Trending Topik

Indikator Analisa Saham : Moving Average (2 of 3)

Diposting oleh On Sunday, March 24, 2019

Analisa teknikal diperlukan oleh investor untuk alat pertimbangan dalam memutuskan investasi di pasar saham. Dari semua indikator yang ada, hanya ada satu yang dominan diminati oleh para analis yaitu moving average (pergerakan rata-rata harga saham pada periodik tertentu). Indikator moving avarage terbagi menjadi 4 yaitu simple moving average (SMA), weighted moving average (WMA), exponential moving average (EMA) dan moving average convergent divergent (MACD). Dari 4 jenis moving average tersebut yang paling sering digunakan adalah EMA dan MACD. Berikut tampilan dari kedua indikator moving average tersebut :
Cara menggunakan indikator EMA adalah dengan men-set periodik yang diinginkan dan umumnya dibuat 3 garis yang menggambar periode per 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulanan. Alasan dibuat periode tersebut adalah umumnya investor tipe trader hanya melihat history ke belakang maksimal 6 bulanan maka dari itu dibuat EMA 20 (1 bulan), EMA 60 (3 bulan) dan EMA 150 (6 bulan).

BACA JUGA : Indikator Analisa Saham : Analisa Bandarmology
 
Analisa indikator EMA :
Berdasarkan gambar diatas, terdapat 3 garis warna yaitu abu-abu (EMA 150), hijau (EMA 60) dan kuning (EMA 20). Setting periode yang ingin dianalisa mulai dari Agustus 2018 sampai Februari 2019 untuk saham CTRA. Bisa dilhat dari gambar bahwa jika garis EMA terendah mulai memotong EMA diatasnya maka harga saham mulai bullish dan ini disarankan untuk akumulasi buy dalam jumlah yang besar. Namun jika antar garis menunjukkan hirarki yang tetap dimana EMA terendah tetap dibawah dan EMA tertinggi tetap diatas bisa disimpulkan bahwa saham sedang bergerak sideways.

BACA JUGA : Analisa Teknikal untuk Pertimbangan Beli Saham
Analisa indikator MACD :
Jika garis terletak dibawah signal 0 berarti harga saham sedang bearish dan sebaliknya jika garis berada diatas signal 0 berarti pasar sedang bullish. Berdasarkan data MACD ini, investor dianjurkan untuk akumulasi buy ketika garis terjadi deadcross (pertemuan simpul) atau ketika antara garis signal rendah dan tinggi sudah mulai bergabung dan menghadap keatas. Selaras dengan hal tersebut, ketika kedua garis sudah mulai menghadap ke bawah, investor disarankan untuk segera take profit.

Referensi : Pengalaman Pribadi Investasi

Strategi Stock Split (Pemecahan Saham)

Diposting oleh On Thursday, March 14, 2019

Stock Split adalah pemecahan nominal saham yang beredar di pasar sehingga volume menjadi meningkat dan harga menjadi lebih murah. Harga yang dimaksud adalah price bukan value, karena value akan tetap nilainya. Strategi ini dipakai oleh perusahaan untuk tujuan tertentu dan yang paling utama adalah price stock (harga saham) sudah terlalu mahal dan sulit dijangkau oleh investor ritel. BEI selaku pengawas pasar modal selalu memberikan pemantauan dan rekomendasi strategi ini jika harga saham memang sudah sangat mahal agar harga yang terjadi merupakan hasil yang murni bukan monopoli.
Sumber Gambar : www.stockopedia.com

BACA JUGA: Strategi Bottom Fishing-Buy Low Sell High
 
Apa saja alasan perusahaan melakukan strategi stock split ??
Hal utama tentu adalah menurunkan harga saham agar bisa dijangkau oleh investor skala kecil sampai besar. Alasan lain adalah untuk meningkatkan likuiditas perusahaan karena dengan banyak investor yang masuk berarti jumlah transaksi per harinya akan meningkat karena semua level investor bisa membeli. Hal tersebut menguntungkan perusahaan karena akan lebih mudah mendapatkan modal jika terdapat aksi korporasi. Saham yang sudah ter-stock split akan lebih stabil harganya dan tidak mudah dimainkan oleh bandar tertentu karena pengendali harga adalah banyak investor atau banyak bandar. Alasan lain adalah supaya harga yang ada sekarang bisa sejajar dengan saham sejenis (kompetitor) sehinggga image mahal menjadi hilang padahal kata mahal harusnya dilihat dari sisi fundamental perusahaan bukan dari harga saham

Seperti apakah contoh saham yang melakukan aksi stock split ??
Misalnya saja saham HMSP yang harga per lembarnya dikisaran Rp90.000 dan setelah stock split menjadi Rp3.000. Berdasarkan data tersebut berarti HMSP telah melakukan strategi stock split sebesar 1:30 sehingga volume menjadi meningkat 30x dari awal namun kapitalisasi pasar tetap (kapital = harga saham x jumlah yang beredar). Emiten lain yang juga melakukan aksi serupa adalah MLBI, BBRI, TOWR, CLEO.

BACA JUGA: Cuan di Saham IPO

Dampak setelah aksi stock split ??
Jumlah transaksi saham per hari meningkat yang berarti minat investor lebih banyak, grafik akan turun tajam karena harga turun drastis,dan harga saham update bisa setara dengan sektor sejenis sehingga investor bisa dengan mudah melakukan perbandingan dengan mudah untuk melakukan plan trading.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Strategi Buy On Weakness Saham (Beli Ketika Harga Turun)

Diposting oleh On Thursday, March 07, 2019

Buy on Weakness adalah membeli ketika harga saham sudah turun. Strategi yang mendahului sebelum memutuskan memakai ini adalah Strategi Wait and See. Pengamatan terhadap pelemahan harga harus segera dilakukan aksi beli karena berdasarkan prediksi analisa teknikal harga saham dengan cepat akan rebound kembali. Strategi buy on weakness dianjurkan untuk seorang trader yang menginginkan return sangat cepat dalam waktu singkat.
Sumber Gambar : www.tribunnews.com
Mengapa ada strategi buy on weakness ??
Berdasarkan analisa, bandar sedang menurunkan penumpang (investor yang sedang antri jual-beli) dengan membuat harga naik dan turun sehingga investor yang menerapkan Strategi Cut Loss akan terjual dan terbeli otomatis. Dengan penumpang yang sudah turun, maka bandar akan lebih leluasa membeli saham dengan harga bawah dan siap-siap melakukan aksi jual dengan target price yang sudah direncanakan.

Kapan menggunakan strategi buy on weakness ??
Ketika saham barusaja rebound dan sedang bullish adalah waktu yang tepat untuk strategi ini. Karena dalam proses bullish, harga saham masih memiliki fluktuatif naik-turun walaupun range tidak terlalu besar dan ketika fluktuatif turun inilah waktu yang tepat untuk entry makanya disebut buy on weakness. Analisa lain yang perlu dilihat adalah bandarmology karena bisa saja harga naik-turun ini sebenarnya hanya untuk memancing investor ritel datang. Dalam konsep bandarmology, jika akumulasi dibeli dominan oleh broker A dan distribusi dijual dominan juga oleh A maka bisa dipastikan fluktuatif harga saham ini hanya permainan bandar dan investor ritel diharapkan jangan ikut masuk. Dimanakah investor bisa mendapatkan infromasi tersebut ?? yaitu di broker summary platform aplikasi trading online, disana diinformasikan aktifitas jual-beli saham oleh semua broker yang tercatat di BEI.

BACA JUGA : Strategi Akumulasi Buy and Hold Saham

Mengapa ada weakness di harga saham ??
Pergerakan harga saham hampir semuanya berpola sama yaitu naik-turun sehingga weakness yang dimaksud disini adalah harga ketika sedang turun namun dalam waktu singkat akan segera naik. Pembelian pada strategi buy on weakness ini bukan ketika saham bearish namun kebalikannya yaitu ketika bullish.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Sistem Bandarmology Saham

Diposting oleh On Thursday, February 28, 2019

Bandarmology adalah ilmu yang mempelajari atau menganalisis aktifitas yang dilakukan bandar. Di dunia pasar saham, analisa bandarmology sangat diperlukan untuk menajamkan analisa teknikal yang sudah dibuat. Siapakah bandar itu ?? bandar adalah sekelompok investor atau broker atau perkumpulan fund manager dengan modal yang sangat besar dimana tujuan utamanya sama seperti ingin menaikkan/menurunkan harga saham. Bandar ini mengelola uang titipan investor misalnya dana dari reksa dana, asuransi, deposito, tabungan atau titipan modal perusahaan. Jadi bandar hanyalah istilah perkumplan saja bukan pelaku perorangan jadi jangan di-anologi-kan negatif yaitu penipu atau pembentuk harga saham walaupun didalam aplikasinya memang bisa membentuk harga saham.

