (30 menit akhir) sebelum ditutup umumnya saham akan bearish. Ini karena para scalper & day trader sedang close saham mereka baik untung maupun rugi karena memang dituntut untuk memberikan laporan harian atas dana kelolaan misalnya reksadana atau milik para nasabah di club academy-nya. Sedangkan besok pagi (15-30 menit awal) umumnya saham akan bullish cepat walaupun terdapat juga yang langsung bearish tajam. Fenomena bullish/bearish tajam ini sangat normal dan merupakan strategi bandar, dimana untuk bearish ini untuk mengaktifkan program cut-loss para trader sehingga banyak saham lepas di harga bawah dan bandar siap meng-akumulasi sehingga harga akan cepat bullish tajam.

BACA JUGA: Tipe-Tipe Trader Saham

Fenomena kecenderungan pagi bullish dan sore bearish ini kalau dibuat pola akan konstan namun para trader juga harus dibekali analisis teknikal yang cukup kuat disamping analisis grafik juga berita bisnis perusahaan. Saham akan diminati banyak investor ketika bisnis perusahaan sehat dan teknik "buy sore-sell besok pagi" bisa jalan. Pengalaman penulis melakukan ini adalah untuk saham-saham yang memiliki berita positif di beberapa media sehingga bisa dipastikan banyak investor akan masuk. Teknik ini dirasakan cukup efektif untuk memperoleh cuan yang konsisen namun penulis mensarankan agar tetap pakai teknik diversifikasi sektor saham agar ketika terdapat salah satu yang bearish tanpa kembali bullish dalam waktu dekat maka bisa ter-cover oleh sektor saham lain yang bullish.

Teknik buy sore-sell besok pagi ini sebenarnya sudah banyak dipakai oleh para trader di club academy yang mereka bangun. Teknik ini dipakai untuk para trader yang memang membutuhkan cash-flow konsisten yang terus ada setiap harinya bahkan bisa menjadi mata pencaharian. Belajar terus mendalami beberapa teknik trading saham menjadikan kita para trader dan investor memiliki kepekaaan dan mental yang kuat sehingga lebih cepat adaptif mengambil keputusan ketika terdapat gejolak ekonomi pasar yang menyebabkan saham terguncang.

Referensi:

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkait. www.caesarvery.com

Siklus All Volatile Treatment (AVT) Uap-Air di PLTU

Diposting oleh On Wednesday, February 10, 2021

All Volatile Treatment (AVT) adalah tindakan injeksi kimia yang hanya menggunakan chemical volatile (mudah menguap/terurai) sehingga meninggalkan minimum endapan solid. Injeksi tersebut digunakan untuk mengurangi pemborosan energi pada proses selama operasional boiler PLTU seperti menghilangkan blowdown system, pengurangan injeksi kimia phospate dan mengurangi kemungkinan deposit silica carry-over sampai ke blade turbine.
Macam-Macam Volatile Chemical:
  • Hydrazine (N2H2), tidak pernah digunakan pada tipe boiler supercritical/ultra-supercritical [Dooley et al, 2010]
  • Formic acid/Asam semut (CH2O2)
  • Acetic acid/Asam cuka/Asam etanoat (CH3COOH)
  • Chloride high volatile (as hydrochloric acid-HCl), minor volatile (as ammonium chloride-(NH4Cl) dan low volatile (as sodium chloride-NaCl)
  • Sodium hydroxide (NaOH)
  • Phosporic acid (H3PO4)
  • Ammonia (NH3)
  • Amine (-NH2)
Macam-Macam Non-Volatile Chemical:
  • Trisodium phospate (Na3PO4)