Sumber Gambar : www.finansialku.com
Mengapa bandar tidak bisa di-judge sebagai pembentuk harga saham ??
Karena investor di BEI berjumlah ratusan juta dengan broker sekitar 60 perusahaan dan emiten berjumlah 600-an sampai awal tahun 2019. Perputaran uang di pasar saham per hari mencapai ratusan trilyunan rupiah sehingga jika terdapat bandar misalnya dari broker A akan membentuk harga saham emiten A maka bagaimana dengan broker lain dan belum lagi investor retail. Apakah semua isi kepala investor sama ketertarikannya terhadap emiten A tersebut ?? jawabannya pasti tidak, jadi walaupun terdapat bandar maka jangan takut harga akan dimainkan karena bandar yang bisa memainkan harga sudah tentu harus memiliki uang setidaknya 1/3 dari uang yang berputar di pasar saham dan ini cukup mustahil terpenuhi.

Bandar seperti apa yang digambarkan di sistem bandarmology ??
Bandar yang dimaksudkan adalah aktifitas yang dilakukan broker dari hari ke hari terhadap emiten apakah sedang akumulasi, distribusi, mark-up dan mark-down. Akumulasi berarti broker sedang membeli saham dalam jumlah besar sedangkan distribusi berarti broker sedang melakukan penjualan saham kepada investor retail. Mark-up dan mark-down adalah efek dari 2 aktifitas tersebut sehingga harga saham ber-fluktuatif naik-turun.

Untuk apakah investor harus belajar bandarmology ??
Para investor sepakat bahwa 90% adalah "follow the giant" yang artinya sebagai pengikut yang besar. Jika bandar sedang akumulasi dalam jumlah besar umumnya bandar telah mendapatkan rumor positif terlebih dahulu dan belum ter-ekspose ke publik. Mengapa bandar mendapat informasi yang lebih dahulu?? karena bandar adalah sekelompok perkumpulan orang yang bisa saja anggota-nya berperan vital di suatu organisasi khusus dan kebetulan rumor sampai ke telinga-nya dan dengan segera melakukan aksinya sedangkan investor ritel adalah individu yang mencoba peruntungan tanam modal dengan platform aplikasi online trading yang disediakan broker. Konsep "follow the giant" bisa menguntungkan investor ritel karena ikut membeli dan ikut menjual apa yang dilakukan bandar. Keuntungan lain adalah analisa fundamental dan teknikal sudah tentu dilakukan bandar dan resource investor retail menjadi lebih ringan.

Apakah mengikuti aktifitas bandar selalu menguntungkan ??
Tidak, bandar dalam aktifitasnya bisa saja digunakan untuk menarik investor ritel saja bukan sebagai investasi atau saham memang akan disimpan dalam jangka panjang lebih dari 1 tahun. Sebagai investor ritel, jika mengikuti hal tersebut sudah tentu uang yang diinvestasikan lama berputar sedangkan uang yang dimiliki hanya itu. Berbeda dengan bandar, mereka masih memiliki sangat banyak uang untuk diputar kembali. BEI selaku pengawas pasar saham di Indonesia selalu mengedepankan transparansi informasi dan win-win solution antara investor dan perusahaan. Cara yang dilakukan adalah memberikan informasi transparan online jumlah saham yang diakumulasi bandar, membuat rangking perusahaan paling untung (gainer) dan paling rugi (losser) tiap waktu serta informasi lainya yang masih banyak terdapat pada platform aplikasi online trading.

Jika bandarmology tidak sepenuhnya memberikan keuntungan maka strategi apa yang harus dilakukan ??
Strategi yang tepat dan umum dilakukan oleh para investor adalah menggabungkan beberapa analisa untuk memberikan keputusan dalam aktifitas jual-beli saham. Strategi seperti apa ?? yaitu dengan melakukan analisa teknikal misalnya indikator moving average tipe exponential (EMA) seperti EMA 10, EMA 20 dan EMA 100. Setelah dari analisa EMA sudah bisa menentukan titik support dan resistance maka langkah selanjutnya adalah analisa bandarmology dengan melihat aktifitas bandar dari hari ke hari terhadap saham yang akan diincar tersebut. Jika bandar sedang akumulasi maka bisa dipastikan harga akan naik dan investor ritel sebaiknya ikut entry dan secepat mungkin menjual kembali sebelum bandar melakukan aksi distribusi-nya untuk mendapatkan cuan.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Indikator Analisa Saham : Grafik Harga (1 of 3)

Diposting oleh On Friday, February 22, 2019

Grafik Harga / Price Chart adalah grafik pergerakan harga saham yang dimulai dari open dan close periode yang diinginkan. Grafik harga yang umum diminati oleh para trader ada 3 yaitu :
  • Line Chart
Grafik berupa garis yang terbentuk dari perhubungan harga close saja pada periode waktu yang diinginkan. Tampilan ini cukup familiar disebagian besar investor namun jika untuk trading saham kurang bisa menggambarkan kuantitatif kenaikan/penurunan harga saham update karena tampilan yang hanya sebatas garis pada close saja. Sedangkan untuk investor jangka panjang, line chart cocok untuk digunakan.
  • Bar Chart
Grafik berupa batang yang menunjukkan harga open, close, terendah dan tertinggi. Bar chart memiliki sirip disisi kiri yang menandakan open dan sisi kanan yang menandakan close. Bar chart menampilkan data update yang lebih lengkap dibandingkan line chart.
  • Candle Chart
Grafik berbentuk lilin 2 warna yang menggambarkan harga open dan close pada periode waktu yang diinginkan. Candle chart mudah sekali dilihat dan dilakukan analisa karena kenaikan/bullish dan penurunan/bearish ditampilkan dalam 2 warna yang berbeda. Para trader lebih menyukai candle chart untuk memasuki pasar saham dan umumnya digabungkan dengan indikator lain sebagai penguat data.

Mengapa harus menggunakan indikator grafik harga ??
Sebagai investor pemula, tahap awal yang harus dimengerti ketika menggunakan teknikal analysis adalah mengartikan grafik pergerakan harga saham terlebuh dahulu. Mencoba memahami arti pewarnaan, bentuk grafik dan arah pergerakan dan setelah hal tersebut sudah dipahami kemudian belajar darimana asal-usul pergerakan harga saham bisa seperti grafik tersebut.

Grafik apakah yang disukai penulis ??
Penulis mencoba belajar dari pemula dengan memahami candle chart karena tampilannya yang bisa menggambarkan data secara kuantitatif besaran nominal perubahan harga saham. Selain itu, candle chart juga menampilkan arah pembelokan harga saham yang mudah dimengerti. Jika tidak memiliki waktu yang relatif banyak maka candle chart adalah solusinya karena dengan pewarnaan yang berbeda antara bullish dan bearish maka bisa dengan cepat dilihat arah trend harganya.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Trend Pergerakan Harga Saham

Diposting oleh On Thursday, February 14, 2019

Trend pergerakan harga saham selalu tetap karena ini sudah kodrat didalam kehidupan seperti semua aktifitas ini mengikuti distribusi normal. Trend pergerakan harga itu dimulai dari : harga turun (support) - akumulasi buy (uptrend/bullish) - jenuh (sideways/resistance) - akumulasi sell (downtrend/bearish) - harga turun lagi (support). Urutan tersebut pasti terjadi dan terus berulang sehingga berdasarkan hal tersebut pergerakan harga saham bisa diprediksi mengggunakan teknikal analisis salah satunya menggunakan indikator moving average.
Sumber Gambar : www.ellen-may.com
Urutan Trend Pergerakan Harga Saham :
1. Stage 1 ---> Harga Turun (Support) Tercapai
Tahap ini adalah dampak dari kejenuhan terhadap harga saham yang tidak wajar sehingga banyak investor melakukan aksi jual
2. Stage 2 ---> Akumulasi Buy (Uptrend/Bullish)
Tahap ini adalah dampak dari harga saham yang dinilai sangat murah, sehingga investor ramai-ramai buy dalam skala besar sehingga supply > demand menyebabkan harga saham naik
3. Stage 3 ---> Fase Jenuh (Sideways/Resistance)
Tahap ini adalah fase supply = demand sehingga harga saham stagnan, investor belum melakukan aksi jual karena masih memprediksi terdapat kenaikan harga saham
4. Stage 4 ---> Akumulasi Sell (Downtrend/Bearish)
Tahap ini adalah supply < demand dan banyak investor melakukan aksi take profit sehingga harga saham turun sampai mencapai titik resistance dan kembali ke stage 1 lagi
Setelah mengetahui trend pergerakan saham apa yang harus dilakukan ??
Investor retail sebaiknya membeli ketika di stage 1 ketika harga masih murah atau ketika mulai mencapai level di stage 2. Pembelian diharga tersebut bisa dipastikan 100% harga akan naik, karena merupakan support harga. Para trader akan akumulasi buy di stage 2 dan akan menjual dengan cepat ketika belum sampai di titik resistance.
Apakah ketika kita sudah membeli di stage 3 (resistence) pasti akan rugi ??

Jawabannya tidak karena profil trend seperti itu memiliki periode waktu tertentu dan ketika periode dipanjangkan misalnya 3 bulanan bahkan tahunan maka titik resistance yang sewaktu pembelian saham dulu akan bisa jadi menjadi titik support untuk periode tahunan. Sebagai seorang investor jangka panjang tentu tidak akan mempermasalahakan profil trend tersebut karena untuk saham-saham blue chips, profil trend akan selalu naik dan trend pergerakan harga saham sangat smooth hampir tidak terlihat puncak dan lembahnya namun prinsip saham akan selalu mengikuti trend seperti gambar diatas.
Penulis lebih senang membeli di tahap berapa ??
Jawabannya adalah stage 1 dengan indikator IHSG sedang jatuh dan mengincar saham-saham blue chips yang harganya berguguran. Prinsip tersebut pastinya bertentangan dengan rekomendasi para broker diluar dan trik tersebut memang terbukti cukup efektif.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Analisa TEKNIKAL untuk Pertimbangan Membeli Saham

Diposting oleh On Friday, February 08, 2019

Analisa Teknikal adalah salah satu analisa yang digunakan dalam pertimbangan membeli saham. Prinsip analisa ini adalah menganalisa pergerakan harga saham berdasarkan trending waktu karena menurut para ahli pergerakan pasar dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan yang hampir sama yang bisa dilihat berdasarkan jumlah investor, volume transaksi dan nominal uang yang beredar. Analisa ini cenderung berdasarkan grafik saja dan umumnya dipakai oleh investor tipe trader.
Didalam pergerakan saham dari waktu ke waktu patokan yang bisa dijadikan acuan adalah moving average-MA (rata-rata pergerakan) dan yang paling umum diacu adalah exponential moving average (EMA). Mengapa MA dijadikan acuan prediksi harga ?? karena berdasarkan prinsip dasar ilmu statistika, range yang terjadi di saham bergerak dari waktu ke waktu hampir sama dan range yang terbentuk merupakan lauasan yang didapatkan dari harga terendah (support) dan harga tertinggi (resistance). Jika titik support ditarik ke resistance dan dihubungkan misalkan dari minggu ke minggu atau dari bulan ke bulan maka akan memiliki range yang hampir sama. Berdasarkan hal itulah, statistika digunakan untuk prediksi pergerakan harga.
Gambar diatas adalah pergerakan harga dari bulan ke bulan dan di aplikasi software umumnya terdapat menu pilihan tampilan grafik seperti candle, bar or line. Gambar tersebut ditunjukkan 3 tipe tampilan grafik dan analisa teknikal lebih mudah dilakukan di candle chart. Bisa dilihat di line chart tersebut (grafik terbawah), range (luasan antara line merah dan biru menunjukkan kemiripan) dan selalu membentuk pola naik-turun-bertemu simpul-membuka-menutup kembali. Pola seperti itu akan terus berulang dan dengan ilmu statistika bisa dilakukan perhitungan.
Analisa teknikal bisa digunakan untuk merencanakan kisaran harga ketika akan membeli/menjual saham dan berdasarkan hal tersebut bisa digunakan untuk menjawab alasan apakah saham haram ?? pembelian yang mendasari adalah menggunakan akal pikiran dengan ilmu, tidak menebak-nebak dan terdapat pertimbangan waktu kapan harus masuk dan kapan harus keluar.
Analisa teknikal tidak lepas dari 3 jenis moving average (MA) sebagai berikut :
  1. Simple Moving Average (SMA) : rata-rata (mean) dari perubahan harga per periode yang diinginkan dengan berat disamakan. Rumus perhitungan SMA : Σpergerakan harga/n. Misalkan saham BBNI berubah dari 3100, 3300, 3200, 3500 maka SMA 4 adalah (3100+3300+3200+3500)/4 = 3275
  2. Exponential Moving Average (EMA) : rata-rata (mean) dari perubahan harga per periode yang diinginkan dengan berat tidak disamakan dimana harga terakhir memiliki berat yang lebih besar dibanding harga awal. Rumus perhitungan EMA : [harga terakhir - EMA sebelumnya] x [2/(n+1)] + EMA sebelumnya. Misalkan saham BBNI berubah dari 3100, 3300, 3200, 3500 maka EMA 4 adalah (3500-3200) x (2/4+1) + 3200 = 3320
  3. Weighted Moving Average (WMA) : rata-rata (mean) dari perubahan harga per periode yang diinginkan dengan berat tidak disamakan dimana harga terakhir memiliki berat yang lebih besar dibanding harga awal dengan komposisi berat ditentukan menurun per periode. Rumus perhitungan WMA = [harga terakhir x faktor berat] + [harga sebelumnya x (faktor berat -1)] + .........dst. Misalkan saham BBNI berubah dari 3100, 3300, 3200, 3500 maka SMA 4 adalah (3500 x 4/10) + (3200 x 3/10) + (3300 x 2/10) + (3100 x 1/10) = 1400 + 960 + 660 + 310 = 3330. Penentuan faktor pemberat tergantung keinginan, misalnya seperti perhitungan diatas adalah jika ingin dinilai harga terakhir per 10 biar genap.
Berdasarkan 3 jenis MA tersebut maka bisa dikatakan EMA dan WMA memiliki kecepatan dalam menangkap sinyal pergerakan harga yaitu lebih mendekati ke harga terakhir dibanding SMA. Namun untuk menentukan pilihan mana yang terbaik adalah ketiganya saling menyempurnakan dan umumnya digunakan bersamaan.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Strategi Akumulasi Buy and Hold (Membeli dan Menahan Saham)

Diposting oleh On Thursday, January 31, 2019

Akumulasi buy berarti membeli terus-menerus seperti prinsip menabung dan alangkah baiknya membeli ketika IHSG sedang jatuh. Sedangkan "hold" berarti menahan atau mengendapkan saham sampai benar-benar memberikan profit maksimal.
Sumber Gambar : www.shutterstock.com
Mengapa harus memakai strategi buy and hold ??
Sebagai investor receh bukan bandar, jika menerapkan trading dengan sistem buy and sell dengan menerapkan cut loss maka uang yang diinvestasikan akan mudah terbawa oleh permainan bandar. Alangkah baiknya sebagai investor kecil menerapkan strategi bottom fishing atau buy low and sell high. Investor receh akan cenderung menjadi investor jangka panjang agar uang yang diinvestasikan berkembang dan tidak malah berkurang tergerus permainan pasar sehingga membutuhkan strategi hold sampai menunggu penjualan dimana harga saham benar-benar naik.

Saham seperti apa yang cocok dilakukan strategi buy and hold ??
Saham dengan fundmental bagus berdasarkan analisa keuangan perusahaan atau jika belum kompeten melakukan perhitungan maka bisa memilih saham blue chips yang sudah terindeks LQ45. Dengan strategi akumulasi buy and hold maka prinsipnya sama seperti menabung sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit dan tentunya jika investasi di saham blue chips maka return yang didapatkan akan melebihi dari semua instrument investasi lainnya.

Bagaimana penerapan yang harusnya dilakukan untuk strategi buy and hold ??
Prinsip utama yang harus dipegang oleh investor adalah diversifikasi yaitu meratakan di semua lini investasi, maksudnya jika memilih saham sebagai sarana investasi maka jangan memilih 1 saham saja namun memilih setidaknya >3 saham dengan sektor yang berbeda-beda misalnya konstruksi, consumer good dan perbankan. Mengapa demikian ?? karena pergerakan harga saham berubah-ubah tergantung kondisi ekonomi, politik dan sosial baik nasional maupun global dan kita tidak tahu prospek bidang apa yang terbaik di tahun mendatang. Setelah melakukan diversifikasi maka mulai melakukan buy ketika harga wajar dan terus melakukan buy seperti pada strategi average down.

Apakah strategi buy and hold terbukti efektif ??
Sangat terbukti, karena di dalam investasi saham tidak ada yang namanya rugi namun adanya istilah tertahan (hold). Jika saham masih tertahan maka modal belum bisa dikatakan rugi (loss) kecuali kalau saham sudah terjual dibawah harga beli. Investasi saham sangat berbeda dengan investasi/trading forex dimana forex jika sudah dibeli dan investasi terus dibawa turun oleh pasar maka uang akan hilang sedangkan investasi saham tidak akan pernah hilang namun sekedar tertahan. Oleh karena itu, pemerintah me-legalkan investasi ini karena tidak pernah merugikan investor.