Terdapat 3 AVT yang umum ditemui di sistem siklus uap-air PLTU: [EPRI Guidelines]
  • Reducing All-Volatile (AVT-R), adalah penggunaan reducing agent dengan nilai electrochemical potential negatif (sangat rendah). Contoh bahan kimia AVT-R adalah hydrazine dan ammonia untuk menaikkan pH, dimana Oxidation-Reduction Potential (ORP) bernilai dalam range -300 s/d -350 mV [electrode : Ag/AgCl/sat, KCl) dan range dijaga pada nilai tersebut dengan tujuan untuk melindungi mixed metallurgy tube boiler terutama copper (Cu) alloy agar tidak terjadi copper transport. Penggunaan AVT pada feedwater dijaga pada pH antara 8.8-9.8 dan terbagi menjadi 2 kategori yaitu: (i) low level AVT, pH antara 8.8-9.3 (khusus Cu alloy) dan high-level AVT, pH antara 9.2-9.8 [Dooley et al, 2010]
Berdasarkan Schweitzer (2010), material Cu tidak tahan terhadap larutan ammonia, amina dan nitrat, berikut kutipannya:
  • Oxidizing All-Volatile (AVT-O), peniadaan reducing agent sehingga nilai electrochemical potential positif (sangat tinggi) dengan sistem oxygen scavenger hanya memanfaatkan mechanical deaerator tanpa chemical dan penggunaan chemical hanya ammonia untuk menaikkan pH sehingga ORP bernilai 0 mV atau bernilai positif. Rekomendasi yang umum diberikan sebaiknya tidak menggunakan AVT (O) pada material boiler dan condenser yang terdapat bahan copper (Cu).
  • Oxygenated Treatment (OT), penggunaan oxidizing agent (ex: hydrogen peroxide, oxygen) dan ammonia untuk menaikkan pH, dimana ORP bernilai +100 s/d +150 mV. OT sebenarnya difokuskan untuk mengurangi single-phase FAC (Flow Accelerated Corrosion) dan meminimalisir perpindahan iron dari feedwater.
Aplikasi yang cocok untuk:
  • All-ferrous material: AVT-O dan OT
  • All-ferrous & mixed metallurgy: AVT-R
Parameter yang digunakan di AVT meliputi: [Kurita, 1999] [Frayne, 2002]
  • Total Carryover (TC)
Yaitu total endapan berlebih di steam drum yang meliputi mechanical dan vaporous yang merupakan konsentrasi saturated steam yang keluar dari steam drum yang biasanya pengukurannya di sistem blowdown.
Analisa total carryover menggunakan pengukuran sodium (Na)
TC = Na saturated steam / Na blowdown
  • Conductivity
  • Silica
  • Iron
  • Copper (Cu) dan Nickel (Ni)
  • pH
  • Amine
  • Hydrazine
  • Total Solid
  • Ammonia
  • Sodium
Kutip Artikel Ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2020). Siklus All Volatile Treatment (AVT) Uap-Air di PLTU, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] EPRI. Cycle Chemistry Guidelines for Combined Cycle Heat Recovery Steam Generators
[2] Dooley, B., and Svoboda, R. (2010). Improving Thermal Cycle Efficiency in Advanced Power Plants
[3] Frayne, C. (2002). Boiler Water Treatment, Principle and Practice. Vol. 1 and 2. New York-USA
[4] Schweitzer, P.A. (2010). Handbook of Fundamentals of Corrosion Mechanisms, Causes, and Preventative Methods. CRC Press. London & New York

Ingin Konsultasi dengan Tim Website, Silakan Hubungi DISINI

[Ketapang, KALBAR] Co-Firing Biomassa Cangkang Sawit untuk Produksi Listrik Save Our World

Diposting oleh On Friday, February 05, 2021

Ketapang, Kalimantan Barat (Desember 2019). PLTU di masa mendatang harus pelan-pelan beralih ke SDA yang lebih ramah lingkungan. Batubara yang merupakan bahan bakar fosil dalam gas buang pembakaran menghasikan senyawa SOx, NOx dan COx yang cukup ikut berkontribusi dalam pencemaran global sehingga harus ditekan.