Apakah penulis juga menerapkan strategi buy and hold ??
Ya benar, penulis melakukan strategi tersebut untuk konstruksi yang diprediksi di masa mendatang memberikan prospek yang menggiurkan yaitu sektor consumer good, konstruksi dan telekomunikasi. Strategi yang diterapkan adalah kebalikan rekomendasi dari market, dimana ketika IHSG turun penulis melakukan akumulasi buy terus-menerus sampai akhirnya tercapai average down dan sesudah beberapa bulan sekiranya return sudah mencapai >15% sebagian bisa dijual dan sebagian digunakan untuk investasi jangka panjang. Mengapa sebagian saham harus dijual ?? karena didalam pergerakan saham ada naik-turun, sehingga nanti penulis akan membeli kembali saham tersebut ketika low price dan dari aktifitas tersebut penulis sudah mendapatkan capital gain dan mendapatkan saham kembali seperti semula.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Strategi Bottom Fishing-Buy Low Sell High (Membeli Ketika Harga Murah dan Menjual Ketika Tinggi)

Diposting oleh On Friday, January 25, 2019

Bottom Fishing adalah strategi memancing saham pada harga bawah. Strategi ini mirip dengan "buy low-sell high" dan memang inilah yang harus dilakukan oleh investor jangka panjang dalam men-deposit-kan hartanya sehingga lambat laun uang-nya akan berkembang karena diputar untuk modal bisnis perusahaan.
Sumber Gambar : www.blogs.wsj.com
Mengapa harus memakai strategi bottom fishing ??
Karena didalam pergerakan saham ada 3 istilah yang umum yaitu bullish, bearish dan sideways. Ketika bearish dan mencapai support terbawah tentunya harga akan memantul kembali ke harga atas sehingga seorang investor berlomba-lomba menemukan dimana letak titik support ketika bearish. Seni yang dipakai untuk mencari titik tersebut dinamakan analisa teknikal menggunakan pendekatan fibonacci. Pergerakan harga saham akan terus berpola sama yaitu ketika naik tajam (bullish) maka pada waktunya akan jenuh dan mencapai titik teratas (resistance) kemudian stagnan pada beberapa periode tertentu (sideways) dan seketika akan turun tajam (bearish) karena sentimen negatif dan kurang percaya diri terhadap kondisi ekonomi sampai mencapai level terendahnya (support).

Bagaimana cara mengetahui waktu yang tepat ketika investor harus memakai strategi tersebut ??
Melihat tujuan investasi dahulu apakah jangka panjang atau pendek, melihat analisa fundamental perusahaan apakah harga masih wajar atau sudah tinggi, melihat produk yang dihasilkan apakah kompetitif di masa yang datang atau tidak dan melihat tipe investor apakah risk aversion atau risk preference. Investor dengan tipe risk preference (suka resiko) maka akan membeli pada kebalikan rekomendasi diluar seperti ketika IHSG turun atau ketika harga saham sedang bearish dan berharap menemukan titik support dimana harga saham dinilai sangat murah. Sedangkan investor tipe risk aversion (menjauhi resiko) akan selalu follow the giant dimana akan mengikuti rekomendasi diluar dan apa yang dilakukan oleh bandar atau akan membeli ketika IHSG sudah memantul dari titik support-nya dan sedang menuju fase bullish.

Saham seperti apa yang tepat dilakukan strategi bottom fishing ??
Saham PBV yang masih undervalue cocok digunakan untuk strategi ini, karena potensi volatile-nya yang masih tinggi dengan return yang besar. PBV (price to book value) adalah perbandingan harga saham di pasaran terhadap harga normalnya berdasarkan kondisi keuangan perusahaan. PBV overvalue maupun undervalue belum sepenuhnya bisa untuk men-judge apakah perusahaan dalam kategori wajar, mahal atau murah karena diluar faktor yang dapat dilihat dan terukur seperti laporan keuangan dan market yang besar (faktor tangible). Disamping faktor tersebut, masih terdapat faktor intangible yang tidak bisa terukur seperti aset merk, aset terkenal di pasar dan aset kepercayaan publik untuk bertahan di kondisi apapun. Bandar/investor pada umumnya menyerbu saham lapis 2 dan 3 untuk trading karena bisa memberikan tingkat imbal hasil yang umumnya lebih cepat dibandingkan saham blue chip yang pergerakannya sedikit lebih lambat.

Apakah penulis pernah menggunakan strategi bottom fishing ??
Pernah, pada saham GIAA, SKRN, FILM dan KPAS dimana ketika dibeli dikisaran harga gopek dan dalam tempo <1 minggu naik >15%. Analisa yang digunakan ketika itu adalah PBV yang undervalue, terlebih berita terkini memberitahukan terdapat informasi positif terhadap ekspansi perusahaan sehingga bisa dipastikan peluang perusahaan di masa mendatang akan berkembang.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Analisa FUNDAMENTAL Perusahaan untuk Pertimbangan Beli Saham

Diposting oleh On Friday, January 18, 2019

Analisa Fundamental adalah analisa terhadap dasar-dasar dari perusahaan mulai dari aset, sistem kinerja dan pengelolaan serta prediksi berkembang di masa depan. Pada umumnya investor jangka panjang akan melakukan analisa fundamental perusahaan untuk menginvestasikan hartanya. Analisa ini menjadi sangat penting karena didalam sebuah bisnis tentunya bisa untung dan rugi sehingga investor harus jeli melihat secara statistik laporan keuangan perusahaan yang mencerminkan laporan seluruh aktivitas di perusahaan terbuka.

BACA JUGA : Analisa Perusahaan Rokok Go-Public di Indonesia

Macam-macam parameter di analisa fundamental perusahaan adalah :
  1. EPS (Earning Per Share) : laba per lembar saham yang beredar. Nilai EPS yang besar menunjukkan dividen yang dibagikan ke investor besar sehingga indikasi perusahaan memiliki profit yang besar dengan tingkat pengembalian (return) yang menggiurkan 
  2. PER (Price to Earning Ratio) : harga saham dibandingkan dengan EPS. Artinya adalah harga saham yang ada bisa menyamai tingkat pengembaliannya melalui dividen yang diberikan
  3. PBV (Price to Book Value) : price (harga saham update per lembar) dan book value (asset bersih sesudah dikurangi liabilitas per lembar saham). Nilai ini memberikan indikasi apakah harga saham sekarang overvalue (>1) atau undervalue (<1). PBV mengindikasikan apakah uang investor akan kembali seandainya perusahaan dijual (likuidasi)
  4. ROE (Return on Equity) : laba bersih per ekuitas. Ekuitas ini adalah modal keseluruhan (perusahaan + dari investor) sehingga dengan adanya ROE ini berarti menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan besarnya laba per modal yang ada
  5. DER (Debt to Equity Ratio) : rasio hutang terhadap modal yang mengindikasikan seberapa banyak hutang perusahaan terhadap aset yang mereka miliki. Semakin tinggi berarti semakin buruk perusahaan karena banyak hutang daripada pemasukan



Berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan tersebut, bisa disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
  1. EPS : 3470 ---> menunjukkan deviden yang dibagikan ke investor
  2. PER : price (82000), EPS (3470) sehingga PER = 82000/3470 = 23.63 ---> menunjukkana harga wajar saham
  3. PBV : price per lembar (82000), book value atau ekuitas bersih per lembar saham (55 trilyun - 25 trilyun = 30 trilyun/2.3 milyar saham = 13043) sehingga PBV = 82000/13043 = 6.29 ---> menunjukkana harga wajar saham
  4. ROE : laba bersih (6.7 trilyun), ekuitas (25 trilyun) sehingga ROE = 6.7 trilyun/25 trilyun = 0.268 ---> menunjukkan tingkat pengembalian
  5. DER : debt (25 trilyun), ekuitas (30 trilyun) sehingga DER = 25 trilyun/30 trilyun = 0.83 ---> menunjukkan hutang perusahaan cukup rendah
Mengapa dalam analisa fundamental harus menggunakan semua parameter tersebut ??
Karena bisa jadi suatu saham misalnya A dan B jauh berbeda menurut parameter PBV dimana saham A sangat tinggi (>5) sedangkan saham B rendah (<1). Kita tidak bisa judge langsung bahwa saham A tidak layak dibeli karena bisa jadi saham A dinilai investor memang memiliki kekuatan brand dan pasar yang sangat bagus dalam jangka panjang misalnya sektor consumer good, perbankan dan infrastruktur. Sedangkan saham B dengan PBV rendah karena memang kondisi keuangan perusahan yang kurang bagus serta produknya di masa depan yang diprediksi lambat berkembang. Berdasarkan hal tersebut maka parameter lain harus diikutkan misalkan ROE dan PER sehingga dengan data tambahan tersebut bisa untuk men-judge mengapa PBV saham bernilai sedemikian.

Analisa fundamental digunakan untuk apa dan siapa ??
Digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi jangka panjang oleh investor sehingga dengan hanya bermodal 5 parameter tersebut seorang sudah bisa menempatkan diri sebagai smart investor yang tidak hanya mengandalkan rekomendasi dari berita dan broker. Dengan begitu, seorang investor bisa tenang berinvestasi untuk tabungan kelak karena memiliki landasan yang kuat.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Strategi Wait and See (Menunggu dan Melihat Pergerakan Harga Saham)

Diposting oleh On Friday, January 11, 2019

Wait and See adalah strategi yang sudah umum dilakukan di dunia pasar modal saham. Strategi tersebut menganjurkan investor untuk menunggu dan melihat perkembangan keuangan tanah air maupun global untuk memutuskan aksi beli dan jual. Strategi ini berhubungan dengan melakukan riset terhadap analisa fundamental dan teknikal perusahaan agar bisa menentukan entry point pada harga saham yang wajar. Hal ini karena jika investor salah masuk di harga yang masih mahal maka akan membutuhkan waktu lama untuk dapat profit atau bahkan harus menerapkan strategi lain seperti average down untuk menurunkan harga akumulasi buy-nya.

BACA JUGA : Strategi Average Down

Sumber Gambar : www.sis.mob.org
Mengapa harus menggunakan strategi wait and see ??
Karena dunia pasar modal saham sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi/keuangan global karena investor berasal dari berbagai negara walaupun terbesar di BEI adalah investor Indonesia. Strategi tersebut digunakan untuk menganalisa apakah bandar saham sedang menggoreng saham atau memang benar-benar investasi karena fundamental perusahaan bagus. Perlu diwaspadai juga, kenaikan harga saham yang drastis bisa disebabkan juga karena ada moment emiten akan melakukan aksi korporasi atau pembagian deviden. Sangat penting bagi seorang investor untuk belajar tentang bandarmology yaitu ilmu yang mempelajari aktifitas yang dilakukan oleh bandar seperti akumulasi dan distribusi. Ketika bandar sedang akumulasi maka harga saham akan terkerek naik sedangkan ketika distribusi berarti bandar sedang menjual ke retail saham dan harga perlahan akan turun.

BACA JUGA : Strategi Cut Loss

Tahun 2019, strategi apa yang cocok digunakan ??
Pesta demokrasi di Indonesia dilakukan Bulan April 2019 dan menurut analisa para ahli siklus 5-10 tahunan akan terus berulang dimana tahun 1998 terjadi krisis moneter dengan jatuhnya rezim orde baru, kemudian tahun 2008 terjadi inflasi yang besar yang menyebabkan emiten banyak yang berguguran, tahun 2010 sektor pertambangan juga mulai goyah dan diprediksi tahun 2019 juga terjadi penurunan nilai IHSG karena terdapat gejolak politik selama masa pesta demokrasi. Dengan berdasarkan analisa tersebut, para ahli menyarankan strategi wait and see untuk berinvestasi dan menunggu keadaan ekonomi-politik sudah membaik.

Sektor apa yang direkomendasikan di tahun 2019 ??
Saran penulis dan juga inline dengan para ahli diluar yaitu sektor konstruksi dan consumer good adalah yang paling bersinar dan tentunya dilakukan ketika pesta demokrasi sudah dilaksanakan dan kondisi negara sudah kondusisif. Sektor konstruksi meliputi JSMR, PTPP, WSKT sedangkan consumer good meliputi UNVR, GOOD, INDF, ICBP. Sektor perbankan merupakan alternatif pilihan juga karena program FINTECH yang terus digencarkan dan program CASHLESS yang hampir wajib di semua lini transaksi. Sektor perbankan yang direkomendasikan adalah BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BBTN.

BACA JUGA : Mengapa Harga Saham Naik-Turun

Strategi wait and see seperti apa nanti yang harus dilakukan ??
Bulan 1-4 tahun 2019, melihat pergerakan nilai IHSG apakah akan terus naik atau cenderung volatile dan sebaiknya membeli saham-saham blue chips karena sewaktu-waktu terjadi kondisi ekonomi yang tidak kondusif maka saham tersebut akan berdampak tidak signifikan terhadap modal yang diinvestasikan. Saham blue chips berarti saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar, diminati banyak investor dan menjadi penggerak harga saham. Sektor yang banyak direkomendasikan oleh para analis diluar ketika ekonomi kurang baik namun masih aman untuk investasi adalah sektor consumer good dan construction.

Strategi apa yang dilakukan penulis memasuki tahun 2019 ??
Saham yang mengendap di tahun 2018 dan bukan blue chips akan terus dilakukan strategi average down sampai akhirnya bisa segera dijual dan wait and see untuk investasi kembali dengan melihat beberapa parameter di analisa fundamental. Sedangkan saham yang sudah masuk blue chips akan terus disimpan karena penulis yakin dengan kondisi keuangan apapun masih akan terus bertahan.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Sektor Saham Apa yang Prospek Investasi Jangka Panjang

Diposting oleh On Wednesday, January 02, 2019

Saham yang diperdagangkan di BEI merupakan kumpulan saham-saham dari berbagai sektor dimulai dari emiten terbesar yaitu perbankan, consumer good, pertambangan, infrastruktur, properti, telekomunikasi, pertanian dan jasa. Saham yang besar dijuluki blue chips dan menjadi penggerak utama IHSG dan di pasar modal sudah dikumpulkan saham-saham yang bagus layak untuk investasi seperti indeks saham LQ45 (saham liquid berjumlah 45 perusahaan). Untuk investor umumnya akan investasi besar pada saham Index LQ45 karena kepastian usaha dan laporan kinerja keuangan yang bagus dari emiten. Indeks tersebut dibuat oleh BEI selaku pengawas pasar modal dan terus melakukan evaluasi terhadap emiten yang masuk indeks. Evaluasi dilakukan terus-menerus dan anggota didalamnya silih berganti jika tidak memenuhi persyaratan.
Sumber Gambar : www.ktabank.com
Sektor saham apa yang sudah menjadi langganan penggerak IHSG ??
Saham di sektor perbankan tetap menjadi penggerak utama IHSG terutama bank yang dijuluki "big caps" meliputi BBCA, BMRI, BBRI, BBNI dan BBTN. Saham yang menjadi penggerak tentunya memiliki kapitalisasi pasar yang sangat besar dan menjadi incaran para investor untuk tanam modal. Sedangkan lapisa berikutnya yang menjadi penggerak adalah sektor pertambangan seperti ITMG, PTBA, ADRO.
Mengapa sektor perbankan menjadi primadona para investor ??
Karena terlepas dari pro-kontra sistem di perbankan, banyak investor yakin sistem perkreditan yang dilakukan perbankan banyak diminati oleh kaum milineal untu mengejar impian mereka seperti beli rumah, mobil, gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari sehingga dengan adanya kredit yang terus berjalan maka laba sektor perbankan diprediksi akan terus tumbuh dari tahun ke tahun.

Sektor apa yang prospek untuk jangka panjang ??
Dengan berlatarbelakang barang yang pasti dibutuhkan oleh manusia dan sangat tergantung oleh barang tersebut maka sektor consumer good pasti memiliki prospek yang menggiurkan dalam jangka panjang. Sektor tersebut bisa dipastikan tidak akan pernah rugi atau tutup perusahaan karena selalu dibutuhkan manusia. Sektor lainnya adalah infrastruktur karena pemerintah lagi gencar-gencarnya pembangunan maka bisa dipastikan jangka panjang akan memberikan imbal yang menggiurkan.

BACA JUGA : Strategi Average Down

Penulis lebih menyukai sektor apa untuk investasi ??
Untuk jangka pendek, sektor yang memiliki kenaikan drastis adalah bidang properti, perfilman dan jasa. Sedangkan jangka panjang, sektor consumer good dan infrastruktur menjadi pilihan penulis. Patokan periode jangka pendek untuk para investor berbeda-beda dan umumnya jangka pandek adalah kurang dari 1 tahun dan sering di-trading-kan sedangkan untuk jangka panjang untuk tabungan masa depan.

Apakah parameter yang harus dilihat untuk investasi ??
Analisa yang harus dilakukan adalah analisa fundamental yang meliputi : Price to Book Value (PBV), Price to Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS). Parameter tersebut bisa didapatkan dengan mengolah laporan keuangan tahunan atau resume yang bisa didownload di aplikasi online umumnya trading online atau yahoo finance.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Review Investasi Saham Tahun 2018