Sebagai langkah awal, pemerintah mewajibkan semua PLTU batubara untuk mencoba blending dengan sampah biomassa dari industri pengolahan lain seperti sampah pengolahan sawit, sampah pengolahan pertanian, sampah plastik, kayu dll sehingga disebut Co-Firing Biomassa.

Kali ini tim jejak eksplorasi melakukannya dengan Palm Kernel Shell (cangkang sawit), dan langsung diujikan blending 5% dengan batubara. Terbukti terjadi penurunan kandungan SOx, NOx dan COx serta tidak adanya agglomerasi pada bottom ash. Kedepan akan terus ditingkatkan blending ini sampai 30% dengan perlahan yang memperhatikan parameter operasi jangan sampai drop. Semoga PLTU ramah lingkungan terus berkembang dan kita semua berkontribusi dalam melestarikan alam.

Saksikan Video Dokumentasi Co-Firing Biomass Berikut:

Referensi:
[1] Youtube Channel "Jejak Eksplorasi Official"

Saham Industri Baterai Listrik Apakah Potensial??

Diposting oleh On Tuesday, February 02, 2021

Tesla sebagai perusahaan awal yang meriset mobil listrik menunjukkan kecemerlangan di Tahun 2020-2021 ini. Dimana industri otomotif seluruh dunia belum menyentuh pasar ini namun Tesla sudah penetrasi pasar jauh-jauh hari. Benar saja, Tesla bukan lagi menjadi brand mobil listrik melainkan menjadi nama lain dari mobil lisrik itu sendiri dikalangan orang sebagai penyebutan. Nama Tesla tidak asing lagi diseluruh dunia dan terjadi fanatisme kebanyakan orang jika mobil listrik yang dimiliki bukan Tesla kurang branded sudah melekat kuat dan berkualitas.

Tesla lewat CEO Elon Musk telah mengumumkan akan memproduksi massal mobil listrik dan akan mendirikan beberapa pabrik di penjuru dunia untuk memenuhi kebutuhan pasar. Akhir-akhir ini Presiden RI Jokowi telah membahasa panjang dengan Elon Musk terkait ketersediaan lahan di RI untuk ditempati pabrik Tesla beserta kesiapan material serta mineral pendukung lainnya. Elon Musk menanggapi positif inisiaif RI ini dan akan mewacanakan lebih jauh lagi terkait invesasi di RI.

BACA JUGA: Strategi Ketika Saham Ovesold-Overbuy

Dampak dari ini, saham BEI yang terkait mobil listrik terus melesat di Tahun 2021 seperti ANTM, INCO, DKFT karena tambang nikelnya, TINS karena tambang timahnya dan juga ASII jika digadang-gadang menjadi collaboration company dari Tesla. Penulis mengamati saham-saham tersebut naik signifikan padahal sebelum pandemi cukup lama stagnan dan kurang bergairah. Hal ini menandakan pasar menaruh kepercayaan besar terhadap industri mobil listrik di tanah air sehingga investor ramai-ramai menanamkan modal disana.

Himbauan penulis untuk saham-saham yang meroket tajam akibat mobil listrik adalah selama agreement letter belum ditandatangani dan peletakan batu pertama belum ada maka harus berhati-hati terhadap bearish yang tajam dari saham-saham tersebut. Kebijakan seperti itu menurut penulis sangat dipengaruhi siapa yang berkuasa dan partai apa. Ketika sudah beda yang berkuasa maka jangan kaget jika kebijakan yangsudah matang sekalipun akan mentah dan tidak kunjung terlaksana. Sebagai contoh program biosolar B20-B50 yang digadang-gadang saham sawit bisa melejit ternyata menunjukkan sesuatu yang berbeda bahkan penulis sendiri juga terjebak disana. Jadi tetap bijak menyikapi dan mengedepankan analisis daripada insting semata, semoga kedepan memang benar mobil listrik bisa berkembang di Indonesia.

Referensi:

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com