Diposting oleh On Monday, December 31, 2018

Saham-saham yang telah diamati oleh penulis dan telah dilakukan investasi sebagai berikut :
Sumber Gambar : www.stockdansaham.com
  • JSMR : dibeli di kisaran harga Rp4900/lembar dan sepanjang 6 bulan pertama terus merosot sampai Rp3800/lembar, akhirnya tiap bulan penulis harus melakukan strategi average down sampai kisaran di Rp4400/lembar dan di akhir tahun bisa merasakan cuan dikisaran 19%
  • BUMI dan BMRS : saham rilisan bakrie & brother dibeli di harga gopek dan sepanjang tahun mengalami penurunan terus menerus bahkan selama 3 bulan saham tersebut tidak laku di pasaran sehingga penulis masih memiliki saham tersebut kecantol karena harga yang sangat miris. BEI telah memberikan predikat buruk terhadap saham tersebut dan tergolong emiten tidak sehat. Penulis akan menjual secepat mungkin karena kinerja perusahaan yang tidak kunjung membaik
  • CAMP : sektor consumer good es krim yang cukup terkenal menggoda penulis untuk berinvestasi karena prediksi remaja milineal yang doyan es krim dan menjadi hobi dan benar dalam kurun waktu <1 bulan mendapatkan cuan dikisaran 2% dan terus melakukan aksi beli di bulan berikutnya dan terus cuan sampai 5%. Penjulalan berikutnya tersebut penulis harus melakukan strategi average down dan menunggu sekitar 2 bulan
  • GJTL : sektor produk ban terkenal menjadi alasan penulis membeli disertai harga dan fundamental perusahaan yang bagus. Prediksi benar dengan mendapatkan cuan sekitar 3% dengan pengendapan dahulu sekitar 3 bulan
  • INDF : sektor consumer good raja makanan di Indonesia menjadi alasan penulis investasi dan setelah dibeli ternyata harga terus turun dan harus cuan dikisaran 2% dalam waktu 2 bulan pengendapan. Saham tersebut lambat naik padahal sektor consumer good diprediksi akan terus naik oleh sebagian besar investor dan menurut penulis investasi untuk jangka pendek di saham tersebut kurang bagus dan cocok untuk jangka panjang
  • PGAS : sektor gas yang diprediksi penulis bakal bagus di tahun 2018 karena program pemerintah lewat PGN akhirnya berhasil mengantarkan cuan yang terus-menerus sampai sekitar 6 bulanan dengan range 2-5%
  • BBNI, BBTN, BBRI dan BBCA : sektor perbankan terus dibeli oleh penulis dan memang benar sektor ini tidak akan pernah rugi karena market capital besar, penyumbang nilai IHSG utama dan sistem keuangan yang terus digalakkan ke para nasabah seperti kredit, asuransi, pinjaman dll. Penulis mendapatkan cuan yang terus menerus dengan beli saham tersebut mulai dari 5-9%
  • WIIM : prediksi yang salah dari penulis, dimana dari beli di kisaran harga Rp220/lembar dan tergolong rendah sampai sekitar 1 tahun harus turun sampai Rp140/lembar sehingga penulis harus menggunakan strategi average down sampai sekarang
  • KLBF : perusahaan farmasi yang cukup terkenal mendorong penulis melakukan aksi beli dalam lot yang kecil dan memang pergerakan harga cukup stagnan dan akhirnya harus menunggu cukup lama untuk cuan dikisaran 3%
  • TLKM : prediksi penulis untuk raja telekomunikasi tanah air berbuah manis, karena saham ini masuk dalam blue chip dengan pergerakan harga yang bagus, terbukti dalam kurun <1 bulan bisa cuan di kisaran 5-7%
  • APLN : sektor properti yang terkenal di iklan televisi dan termasuk developer papan atas di ibukota mendorong penulis melakukan aksi beli dan ternyata dari bulan ke bulan harga terus turun sehingga strategi average down diterapkan dan bisa lepas di akhir tahun dengan cuan 3%
BACA JUGA : Strategi Buy-Back
  • ANTM : perusahaan tambang BUMN ini ternyata tidak semanis pemberitaan di luar dan prediksi penulis salah total. Membaca dari website terkemuka ternyata penyumbang terbesar perusahaan ini adalah nikel bukan emas dan tahun 2018 harga nikel jatuh sedangkan perusahaan ini hanya mendapatkan uang dari stempel emas yang dijualan di pasaran dan sedikit pemasukan dari tambang emas. Dibeli dikisaran harga Rp880/lembar dan selama 1 tahun terus turun dan memaksa strategi average down sampai dikisaran harga Rp780/lembar. Penulis belum menjual saham tersebut dan dalam waktu dekat pasti akan terjual karena kurang menguntungkan
  • WSKT dan PTPP : sektor konstruksi dan properti BUMN ini cukup menggiurkan untuk di investasikan karena program pemerintah untuk sektor pembangunan terus dijalankan sehingga saham tersebut merasakan dampak. Penulis segera membeli dan ternyata setelah dibeli harga terus turun sehingga memaksa penulis menggunakan strategi average down dan setelah menunggu 8 bulanan bisa cuan dikisaran 17%
  • PTBA : perusahan tambang batubara terbesar BUMN ini memang bagus untuk investasi jangka pendek maupun panjang karena harganya yang terus naik-turun dengan banyak peminat. Penulis tidak menunggu lama untuk cuan dikisaran 10%
  • FILM : sektor perfilman terbesar di Indonesia ini, IPO di tahun 2018 dan dari harga Rp550/lembar dalam sehari bisa Rp1000/lembar. Kenaikan fantastis tersebut akhirnya memaksa BEI untuk ambil tindakan dan membekukan selama 1 bulan untuk meminta keterangan emiten tentang pergerakan harga yang tidak normal tersebut. Setelah menjalani vakum 1 bulan dan dirilis kembali akhirnya saham FILM kembali melejit sampai kisaran Rp1500/lembar. Karena tingginya harga tersebut maka banyak investor melakukan aksi jual untung sehingga harga saham terus turun sampai di kisaran Rp900/lembar dan pada moment tersebut penulis membeli dalam jumlah lot yang besar. Setelah <1 bulan, saham FILM terus naik dan penulis segera menjual dengan cuan di kisaran 15%. Pembelian saham FILM terus dilakukan oleh penulis dan terus mendapat cuan bahkan sampai akhir tahun penulis juga membeli kembali dan cual dikisaran 3% dalam waktu 2 hari
  • ASII : prediksi penulis untuk mendapatkan harga yang naik tinggi ternyata salah dan harga saham cenderung stagnan dengan pergerakan pelan. Penulis cuan rendah dikisaran 3% dalam waktu <1 bulan
  • DIGI : sektor digital dinilai penulis bagus untuk era 2018 keatas karena semua menggunakan media non-cetak. Setelah IPO rilis, penulis segera melakukan aksi beli dan dalam waktu harian dijual dengan cuan dikisaran 7% kemudian penulis di bulan berikutnya membeli dengan harga rendah dan menjual dalam waktu <1 bulan dengan cuan di kisaran 5%
  • ELSA : prediksi penulis yang merupakan anak perusahan PERTAMINA bagus untuk investasi ternyata kurang tepat. Saham yang rendah dan kurang diminati oleh investor menjadi penyebab saham ELSA stagnan dan penulis harus menunggu cukup lama untuk cuan dikisaran 2-3%
  • SKRN : sektor jasa dan persewaan di dunia industri diprediksi penulis menjadi sektor yang cukup bagus karena mendengar program pemerintah tol laut dan sektor kelautan menggunakan peti kemas dan setelah IPO rilis maka dengan cepat penulis membeli dalam lot yang cukup besar dan benar saja harga terus naik sehingga penulis menjual dengan cuan dikisaran 15%. Bulan berikutnya penulis mencoba membeli, namun pembelian terakhir ini harus memaksa pengendapan dan average down sampai akhir tahun 2018 belum cuan
  • GOOD : sektor consumer good dengan olahan makanan paling terkenal di Indonesia menjadi alasan tersendiri penulis melakukan pembelian setelah IPO rilis dan ternyata setelah pembelian harga saham terus turun dan memaksa penulis untuk average down sampai akhir tahun 2018. saham ini menurut penulis cocok untuk investasi jangka panjang, sehingga kemungkinan akan terus disimpan
  • KPAS : sektor kebutuhan sehari-hari kosmetik dan produk yang terkenal membuat penulis tertarik di IPO saham tersebut dan benar dalam waktu <1 bulan bisa cuan dikisaran 9%
  • PWON : sektor properti yang sangat terkenal di Surabaya dengan ikon mall dan perumahan besar menjadi alasan penulis investasi disini. Membeli dalam lot besar dan dari bulan ke bulan harga terus turun sehingga strategi average down harus diterapkan dan akhirnya bisa cuan di kisaran 12%
  • CAKK dan SSMS : sektor yang menurut penulis tidak tahu sama sekali dan hanya mengandalkan rekomendasi dari pialang saham. Harga memang sangat rendah dan pasti berpotensi naik namun ternyata selama hampir 3 bulan tidak ada perubahan harga dan cenderung stagnan yang menandakan saham kurang laku di pasaran. Penulis masih menyimpan saham tersebut sampai akhir tahun 2018
  • HMSP : saham terbesar di BEI yang sampai harus memaksa stock split karena mahalnya yaitu Rp80.000/lembar dan sekarang di kisaran Rp3800/lembar setelah split. Penulis mendengarkan rumor program pemerintah tidak menaikkan pajak sehingga diprediksi saham tersebut melejit. Dalam waktu <1 bulan saham melejit sampai cuan dikisaran 13%
  • GIIA : sektor penerbangan terbesar di Indonesia yang dalam 5 tahun terakhir dilanda saham yang tidak laku (saham gopek) dan ditinggalkan para investor kemudian dengan akuisisi operasional Sriwijaya Air dan pemberitaan juga dalam waktu dekat akan kerja sama dengan Air Asia maka penulis dengan cepat membeli saham dalam lot yang besar dan rentang 2 hari cuan dikisaran 19%

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Strategi Average Down (Menurunkan Portfolio Harga Saham)

Diposting oleh On Wednesday, December 26, 2018

Average Down adalah rata-rata untuk menurunkan akumulasi nilai. Prinsip ini adalah salah satu strategi dalam investasi saham dan banyak investor melakukannya. Penerapannya ada di portfolio investasi saham.
Sumber Gambar : www.mortgageintroducer.com
Contoh penerapan average down seperti apa ??
Menurut pengalaman penulis, pertengahan tahun 2018 membeli saham JSMR per lembarnya harga 4900 sebanyak 20 lot. Dari bulan ke bulan harga terus turun dan penulis membeli lagi 23 lot di harga 4500 sehingga di portfolio akumulasi harga sekarang menjadi 4700 dengan total saham 43 lot. Penurunan harga saham akumulasi di portfolio tersebut yang dinamakan average down.

Untuk apa sebenarnya strategi average down itu ??
Dalam berinvestasi, pasti kebanyakan orang juga akan pernah salah dalam memprediksi dan harus menunggu lama untuk bisa terbebas dari portfolio merah. Untuk mempercepat ke portfolio hijau maka investor memerlukan penurunan akumulasi harga saham yang dikoleksi agar bisa segera dijual dan mendapat profit.

BACA JUGA : Strategi Buy-Back

Apakah strategi average down selalu menjadi jalan pintas keluar dari loss ??
Tentu tidak, average down adalah salah satu strategi untuk cepat keluar dari loss dan cara ini umumnya diterapkan oleh investor jangka panjang dimana dalam persepsinya strategi cut loss masih belum terlalu diperlukan karena sisi fundamental perusahaan yang dinilai baik untuk jangka panjang. Average down akan menjadikan nilai portfolio saham turun sehingga sewaktu saham sudah menunjukkan kenaikan sedikit saja maka saham bisa langsung dijual dan profit.

Apakah resiko dari strategi average down ??
Average down memerlukan uang yang cukup besar untuk menurunkan portfolio saham dan jika masih jauh dari target price saham maka bisa dipastikan uang untuk average down selanjutnya harus lebih besar lagi. Namun strategi tersebut untuk investor tipe trader sedangkan untuk tipe jangka panjang maka bisa dilakukan seperti menabung saham yaitu sedikit demi sedikit namun konsisten atau membeli ketika harga turun.

BACA JUGA : Strategi Cut-Loss

Apakah penulis sudah menerapkan strategi average down ??
Sudah yaitu pada saham PTPP, dimana ketika beli di harga cukup tinggi 1900 sebesar 20 lot. Kemudian harga jatuh di 1700 dan penulis kembali membeli untuk average down sebesar 20 lot. Harga saham terus jatuh dikisaran 1500 dan penulis kembali membeli 15 lot dan akhirnya nilai portfolio saham PTPP menjadi 1640. Setelah menunggu sekitar 4 bulan baru dijual dan profit.

Apakah yang perlu dicermati dari saham portfolio setelah di average down ??
Berdasarkan pengalaman penulis, saham portfolio yang sudah di-average down maka di aplikasi  harga yang tertera adalah sudah update ter-average sehingga ketika investor menjual partition (sebagian) maka harga di portfolio akan tetap di harga update terakhir dan tidak kembali lagi ke harga awal (sebelum average). Penulis pernah terjebak dan akhirnya harus loss dan ini menjadi pelajaran berharga dalam dunia investasi saham. Bagaimana menyikapinya ?? sesudah portfolio ter-average down maka jika saham ingin dijual harus secara keseluruhan lot sehingga untung/rugi adalah akumulasi total.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Cuan di Saham IPO

Diposting oleh On Wednesday, December 19, 2018

IPO (Initial Public Offering) adalah penawaran harga perdana suatu perusahaan go-public. Sebagai seorang investor, kehadiran IPO banyak dinanti karena potensi "cuan" yang menggiurkan. Disini beberapa alasan mengapa saham IPO banyak diburu investor :

  • Harga saham IPO tentunya ditawarkan dalam nominal yang kecil dan seiring berjalannya waktu disertai potensi bisnis perusahaan yang menjanjikan pasti akan naik
  • Saham IPO yang memiliki sisi fundamental perusahaan bagus maka pergerakan harganya akan mengalahkan saham blue chip bahkan prosentase cuan-nya
  • Cuan bisa dilakukan dalam hitungan menit dan bisa mendapatkan return  sampai 100-500%
Sumber Gambar : www.sindonews.com
Apakah penulis sudah pernah cuan di saham IPO ??
Pernah, kala itu saham rilisan PT. MD Pictures Tbk (FILM) yang ditawarkan mulai dari harga Rp550/lembar dalam sehari naik menjadi Rp800-900/lembar. Melihat pergerakan saham yang tidak wajar, saham FILM dibekukan selama kurang lebih 1 bulan oleh BEI untuk dievaluasi dan kemudian dibuka kembali dengan nilai yang merosot fantastis dan saat itu pula penulis mencoba membeli saham dan memang benar dalam hitungan 2 hari saja sudah cuan 15%.
Bagaimana memilih saham IPO ??
Setidaknya, kita tahu bidang usaha yang dilakukan serta produk mereka di pasaran. Analisa fundamental seperti perbandingaan income dengan liabilitas serta kepemilikan aset-nya. Dengan memiliki banyak data tersebut, kita bisa membeli saham IPO dan siap di-tradingkan jangka pendek. Selain itu, investor juga harus rajin mendengarkan berita yang ada tentang ekonomi bisnis, dimana pelaku pasar ini ada di seluruh dunia sehingga kegoncangan ekonomi salah satu negara akan mempengaruhi pasar saham. Mengapa saham juga ikut berpengaruh ?? karena dengan ekonomi yang tidak membaik, investor asing akan segera melakukan aksi jual saham besar-besaran sehingga harga  saham jatuh.

Saham IPO apa saja yang dinilai bagus oleh investor selama akhir tahun 2018 ini ??
Saham MD Pictures (FILM), Garuda Food (GOOD), Cottonindo (KPAS), Super Energy (SURE). Saham-saham tersebut dinilai memiliki pangsa pasar yang bagus dan produk atau jasa yang mudah dilihat di pasaran. Berdasarkan hal tersebut, saham IPO langsung melesat >500% dan BEI mengawasi pergerakan yang tidak logis tersebut. Penulis tersebut juga pernah beli saham IPO tersebut dan cuan dalam waktu <1 minggu.

Hal apakah yang harus diantisipasi setelah pembelian saham IPO ??
Saham IPO rawan aksi beli dan jual besar-besaran dalam waktu yang singkat sehingga rawan naik/turun dalam sekejap. Jika naik terlalu besar maka akan dibekukan oleh BEI seperti kasus saham FILM. Saham IPO belum bisa dianalisa teknikal sehingga pergerakan cenderung tak terarah namun untuk investor jangka panjang, saham IPO bisa menjadi alternatif terbaik untuk investasi karena potensi naik yang pasti jelas dengan syarat sisi fundamental perusahaan bagus.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Peran Perusahaan Go-Public di Pasar Saham

Diposting oleh On Wednesday, December 19, 2018

Perusahaan go-public adalah perusahaan yang mencatatkan diri di BEI sehingga bisa bertransaksi di pasar modal. Pasar tersebut adalah tempat mencari modal perusahaan dengan cara sistem jual-beli lembar saham dalam satuan lot.
Sumber Gambar : www.obrolanbisnis.com
Apakah peran perusahaan go-public di pasar saham ??
Perusahaan berperan memonitoring pergerakan harga saham mereka dan tugas manajemen adalah meningkatkan terus value perusahaan dengan indikator harga saham terus naik. Cara perusahaan menjaga value bisa secara langsung seperti melakukan aksi pembelian dengan nominal besar sehingga banyak investor yang menjual bisa mengambil untung lebih sedangkan cara tidak langsung yaitu dengan menjaga fundamental perusahaan dalam kondisi yang bagus.

Apakah fundamental perusahaan ??
Fundamental adalah hal yang sangat penting dan jika dikaitkan dengan perusahaan itu meliputi keuangan, operasional dan sentimen positif di luar. Keuangan yang sehat mencerminkan perusahaan memiliki sisi fundamental yang bagus dan banyak dilirik oleh investor sebagai tempat investasi. Indikator dilirik investor ditandai dengan harga saham yang naik, volume jual-beli dalam volume besar dan value saham koleksi yang sangat besar.

BACA JUGA : Strategi Buy-Back

Bagaimana cara perusahaan menyelamatkan harga saham yang jatuh ??
Dengan melakukan aksi pembelian yang sangat besar, sehingg harga naik dan investor yang terjebak di harga tinggi akan segera keluar dari zona merah. Sistem penyelamatan itu berarti saham perusahaan dibeli kembali dan tidak dishare di publik. Kemudian, jika suatu saat perusahaan menginginkan modal untuk ekspansi maka saham dijual kembali sehingga perusahaan mendapatkan uang segar dari penjualan tersebut.

Mengapa perusahaan besar banyak yang harga sahamnya level gopek (<Rp500/lembar) ??
Karena didalam memanajemen suatu pasar modal membutuhkan resource yang sangat besar dan perusahaan yang arus kasnya sedang sakit misalnya Garuda Indonesia, Medco, Elnusa, KPC dan ANTAM harga cukup rendah masih terfokus pada pembenahan internal perusahaan dan belum memiliki daya lebih mengurus di pasar modal. Akibat dari hal itu, sentimen negatif terus melanda perusahaan dan semakin jauh dari minat investor.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Strategi Buy Back (Pembelian Kembali Saham)

Diposting oleh On Saturday, December 15, 2018

Buy Back adalah pembelian kembali saham oleh perusahaan sehingga saham yang beredar  di pasaran berkurang. Hal tersebut merupakan salah satu strategi di dunia pasar modal yang umumnya dilakukan oleh perusahaan terhadap saham mereka yang beredar.
Sumber Gambar : www.custombuyback.com
Mengapa perusahaan melakukan buy back ??
Karena saham mereka di pasaran terus mengalami harga yang anjlok dan bisa menurunkan citra perusahaan di mata investor. Buy back dilakukan secara bertahap dengan menganalisa naik-turunnya saham dan menggairahkan/memancing kembali investor agar memburu saham mereka lagi.

Apa keuntungan perusahaan dan investor atas strategi tersebut ??
Bagi perusahaan, buy back bisa menaikkan harga saham kembali, menaikkan earning per share (EPS) yang berarti menaikkkan citra perusahaan sedangkan bagi investor bisa menunjukkan bahwa peran perusahaan dalam memperhatikan saham cukup bagus, dengan EPS naik berarti dividen yang didapatkan investor juga semakin besar. Selain itu, investor yang terjebak dalam pembelian saham di harga tinggi dengan adanya strategi tersebut akan cepat bisa keluar dan cuan secepat mungkin.

BACA JUGA : Strategi Cut-Loss

Bagaimana sistem buy back ??
Sistem yang dilakukan adalah membeli saham yang beredar dalam jumlah banyak sehingga permintaan > penawaran yang berujung pada terkereknya harga. Perusahaan sudah memiliki data berapa nominal investor yang terjebak pada harga tinggi tersebut sehingga dengan strategi itu seperti memberi jalan investor untuk keluar dari lubang dan memaksa mereka segera menjual saham. Saham yang sudah ditarik ini suatu saat akan diedarkan kembali oleh perusahaan ketika membutuhkan dana.

Kapan waktunya perusahaan melakukan buy back ??
Perusahaan sudah memiliki perencanaan kapan mereka akan melakukan buy back atau tidak. Kondisinya adalah tidak selalu ketika harga saham sedang jatuh namun juga dilatarbelakangi oleh sistem keuangan yang masih cukup kuat tanpa dana dari investor luar. Persyaratan dari pemerintah, buy back boleh dilakukan asal tidak mengurangi laba perusahaan tahun berjalan dan boleh dikatakan kalau buy back adalah tabungan suatu perusahaan ketika laba melebihi perencanaan.

Apa yang harus diperhatikan oleh investor terhadap saham yang terindikasi buy back ??
Indikator yang paling terlihat adalah volume permintaan sangat besar dan mengerek harga menuju ke bullish trend. Strategi buy back oleh perusahaan boleh dikatakan menguntungkan dan merugikan bagi investor karena untuk tipe trader biasanya akan mengikuti aksi permintaan tersebut dan segera menjual dalam hitungan menit dan jika terjebak terhadap penarikan kembali permintaan saham oleh perusahaan maka bisa dipastikan trader akan tercantol ke harga saham atas. Hal ini akan berbeda jika berhadapan dengan investor jangka panjang yang akan tetap menanggapi fenomena tersebut sebagai hal yang wajar.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Mengapa Ada Saham Reguler dan Syariah

Diposting oleh On Friday, December 14, 2018

Saham merupakan instrument investasi yang cukup banyak diminati oleh beberapa investor. Hal tersebut berkaitan dengan return yang menggiurkan terlebih bidang usaha tempat investasi bisa dilihat secara fisik. Sebagian masyarakat juga menganggap saham masih bersiafat "abu-abu" yaitu belum jelas halal/haram-nya sehingga lebih baik untuk dihindari. Berdasarkan informasi beberapa ulama terkenal lewat kajian di youtube memaparkan bahwa saham "boleh" dengan syarat dan kondisi tertentu.
Terdapat 2 tipe saham yang diperdagangkan sebagai berikut :
  • Saham reguler : semua saham yang tercatat di BEI
  • Saham syariah : saham-saham yang diperbolehkan berdasarkan evaluasi oleh ulama
Sumber Gambar : www.gomuslim.co.id
Saham seperti apa yang berkategori "syariah" ??
Konsep syariah berkaitan dengan hukum yang diperbolehkan berdasarkan Al-Qur'an & Al-Hadits. Kondisi yang diperbolehkan adalah : bidang usaha jelas dan bisa dilihat nyata, bidang usaha tidak masuk kategori haram dan riba, tidak terdapat unsur gambling/judi/menebak-nebak dan tidak terdapat paksaan dalam bertransaksi jual-beli. Saham syariah kecuali bank, consumer good haram (alkohol, narkoba, rokok), usaha perjudian, usaha yang mengundang untuk tempat perzinaan

Apakah saham sesuatu yang gambling/judi ??
Tidak, karena konsep gambling/judi adalah memilih tanpa ada perhitungan dan mengharapkan return dari keberuntungan nasib. Saham tidak seperti itu, didalam investasi seorang investor harus melakukan kajian fundamental dan teknikal perusahaan serta melihat potensi usaha di masa depan dan setelah data cukup untuk justifikasi maka mereka akan meng-investasi-kan hartanya.
Apakah mendapatkan laba dari saham termasuk riba ??
Tidak, karena riba adalah jika meng-investasi-kan/meng-hutangkan uang dan memperoleh kembalian uang dengan berlebih (konsep uang diperjualbelikan). Beberapa ulama juga menegaskan bahwa saham tidak memperjual-belikan uang namun investasi-nya dibentukkan secara fisik dalam "lembar saham" yang menggambarkan investor memiliki sekian % aset perusahaan tersebut. Jika lembar saham tersebut dijual berarti si investor menjual aset mereka dan mendapatkan resiko (untung/rugi) namun antara kedua belah pihak (penjual-pembeli) saling suka sama suka dan terjadilah deal.

Mengapa dengan brand saham syariah, sebagian masyarakat masih meng-haramkan ??
Karena mahzab yang diikuti oleh seorang muslim bermacam-macam dan belum lagi tafsir-nya. Selama diantara muslim tidak menghujat satu sama lain dan berkeyakinan apa yang diikuti masih dalam mahzab yang dianut oleh Ahlus Sunnah wal Jamaah maka apapun yang dilakukan masih dalam status boleh. Label haram adalah meningkatkan status yang masih "abu-abu" agar tidak terjerumus ke sesuatu yang salah sedangkan para mereka yang meng-halalkan adalah yang me-moderate-kan bahwa saham tidak gambling/judi dengan syarat masih masuk dalam kategori investasi yang diperbolehkan di Islam.

Apakah investasi saham sama dengan foreign exchange (Forex) ??
Tidak, saham adalah investasi ke sebuah perusahaan sedangkan Forex adalah jual-beli mata uang dengan memanfaatkan perbedaan nilai tukar. Pengalaman penulis ketika belum mempelajari sistem keuangan dan investasi adalah saham dan forex merupakan satu-kesatuan sistem trading dimana hanya sesuatu yang gambling, dimanfaatkan oleh broker, pasti rugi dan tentunya hasil yang didapatkan adalah riba. Namun setelah tahu perbedaan keduanya, maka sekarang sedikit sharing pengalaman yang didapatkan selama kuliah manajemen keuangan dan pengalaman ber-investasi.

Jadi apakah yang dimaksud sebagian besar masyarakat bahwa saham haram adalah trading Forex ??
Jawabannya kemungkinan IYA, karena masyarakat yang belum tahu betul tentang sistem keuangan dan investasi akan menganggap saham sama seperti forex. Menurut penulis, forex adalah yang diharamkan di Islam karena murni jual-beli mata uang tanpa ada instrument bidang usaha.

Sesudah tahu perbedaan saham dan forex silakan anda memulai berfikir tentang pentingnya belajar sistem keuangan ??
Menurut uangkapan pengusaha sukses, "kita disekolahkan untuk menjadi orang sukses dengan tolok ukur mandiri secara finansial dan bermanfaat bagi sesama namun selama TK-Kuliah berapa banyak waktu yang telah diajarkan ke kita tentang sistem keuangan ". Pemaparan tersebut menurut penulis benar adanya, karena jika dirunut dari SMP mendapat bekal IPS ekonomi hanya dasar-dasarnya saja dan SMA misalnya di jurusan IPA, maka cukup mendapatkan 1x saja yaitu di kelas 1 untuk pendidikan ekonomi dasar dan kuliah hanya 2 SKS ekonomi teknik. Padahal konsep mandiri finansial yaitu fundamental keuangan harus ditanamkan terlebih dahulu baru dalam bersekolah akan mengetahui potensi-potensi untuk menuju ke tujuan tersebut. Penulis sendiri, pelajaran ekonomi  di masa SMP, SMS dan S1 adalah yang paling dibenci dan selalu mendapatkan nilai terjelek dari mata pelajaran lainnya. Sampai bekerja setelah lulus dari teknik-pun tetap menganggap ekonomi adalah hal yang tidak penting karena hanya sebagai ilmu support saja. Kemudian setelah meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan belajar tentang sistem keuangan kompleks maka terbukalah semua sistem ekonomi dan mulai sadar ternyata apa yang dilakukan sekarang sungguh tidak cukup berguna di masa akan datang dan mencoba belajar memperbaiki pola kehidupan untuk lebih baik lagi. So, Masih bermalas-malaskah anda untuk belajar sistem keuangan ???

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com